⚜️BAB 16⚜️

824 80 10
                                    

.
.
.
.
.
~HAPPY READING~
~VOTE AND COMEN~
.
.
.
.
.
BxB

Mark menoleh menatap Haechan berjalan menghampiri nya, dengan semangkuk bubur di tangan pria manis itu. Ia terus menatap Haechan sampai duduk di sampingnya, Haechan menaikkan kedua alisnya. Ia seolah bertanya kepada Mark kenapa terus menatap nya, Mark menggeleng pelan membuat Haechan mengangguk.

"Nih, gue udah buatin Lo bubur" Ucap Haechan menyerahkan bubur itu "Suapin gue" Ucap Mark

Haechan menghela nafas sejenak, ia tidak ingin berdebat jadi menurut saja untuk menyuapi Mark.

"Buka mulut markidi" Mark memutar bola matanya malas "Bisa ngga sih Lo manggil gue Mark, ngga usah ada embel embel nya" Haechan tertawa kecil

"Ngga bisa, udah sekarang makan aja tangan gue pegel nih" Mark membuka mulutnya saat Haechan mulai mendekat kan sendok berisi bubur

Kening Mark berkerut membuat Haechan menatap nya seolah minta Jawaban, ekspresi pria itu terlihat seperti bubur nya tidak enak.

"Lo yang bikin ini?" Haechan segera mengangguk lucu, Mark ingin membuang bubur dari dalam mulutnya tapi entahlah ia tetap menelannya "Gimana rasanya?" Mark menatap Haechan

"Selama gue hidup, baru kali ini makan bubur asin banget" Raut wajah Haechan langsung masam, ia pasti menuangkan banyak garam tadi "Yaudah ngga usah Lo makan, seharusnya tadi Lo buang aja ngga usah Lo telen" Mark tertawa kecil melihat raut pundung Haechan

"Gue buang aja" Mark menahan pergelangan tangan Haechan, agar pria manis itu tidak membuang buburnya "Ngga usah Lo buang, suapin gue lagi" Haechan segera menggeleng

"Tapi ini asin, Lo yakin mau makan?" Mark mengangguk "Gue cuman hargain usaha Lo bikin bubur asin, lagi pula gue laper banget" Haechan tampak berpikir sejenak kemudian kembali menyuapi Mark

Sampai bubur di dalam mangkuk tersebut habis, Haechan berdiri dari duduknya mengambil air minum agar tenggorokan Mark tidak kering. Dengan senang hati Mark menerima segelas air dari Haechan, mereka berdua terlihat akrab malam ini.

"Sekarang Lo minum obat" Ucap Haechan duduk mengambil obat "Gue ngga mau minum obat" Tolak Mark menatap Haechan

"Trus Lo mau apa? Gue rawat sampe sembuh gitu? Ogah banget kayak ngga ada pekerjaan lain aja" Mark berdecak malas, ia merampas obat dari tangan Haechan "Yang babu di sini siapa?" Haechan menghela nafas sejenak

"Gue" Mark mengangguk "Itu Lo tau, gue kayak gini juga gara gara Lo tau ngga!" Tuduh mark, Haechan memicingkan matanya tajam

"Lah kenapa gue? Emang dasarnya tubuh Lo itu lemah makanya sakit" Mark tak lagi menjawab karna meminum pil obatnya terlebih dahulu "Udah, Lo pijitin gue sekarang" Haechan menggeleng

"Cepetan babu" Haechan menatap sinis Mark lalu berpindah duduk di samping kedua kaki pria itu, ia perlahan memijit nya

Mark tersenyum manis, ia merebahkan tubuhnya agar besoknya lebih segar. Sementara Haechan ingin sekali mencekik Mark saat ini, wajah tampan pria itu entah kenapa sangat menyebalkan. Mereka hanya beberapa menit akrab setelah itu kembali bertengkar lagi.

Haechan memijit Mark sampai jam dua dini hari, kedua matanya sudah tidak tahan lagi untuk tetap terjaga. Tanpa sadar Haechan tertidur di bawah kaki Mark, pria itu lantas terbangun melihat Haechan tidur di bawah kakinya.

Entah angin dari mana, Mark pelan pelan memindahkan tubuh Haechan untuk berbaring di sampingnya. Untung saja pria manis itu tidak terbangun karna akan sangat repot jika membuka matanya, Haechan nanti berpikir Mark akan me ani ani nya.

Mark menatap wajah tenang Haechan saat tertidur. "Kalau di liat liat, babu ini imut juga" Gumam Mark menarik selimut sampai dagu Haechan, tatapan nya terkunci pada bibir pria manis itu. Ia masih ingat saat mencium nya

Mark kembali pada posisi semula, ia menyimpan bantal guling sebagai pembatas antara Haechan dan dirinya. Kemudian menyusul ke alam mimpi.

•••

Haechan perlahan membuka matanya, ia menghela nafas sejenak karna tau ini bukan kamarnya melainkan kamar Mark. Haechan menoleh ke samping terlihat Mark masih tertidur nyenyak tidak terganggu sedikit pun, tangan nya bergerak menyentuh dahi Mark.

Dan ternyata masih terasa panas, Haechan perlahan bangun lalu meregangkan otot-otot tubuhnya terlebih dahulu. Melangkah masuk ke dalam kamar mandi mengambil baskom kecil dan sapu tangan, Haechan berniat mengompres Mark agar suhu tubuhnya perlahan menurun.

Pelan pelan Haechan meletakkan sapu tangan yang sudah ia peras ke dahi Mark, mungkin sepuluh kali melakukan hal yang sama. Mark merasakan dingin pada dahinya ia pun membuka matanya menoleh menatap Haechan yang juga menatapnya.

Mereka saling tenggelam pada tatapan satu sama lain, hingga Haechan berdehem membuat Mark menatap ke arah langit langit. Kenapa situasi di antara mereka sangat canggung sekarang, mungkin karna baru kali ini tidak adu mulut jadi suasana pun terasa baru.

"G-gue bikin bubur dulu" Ucap Haechan berdiri dari duduknya "Maid aja yang bikin ngga usah Lo" Ucap Mark membuat Haechan kembali menatap nya

"Okedeh, nanti asin lagi kan?" Haechan tertawa garing hingga Mark juga ikut tertawa "Iya bener" Ucap Mark
"Lo istirahat aja, gue mau kebawah dulu" Mark mengangguk, lalu Haechan berjalan keluar secara tergesa gesa

Haechan berhenti di ambang pintu masuk ke dalam dapur, terlihat Taeyong sedang memasak di bantu oleh beberapa maid.

"Bubu kapan Dateng?" Taeyong menoleh dengan senyuman manisnya "Mungkin sepuluh menit yang lalu" Haechan mengangguk sembari berjalan mengambil air minum

"Gimana keadaan Mark?" Haechan yang sibuk meminum airnya pun menatap Taeyong, lalu meletakkan gelasnya di atas meja "Udah agak mendingan Bu" Taeyong pun tidak bertanya lagi, ia fokus memasak sup ayam dan bubur

Setelah beberapa menit, masakan Taeyong pun jadi. Haechan membantu mengambil mangkuk agar Taeyong tidak kesusahan menyuruh maid nanti, Taeyong tersenyum manis menerima mangkuk dari Haechan.

"Terimakasih sayang" Haechan mengangguk dengan senyuman manisnya "Kok banyak banget Bu?" Taeyong mencubit pelan pipi Haechan gemas

"Sekalian kalian sarapan berdua, nah kamu bawa sana bubu mau ke kantor daddy kamu dulu" Ucap Taeyong menutup panci bubur dan sop ayam itu

"Kirain tadi bubu mau lama lama di sini" Taeyong melepas celemek nya, lalu menatap Haechan lembut "Bubu ke sini cuman mau masak, karna kata mae kamu. Kamu belum bisa masak kan?" Haechan tertawa garing sembari menatap ke sembarang arah

Taeyong tertawa kecil. "Udah ngga papa, nanti juga bisa kok" Haechan hanya mengangguk karna ia merasa sedikit malu saat ini

"Yaudah bubu pergi dulu ya?" Ucap Taeyong mengusap lembut rambut gondrong Haechan "Hati hati, bu" Ucap Haechan, Taeyong hanya mengangguk kemudian berjalan keluar dapur

Sementara Haechan menghela nafas sejenak menatap bubur dan sup ayam itu, ia kemudian berjalan keluar dapur menghampiri Mark berada.

•••

THEATER  || Markyuck [ON GOING]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz