⚜️BAB 08⚜️

1K 85 10
                                    

.
.
.
.
.
~HAPPY READING~
~VOTE AND COMEN~
.
.
.
.
.
BxB

Haechan terbangun gelagapan saat merasa guyuran air dingin menimpanya, melihat ke sisi kiri terlihat Mark dengan ember biru di tangan kanannya. Senyuman puas itu sangat menyebalkan bagi Haechan, emosinya sudah mendidih ingin sekali memukul Mark sampai babak belur atau sampai meninggal di tempat.

Tatapan tajamnya tak redup, tapi Mark hanya tersenyum tanpa dosa. Seluruh baju Haechan basah begitu juga tempat tidur, kini Mark menyimpan ember biru itu di samping kakinya lalu menatap Haechan datar.

"LO APA APAAN SIH?!!" Teriak Haechan bangkit lalu berdiri di samping Mark "Siapin gue sarapan" Ucap Mark enteng

"Lo kan bisa bangunin gue baik baik" Mark tertawa kecil "Lo itu babu, ngga usah di baikin" Haechan menghela nafas kasar sembari berkacak pinggang

"Babu pun ngga di perlakukan kayak gini kali"

"Terserah gue dong, sekarang buatin gue sarapan" Final mark berjalan keluar kamar Haechan

"ARGH SIAL!!!" Teriak Haechan di dalam kamar, sembari mengacak kasar rambutnya hingga tak terbentuk. Nafasnya berderu saking kesalnya

"Awas aja Lo ya? Gue bales nanti lebih parah" Gumam Haechan berjalan masuk ke dalam kamar mandi

Setelah dengan ritual mandinya, Haechan kini mulai berjalan masuk ke dalam dapur. Membuka kulkas melihat banyak sekali bahan mungkin ketua maid baru saja selesai berbelanja bulanan, ia menatap bahan bahan tersebut dengan wajah malas.

"Gue harus apain semua bahan ini?" Gumam Haechan mengigit jari telunjuknya

Haechan itu tidak tau caranya memasak jadi ia bingung harus di apakan semua bahan yang ada di dalam kulkas ini, wajar saja Haechan tidak tau memasak karna selama ini ia terus di manjakan oleh Ten.

Haechan kembali menutup pintu kulkas, lalu duduk santai sembari mengeluarkan ponselnya.

"Kenapa juga, markidi nyuruh maid pergi kan gue ngga tau masak" Celetuk Haechan memainkan ponselnya "O, atau gue pesen aja ya?" Senyuman manisnya tercetak jelas, lalu buru buru membuka salah satu aplikasi untuk memesan sarapan pagi mereka berdua

Haechan sangat senang memesan semua menu yang menggugah selera, sampai ia tidak sadar memesan lebih tiga puluh makanan. Setelah selesai ia keluar dari dapur menuju ruang keluarga untuk menonton tv agar tidak bosan menunggu.

Sementara Mark diam mematung menatap Haechan berjalan keluar dapur tanpa menoleh padanya yang duduk di meja makan, tidak ada juga sarapan pagi pada kedua tangan Haechan. Mark pun mengikuti langkah Haechan menuju ruang keluarga.

"Minggir Lo!" Sinis Haechan menatap Mark tajam, pasalnya pria itu berdiri bersidekap dada di hadapan tv. Menghalangi penglihatan Haechan "Ogah, sarapan gue mana?" Minta Mark

"Tunggu bentar lagi, ngga sabaran amat" Dengus Haechan meletakkan kembali remot tv di atas meja, lalu menyilangkan kakinya "Maksud Lo?" Kedua kening Mark berkerut bingung

"Gue pesen makan lah, siapa suruh semua maid pergi" Jelas Haechan, Mark menghela nafas sejenak "Lo ngga tau masak?" Tanya nya sedikit syok

"Tau, cuman masak air doang. Ngga lebih" Jawab Haechan santai sembari bersidekap dada "kenapa juga bubu mau punya mantu goblok kayak Lo, udah ngga tau masak nyusahin lagi" Cerca Mark, Haechan mengepalkan tangan nya lalu berjalan menghampiri Mark

"Gue juga ngga sudi punya suami kere kayak Lo" Jari telunjuk Haechan tepat di wajah tampan Mark "Penghinaan Lo njing, gue udah kasih lima M tiap bulan. Masih di bilang kere, gue ngga kasih apa apa baru tau rasa Lo" Mark menepis kasar jari telunjuk Haechan dari wajahnya

"Lo ngga ngasih apa apa, gue aduin ke bubu. Biar semua aset Lo ke sita" Haechan tersenyum miring seolah menantang Mark "Lo ngadu sama bubu, gue pastiin Lo ngga bisa jalan seminggu" Bisik Mark secara sensual pada telinga Haechan, membuat pria manis itu merinding sekujur tubuh

"Takut Lo?" Mark tertawa kecil, melihat raut membeku Haechan "S-siapa juga yang takut, gue ngga takut" Tantang Haechan walaupun masih tergagap

"Seorang Haechan takut?" Ejek Mark mengeluarkan lidahnya "Gue ngga takut" Elak Haechan menatap kesembarang arah

"Takut, takut. Haechan takut" Habis sudah kesabaran Haechan, ia menatap tajam Mark yang tertawa "DIEM LO BABI!!!" Mark menutup telinga lalu pergi dari sana meninggalkan Haechan yang membara karna amarah

"Dasar, Lo suami ngga berguna" Oceh Haechan, hingga tepukan pada bahunya. Membuat ia berbalik segera

Ternyata itu ada salah satu bodyguard yang menjaga di depan pagar, terlihat di tangan nya ada beberapa makanan yang Haechan pesan tadi.

"Cuman ini?" Tanya Haechan menerima nya dari bodyguard "Di luar masih ada, beberapa bodyguard akan membawanya masuk" Jelasnya

"Oke, nanti kalian terus aja bawa ke meja makan ya?" Bodyguard hanya mengangguk paham

Haechan kini menatap malas Mark yang sibuk dengan tab di tangan nya, ia meletakkan semua makanan yang di pesan tadi. Begitupun beberapa bodyguard membantu menyusun nya agar rapi, setelah selesai para bodyguard menunduk kemudian pergi dari sana.

Mark menjatuhkan rahangnya melihat semua makanan yang Haechan pesan, ia mengira Haechan hanya memesan dua sampai lima tapi ini lebih dari tiga puluh makanan tertata rapi di atas meja.

Menoleh pada Haechan yang tersenyum manis tapi terlihat menyebalkan di mata Mark, ia memijit pangkal hidung nya lalu mengambil semangkuk bubur agar bisa mengganjal perutnya yang lapar. Bertengkar dengan Haechan juga memerlukan tenaga lebih.

Dan Haechan sangat senang melihat semua makanan tersebut, ia mulai mengambil satu persatu tanpa memikirkan beban apapun. Tatapan Mark terlihat jijik tapi apa peduli Haechan, yang terpenting perut nya kenyang.

Setelah sarapan, kini Mark ingin berangkat ke kantor tapi tasnya tersimpan di kamar. Ia pun kembali menghampiri Haechan yang duduk manis di ruang keluarga sembari menonton tv.

"Babu, ambilin tas gue di kamar" Haechan menoleh horor "Oke" Dengan langkah malas, Haechan pergi mengambil tas Mark yang berada di atas kamar

"Tumben ngga absen nama binatang lagi" Gumam Mark duduk di sofa menunggu Haechan

Tak lama menunggu Haechan datang membawa tas yang di perintahkan Mark.

"Nih anjing!" Haechan melemparkan tas itu pada dada Mark "Santai" Kemudian Mark pergi menuju pintu depan mansion

Haechan bernafas lega karna Mark sudah berangkat ke kantor, ia bisa bersantai santai di mansion tanpa bertengkar dengan siapapun lagi.

"HAECHAN!!!" Teriak Mark dari pintu depan, lantas Haechan terperanjat kaget segera menghampiri Mark

"Apa?" Jawab Haechan Lesuh "Pasangin sepatu gue" Ucap Mark menunjuk sepatunya, Haechan mengatur nafasnya yang memburu karna kesal

"LO BISA SENDIRI SETAN, KENAPA HARUS GUE?!!" Teriak Haechan dengan nafas memburu "Kan Lo babu gue, cepetan" Perintah Mark menaik turun kan alisnya

"Sabar Chan sabar" batin Haechan mulai memasang kan sepatu Mark

"Ngga lama gue lempar nih sepatu ke muka Lo" Mark terkekeh "Coba aja, gue bakal bales lebih parah nanti" Haechan kini menghilangkan debu halus pada kedua telapak tangan nya

"Lo parah, gue bisa bales lebih tragis" Tutur Haechan kemudian masuk ke dalam mansion dengan rasa kesal memuncak

•••

THEATER  || Markyuck [ON GOING]Where stories live. Discover now