⚜️BAB 24⚜️

767 76 14
                                    

.
.
.
.
.
~HAPPY READING~
~VOTE AND COMEN~
.
.
.
.
.
BxB

Haechan terlihat kwalahan menangkis serangan dari tiga orang, ia mundur tiga langkah saat Hyunjin memukul kuat perutnya. Haechan terbatuk lalu meringis memegang perutnya yang terasa sakit, seperti semua makanan ingin keluar dari dalam. Bangchan melayangkan tendangan mengenai rahang Haechan.

Pria manis itu langsung tersungkur di atas tanah, kepalanya terasa berdenyut. Lidahnya merasakan anyir dari darah yang keluar dari sudut bibirnya, Haechan meludah lalu menatap tajam ketiga pria yang tengah tersenyum remeh mengarah padanya.

"Segitu doang?" Kekeh Haechan berusaha berdiri "Lo udah bonyok begitu, masih bilang segitu doang" Ucap Seungmin mencengkram kerah baju Haechan menatap remeh wajah yang penuh luka itu, tapi tetap angkuh

"Di mana memorinya" Haechan tertawa kecil "Apa perlu gue bahasa alien, biar Lo ngerti?" Darah Seungmin semakin mendidih, terlihat dari cengkraman nya yang semakin kuat hingga kuku kuku nya memutih

Haechan kembali merasakan pukulan pada pipi kananya, ia lagi lagi tersungkur di atas tanah. Nafasnya tersengal sengal karna semua pukulan mereka benar benar sakit bukan main, Bangchan menginjak tulang kering Haechan begitu kuat.

Hingga Haechan berteriak kesakitan, dengan tenaga yang ia punya. Haechan menendang kuat kaki Bangchan sampai hilang keseimbangan dan jatuh, tulang keringnya benar benar sakit.

"Cukup" Ucap Felix mendekat pada Haechan yang menatapnya tajam "Masih mau ngelawan?" Bukannya takut Haechan malah meludahi wajah Felix

Pria itu mengepalkan kedua tangannya, menatap tajam Haechan yang tertawa kecil.

"Makan tu ludah gue" Ejek Haechan membuat Felix mengeluarkan pisau kecil namun sangat tajam dari balik sakunya, dan sapu tangan untuk menghilangkan ludah Haechan di wajahnya. Haechan tidak takut sama sekali walaupun benda tajam itu mengiris kulit nya nanti

"Lo kayaknya ngga takut mati ya?" Ucap Felix memainkan pisau kecil itu di pipi Haechan "Ngga papa kan cuman mati" Ucap Haechan tersenyum miring

Felix mengangguk mengakui jika pria manis di depannya ini sangat pemberani, lalu menggores kan pisau tajam itu ke lengan Haechan. Menyebabkan darah segar terlihat mengalir.

"Akh" Rintih Haechan memegang lengannya agar darah bisa tersumbat, ia memejamkan matanya sejenak. Rasa perih itu sangat menyiksa

Mereka menertawai Haechan, hingga suara motor membuat fokus mereka teralih. Terlihat motor melaju sangat kencang menghampiri nya, Felix dengan anggota inti Stray bersamaan menjauh.

Motor itu berhenti tepat di samping Haechan, pria itu kemudian turun dari motor nya lalu membuka helm full face. Felix tersenyum manis melihat leader Dream dan leader Candy berada di tempat yang sama.

Mark langsung jongkok menatap setiap luka di tubuh Haechan, wajah cantik dan manis itu kini penuh luka lebam serta goresan.

"Maaf gue dateng terlambat" Ucap Mark membantu Haechan berdiri dari duduknya, ia membantu Haechan untuk duduk di atas jok motor "Sekarang serahin semuanya sama gue" Haechan hanya mengangguk karna tenaga nya benar benar sudah habis

Mark kini menatap tajam Felix dengan anggota nya, ia ingin sekali melenyapkan mereka semua karna sudah berani membuat Haechan terluka. Felix bertepuk tangan, ia tersenyum manis membuat darah Mark semakin mendidih.

"Woah, coba lihat. Leader Dream dan leader Candy saling bantu, apa ada hubungan di antara kalian berdua?" Haechan menatap punggung Mark, ia baru tau fakta ini "Lo diem anjing!" Bentak Mark

"Ternyata Lo selamet Mark, gue pikir udah mati" Gelak tawa terdengar dari Bangchan, Hyunjin dan Seungmin hingga Mark berdecak "Ck, gue ngga bisa mati. Karna belum di jemput Tuhan" Ucap Mark di iringi kekehan

"Oke, gimana kalau malam ini Tuhan jemput Lo?" Tawar Felix mengeluarkan pisau kecilnya lagi, hingga kedua tangan nya penuh dengan pisau. Haechan menatap khawatir Mark yang terlihat tidak takut sedikit pun

"Yaudah, gue ngga takut. Tapi Lo cemen banget deh, masa pake pisau gitu" Remeh Mark "Kenapa, Lo takut?"

"Gue takut? Bukannya Lo ya?"

"Diem Lo!"

Mark menghindar saat Felix terus menyerang nya dengan pisau yang berada di kedua tangan nya, ia menatap Haechan yang terlihat pucat menatapnya. Ekspresi kesakitan itu membuat Mark kini menatap tajam Felix lalu ia memukul perut Felix, tangan nya menahan tangan Felix yang terdapat pisau.

Mark memukul lengan atas Felix begitu kuat hingga pisau di tangan kiri jatuh, segera mark mengambil nya menggoreskan pada pipi Felix. Ia memukul rahang kanan nya sampai pria itu hilang keseimbangan, pisau di tangan kanan terjatuh sendiri.

Mark mengambil pisau satunya lagi, kembali memberikan Felix tendangan di perut. Satu lagi tendangan di pipi, sampai tubuh tinggi Felix jatuh di atas tanah.

Nafas Mark berderu lalu membuang pisau kecil itu di samping Felix yang tengah meringkuk di tanah, ia berjalan menghampiri Haechan yang terlihat pucat di atas motor.

Mark tidak terluka sama sekali berbeda dengan Felix yang babak belur.

"Ayo pulang" Ajak Mark menaiki motor nya, ia melepaskan terlebih dahulu jaket kulit hitam nya. Lalu mengikat dirinya bersama Haechan, jaga jaga saja agar pria manis itu tidak terjatuh

Dalam perjalanan Mark menelfon Guanlin untuk mengambil motor Haechan, ia melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Agar cepat sampai di rumah karna kondisi Haechan sudah sangat lemah, tentang Felix dengan anggotanya Mark tidak peduli.

•••

Mark meletakkan Haechan perlahan di atas kasur, sekarang mereka berada di kamar. Ia menatap wajah cantik itu yang memejamkan mata, mungkin Haechan tidur atau pingsan. Mark tidak tau pasti, Haechan perlahan membuka matanya, hal pertama yang ia lihat adalah senyuman manis Mark mengarah padanya. Haechan mencoba untuk bangkit tapi Mark menahannya.

"Lo jangan banyak gerak dulu" Ucap Mark membantu Haechan membuka sepatu nya "Gue panggil Mae ke sini ya?" Haechan segera menggeleng

"Kalau bubu gimana?" Tanya Mark pelan pelan "Ngga usah Mark" Ucap Haechan

Mark yang melihat Haechan kesusahan untuk duduk pun ikut membantu, hingga pria manis itu bisa duduk dengan sempurna. Ia perlahan membuka bajunya tapi tatapannya mengarah pada Mark.

"Berbalik!" Perintah nya membuat Mark segera berbalik menghadap tembok sementara Haechan membuka bajunya "Lo ngga butuh bantuan gue? Buat ngelepasin baju gitu?" Tawar Mark

"Ngga!" Ucap Haechan tapi kesusahan membuka bajunya karna lengannya kembali nyeri "Yaudah gue ambilin baju dulu" Kini Mark berjalan masuk ke walk in closet

Haechan kesal sendiri dari tadi berusaha membuka bajunya namun tidak bisa, Mark keluar dari walk in closet tapi Haechan masih menggunakan baju yang sama. Ia tersenyum kecil duduk di hadapan Haechan, pria manis itu mengerutkan keningnya bingung.

"Kenapa Lo?" Tanya Haechan "Lo diem, gue bantuin!" Tegas Mark perlahan membantu Haechan membuka bajunya

Hingga Haechan bertelanjang dada, Mark meneguk ludahnya sendiri sungguh imam nya goyah saat ini menatap tubuh polos Haechan. Segera pria manis itu mengambil baju yang ada di pangkuan Mark, lalu memakai nya dengan pelan.

"Gue ambil kotak P3K dulu" Mark berdiri dari duduknya mengambil kota P3K agar bisa mengobati luka Haechan

Tak ada percakapan di antara keduanya, Mark sibuk mengobati semua luka Haechan. Sementara Haechan kadang meringis jika obat tersebut terkena lukanya, Mark segera meniup nya agar perih nya perlahan menghilang. Hubungan mereka mungkin akan segera membaik setelah ini.

•••

THEATER  || Markyuck [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang