Duduk menyilangkan kaki, gadis cantik itu mengamati empat cowok yang sedang lahap makan di hadapannya. Leona menghela napas dengan ekspresi bosan.
"Kak, ini mau ditanda tanganin kapan? 5 menit lagi gue udah harus balik ke lapangan."
Tak henti-hentinya Leona melirik jam tangan di pergelangan. Hari ini ia harus rela tidak mengganjal perut karena uang jajannya sudah ludes untuk mentraktir kakak kelasnya yang super somplak itu.
"Buru-buru amat, santai aja kali. Ketua Osis lo itu temen gue."
"Tapi gue males lama-lama di sini."
"Eh cantik," panggil Kenzy.
Mengerjapkan mata, Leona agak bingung siapa yang dipanggil Kenzy dengan sebutan itu. Tapi mata Kenzy tertuju kepadanya.
"Gue?"
"Kendal Jenner."
Leona diam saja.
"Gue tau muka kalian sama cantiknya. Tapi yakali gue beneran manggil Kendal Jenner? Dikira si Kendal anak Citayem bisa ada di sini?"
Seisi meja tertawa. Pipi Leona merah padam, tersipu malu sudah dibilang cantik oleh Kenzy. Belum tau aja kalo si Kenzy itu playboy cap biawak.
"Lo liat cewek-cewek di sekitar kita," lanjut Kenzy.
Leona menurut dan mengedarkan pandangan, tampak hampir semua gadis mencuri-curi pandang ke arahnya sambil berbisik-bisik.
"Mereka gibahin gue, ya?"
"Gimana gak digibahin? Sekarang aja lo lagi duduk satu meja sama inti Renzio. Geng cowok paling tampan di seantero sekolah," jelas Kenzy percaya diri.
Leona menatap satu persatu cowok-cowok di hadapannya, lalu menggeleng dengan alis menaut.
"Biasa aja."
Askar melebarkan mata, menghentikan aktivitas makannya. Dia raih dagu Kenzy, lalu mengelus rahang cowok itu.
"You tau? Untuk terciptanya face se-handsome ini, Tuhan harus mencampurkan rosebrand."
"Tepung?" tanya Ghava mewakili isi pikiran yang lain.
"Bunga mawar, anjir!" Askar ngegas.
"Rose aja, bego, gausah ditambahin brand segala!" Femas balas nyolot.
"Udah salah ngegas lo!" Ghava menjitak kepala Askar sampai meringis menahan sakit.
Seketika Leona tertawa nyaring sampai sakit perut menyaksikan pertengkaran lucu dari kakak-kakak kelasnya itu.
"Ya maap," ucap Askar mencebikkan bibir.
"Kenapa mawar?" tanya Leona masih sambil tertawa kecil.
"Cakep, tapi berduri. Suka nyakitin cewek-cewek nih anak."
"Lidah lo dijaga, Kar!" Kenzy tak terima.
"FAKTA!" Ghava, Femas, serta Askar kompak berteriak di telinga Kenzy.
"Kagak gue gak nyakitin!"
"Semua cewek lo gombalin, nyaman dikit lo pacarin. Sekarang ada berapa pacar lo?" tanya Ghava.
"Cuma lima, hehe...." Kenzy cengengesan.
Triiingg...
Alarm berbunyi, disusul oleh suara toa yang menyuruh para peserta MPLS untuk segera kembali ke lapangan.
Gadis itu berdiri tergesa, menggenggam tangan Ghava, ia cabut garpu yang dipegang cowok itu dan diganti dengan pulpen.
"Tanda tangan sekarang, lo jangan ngibulin gue ya, Kak. Gue udah traktir lo sebanyak ini!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGHAVA
Teen FictionTak pernah terlintas di pikiran Leona Marseille, bahwa dia akan berurusan dengan sosok pemimpin geng motor paling ditakuti di kotanya, yang tak lain adalah kakak kelasnya sendiri. "Maaf, Kak...." "Gue gapernah mau nerima kata maaf dari siapa pun. Ja...