⚜️BAB 07⚜️

1K 86 11
                                    

.
.
.
.
.
~HAPPY READING~
~VOTE AND COMEN~
.
.
.
.
.
BxB

Haechan memarkirkan motor nya dalam garasi, maniknya tidak berhenti mencari sebuah mobil yang biasa nya di pakai Mark. Hembusan lega terdengar dari kedua belah bibirnya, itu artinya Mark belum pulang jadi ia bisa langsung masuk ke dalam kamar menikmati mandi dengan air hangat.

Jujur semua badan Haechan terasa sangat pegal, ia seperti ingin cepat cepat bersantai tanpa gangguan dari Mark. Haechan memainkan kunci motor pada jari telunjuk kanannya, memutar dari arah kanan dan kiri. Ia tertawa kecil jika mengingat betapa lucu wajah kesakitan Mark.

Seperti kemenangan sedang berpihak pada Haechan jika Mark dalam kesakitan karna ulahnya, kini Haechan telah sampai di kamar nya. Ia langsung saja menuju kamar mandi mengisi bathtub dengan air hangat, membuka satu persatu pakaian yang membungkus tubuhnya.

Setelah selesai, Haechan merendam seluruh tubuhnya dengan air hangat. Senyuman manisnya tercetak jelas menikmati waktu santai ini, benar benar menyenangkan. Haechan memejamkan matanya.

Sepuluh menit kemudian, Haechan perlahan membuka matanya. Ia terkejut bukan main saat melihat Mark berdiri layaknya hantu di hadapannya. Tatapan datar dari pria itu seakan ingin menguliti Haechan saat ini juga, pria manis itu segera menutupi dadanya dengan kedua tangan.

Mark tertawa kecil, pasalnya sudah dari tadi ia memperhatikan seluruh tubuh basah Haechan. Jauh sebelum pria manis itu terbangun dari tidurnya, Mark akui tubuh Haechan sangat menarik bahkan mampu membangunkan singa yang tertidur.

"Lo liat apaan? Berbalik!" Perintah Haechan namun Mark tidak melakukan hal itu, malahan ia jongkok hingga wajah mereka kini sangat dekat "Terlambat manis, gue udah liat semuanya" Mark mengelus lembut pipi Haechan

Haechan menepis kasar tangan Mark yang berada di pipinya "Jangan sentuh gue sama tangan jijik Lo itu, dan keluar dari kamar gue Mark Jung!" Ucap Haechan menatap tajam Mark yang tersenyum remeh

"Kalau di liat, tubuh Lo lumayan juga. Apalagi bibir Lo ini" Mark mengelus lembut bibir dingin Haechan dengan ibu jarinya "Boleh gue coba?" Tawar Mark tersenyum layaknya om om pedo

Haechan mematung, namun ia tidak akan mau jika bibirnya sampai bersentuhan dengan Mark. Haechan ingin orang yang ia cintai mencium nya pertama kali, tidak dengan orang yang Haechan benci.

Ia memalingkan wajahnya, lalu menepis tangan Mark. Haechan berdiri dari bathtub perlahan mengambil bathrobe agar bisa membungkus tubuhnya dari tatapan aneh Mark.

"Lo pikir, gue mau di cium sama Lo? Ngga lah. Yang ada gue rabies nanti" Ucap Haechan menyenggol bahu kiri Mark agar menyingkir dari hadapannya

Belum sempat menghampiri pintu, kini langkah Haechan terpaksa berhenti karna pergelangan tangan nya di genggam kuat oleh Mark. Kedua bola mata Haechan membulat sempurna saat Mark memojokkan nya pada tembok, lalu mengunci kedua tangannya.

Haechan memberontak menatap tajam Mark di hadapannya yang tersenyum miring.

"Lepasin gue brengsek!" Sinis Haechan namun Mark tidak takut "Lo takut jatuh cinta sama gue?" Tanya Mark dengan nada menantang

Haechan tertawa kecil mendengar nya "Bukannya kebalik ya? Lo lakuin kayak gini sama gue karna Lo udah jatuh cinta?" Kini Mark melepaskan genggaman tangan nya, ia menarik pinggang ramping Haechan agar lebih dekat

Haechan membeku, baru malam ini ia melihat wajah tampan Mark sedekat nadi. Bahkan deru nafas pria itu bisa ia rasakan pada permukaan kulit wajahnya, melihat wajah membeku Haechan membuat Mark tertawa kecil.

Hening, mereka saling tenggelam dengan tatapan mata yang tak ingin terlepas.

"Buatin gue kue" Ucap Mark tiba tiba menjauhkan dirinya dari Haechan "H-hah?" Linglung haechan tiba tiba

"Buatin gue kue, paham!" Jelas Mark berjalan keluar dari kamar mandi menuju kamarnya sendiri

"Kita nikmatin permainan ini" batin Mark tersenyum penuh kemenangan, ia ingin membalas dendam atas tendangan Haechan di arena balap tadi

Sementara Haechan masih diam mematung menatap punggung Mark yang hilang di telan pintu, pria manis itu heran apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa sikap Mark seperti ini, biasanya jangankan mendekat menatap Haechan saja ogah ogahan.

Tak ingin mengambil pusing, Haechan lebih memilih mengganti bathrobe dengan piyama panjang di atas lutut berwarna coklat susu dengan motif beruang.

•••

Mark yang sibuk mengotak atik laptop nya di meja makan sembari menunggu kue yang Haechan buatkan untuk nya pun, menoleh saat ponselnya berdering di atas meja. Setelah melihat nama Jeno di layar segera Mark mengangkatnya.

Mark menoleh dulu ke belakang lalu berjalan ke ruang tamu agar Haechan tidak mendengar perkataan nya nanti, setelah merasa aman Mark pun mulai fokus berbicara dengan Jeno melalui sambungan telfon.

"Hyung, Lo ngga takut kan? Nanti jatuh cinta beneran sama Haechan?" Tanya Jeno di seberang sana

"Ngga lah, mana mungkin bego. Adik gue masih sakit Jen pas dia nendang tadi, jadi harus gue bales"

"Gue tau Hyung, tapi dengan rencana ini apa ngga berbalik nanti? Kayak senjata makan tuan gitu"

"Amit amit gue suka sama sub modelan kayak haechan"

"Nelen ludah sendiri baru tau rasa Lo hyung!"

"Udahlah, Lo nelfon gue cuman nanya kayak gini doang?"

"Iyalah, gue mau kasi peringatan aja. Jangan sampe Lo jatuh cinta beneran nanti"

"Ngga mungkin, gue sibuk dah"

Mark menggeleng pelan, mana mungkin dirinya akan jatuh cinta dengan sub modelan seperti Haechan tidak mungkin. Mark kini berjalan kembali ke meja makan, ia melihat Haechan membawa sepiring kue lalu di letakkan ke atas meja dekat laptopnya.

Senyuman manisnya luntur saat melihat kue yang Haechan buat, jika biasanya kue itu berwarna agak kuning tapi kenapa sekarang berubah warna menjadi hitam. Mark menatap Haechan meminta penjelasan lebih.

"Makan, gue udah buatin kue" Haechan mendorong piring itu agar Mark bisa menjangkaunya "Lo mau gue mati?" Tanya Mark

"Ya" Jawabnya singkat

"Ogah, Lo ganti. Gue ngga mau kue gosong" Tolak Mark mendorong kembali kue itu "Inget Mark, ini jam berapa?" Sinis Haechan duduk pada kursi

"Baru jam satu" Jawab Mark enteng tanpa beban, Haechan menoleh Lesuh "Lo tau, jadi gue mau tidur. Lo kalau ngga mau makan yaudah" Ucap Haechan membuka celemek yang melingkar pada tubuhnya 

Langkah Haechan terpaksa berhenti sebab pergelangan tangannya kembali di genggam oleh Mark.

"LEPAS BANGSAT!!!" Teriak Haechan memberontak agar di lepaskan "Makan kue nya" Titah Mark mendudukkan Haechan pada kursi

"Lo aja gue kenyang" Lawan Haechan menatap tajam Mark "Harus, Lo itu babu gue. Paham!" Mark semakin mengeratkan genggamannya, membuat Haechan meringis kesakitan

"Anjing Lo Mark, lepas bangsat Lo nyakitin gue" Mark tersenyum miring "Makan atau gue lakuin lebih dari ini!" Haechan menghela nafas frustasi

Dengan emosi yang menggebu gebu, Haechan mengambil satu kue lalu di masukkan ke dalam mulutnya. Ia tidak peduli jika kue itu gosong atau tidak, tatapan tajamnya tak redup dari Mark yang tersenyum puas.

"PUAS LO!!!" Mark menutup kedua telinga nya benar-benar teriakan Haechan sangat melengking seperti beomgyu, ia pun melepaskan genggamannya

"Babu gue pinter banget sih" Mark mengacak lembut rambut gondrong brown Haechan "Bacot!" Haechan berjalan menuju kamarnya dengan amarah memuncak dalam dirinya

•••

THEATER  || Markyuck [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang