⚜️BAB 17⚜️

800 78 7
                                    

.
.
.
.
.
~HAPPY READING~
~VOTE AND COMEN~
.
.
.
.
.
BxB

Mark menoleh saat mendengar pintu terbuka, terlihat Haechan berjalan ke arah nya membawa nampan berisi bubur dan sup ayam. Ia perlahan bangkit untuk duduk walaupun agak susah tapi Mark berhasil, sapu tangan yang ada di dahinya terjatuh membuat Haechan meletakkan terlebih dahulu nampan itu lalu mengambil sapu tangan.

Tangan kiri Haechan menyentuh dahi Mark, suhu badannya pun sedikit demi sedikit turun. Tak ada percakapan di antara keduanya, namun Mark terus saja menatap Haechan di hadapannya.

Wangi dari bubur dan sup ayam itu sangat enak, Mark yakin pasti bukan Haechan yang membuat nya. Karna kemarin malam saja bubur buatan Haechan berbau tidak agak lain.

"Ini bubu yang bikin" Ucap Haechan saat Mark ragu membuka mulutnya "Trus bubu mana?" Tanya Mark memakan bubur suapan Haechan

"Pergi ke perusahaan daddy" Mark hanya mengangguk melanjutkan membuka mulut nya saat Haechan menyuapi nya

"Lo udah makan?" Haechan lantas berhenti, ia menatap Mark. Pertanyaan ini agak aneh jika Mark menanyakannya "B-belum, kenapa emang?" Mark menghela nafas sejenak, ia mengambil alih mangkuk bubur dari tangan Haechan

Mark melirik satu mangkuk bubur di atas nampan, kemudian mengambil nya memberikan pada Haechan.

"Nih Lo makan dulu, biar babu gue ngga sakit juga" Haechan memutar bola matanya malas "Asal Lo tau markidi, hari ini terakhir gue jadi babu Lo" Mark tertawa kecil melihat wajah kesal Haechan

"Gue tau kali, tapi tetep aja gue masih bisa nyuruh nyuruh Lo kan poci?" Ucap Mark dengan nada mengejek "Enak aja Lo pe'a, ya kagak lah. Nama gue Haechan bukan poci" Ketus Haechan fokus memakan bubur nya

"Terserah gue dong, mulut mulut gue" Sewot Mark, Haechan memicingkan matanya "Bacot Lo!" Umpat nya

Setelah mereka berdua sarapan, Haechan berjalan keluar meninggalkan Mark di dalam kamar nya. Ia membawa nampan dan mangkuk kosong itu ke wastafel untuk maid cuci, karna Haechan tidak akan sudi melakukan pekerjaan rumah tangga. Kecuali di paksa.

Pernikahan yang tidak di dasari cinta itu melelahkan, dan Haechan muak setiap harinya.

Helaan nafas berat terdengar dari kedua belah bibir Haechan, ia merebahkan tubuhnya pada sofa di ruang tamu. Haechan menoleh kebelakang saat mendengar langkah kaki, ternyata itu Jeno adik dari Mark.

Datang ke mansion, Jeno memasukkan kedua tangan nya ke dalam saku menatap malas Haechan yang tak menyambutnya. Haechan yang merasa di perhatikan pun menoleh ke belakang sembari menaikkan kedua alisnya seolah bertanya.

"Gimana keadaan Mark Hyung?" Tanya Jeno duduk di hadapan Haechan "sekarat" Jawab Haechan seadanya

"Chan?"

"Apa? Tentu baik baik aja"

Haechan memperbaiki posisi duduk nya, baru kali ini ia dan Jeno berhadapan begini dan juga saling membuka topik.

"Kalian mau cerai kan?" Haechan tertawa kecil "Bukan urusan Lo" Jeno mengangguk paham

"Lo ngga ada niatan akur gitu? Atau pertahanin hubungan kalian?"

"Emang gue sama Mark punya hubungan apaan? Dari awal gue sama Mark ngga setuju sama pernikahan ini, trus hubungan apa yang harus di pertahanin?"

Jeno diam sejenak, menatap manik sendu Haechan. "Gimana kalau bubu sama uncle Ten nentang kalian buat cerai?"

THEATER  || Markyuck [ON GOING]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant