Semua anggota Renzio sudah menunggu kedatangan Ghava di markas. Tidak seperti biasanya cowok itu terlambat, biasanya dia akan datang lebih awal dari waktu yang sudah ditetapkan. Ghava telah melewatkan 30 menit dari waktu pertemuan mereka.
Tidak lama kemudian deruman motor sport memasuki markas.
"Nah itu anaknya!" seru Fikram.
Ghava mengayunkan tangan memberi isyarat, lalu semua anak mengerti dan langsung memakai helm, naik ke atas motor masing-masing. Beberapa ada yang berboncengan.
Kenzy memimpin rombongan, sedangkan Ghava dan inti lainnya berada di posisi paling belakang. Puluhan motor itu melaju dengan ugal-ugalan.
Di markas Geng Georda, tidak ada yang menyadari jika sebentar lagi markas mereka akan mendapat serangan tiba-tiba dari rivalnya.
Jefan, salah satu inti Georda yang sedang asik bertelefonan dengan sang pacar di parkiran, menghentikan aktivitasnya. Dia pasang pendengarannya dengan seksama, samar-samar terdengar berisik ramainya suara motor.
Cowok itu mengakhiri panggilan, melangkah maju menuju pagar. Saat melihat di ujung jalan, benar saja dugaannya, serombongan Geng Motor berjalan mendekat.
Segera Jefan lari kembali masuk ke dalam markas.
"THAN! ETHAN! ANAK RENZIO! GUE YAKIN MEREKA ANAK RENZIO!" hebohnya kepada sang pemimpin.
Ethan berdiri dari duduknya, mendekati Jefan dengan ekspresi bingung.
"Ngomong yang jelas, bangsat!" Ethan menampar pipi Jefan.
"Kayaknya anak Renzio mau nyerang kita, gara-gara tadi siang kita keroyok anggotanya!"
Ethan malah tertawa remeh. "Mana mungkin nyali anak Renzio segede itu?! Selama ini berani apa mereka setelah satu-persatu anggotanya kita hajar?"
Taarrrr...
Suara jendela kaca yang pecah karena dilempar batu besar, mampu mengagetkan seluruh anak Georda yang ada di dalam markas. Tawa Ethan memudar.
"KELUAR LO, ANJING!" suara Ghava terdengar nyaring.
Terlihat api menyala-nyala di halaman sana, anak Renzio telah membakar lima motor sport sekaligus milik anggota Georda.
"KELUAR ATAU GUE BAKAR JUGA MARKAS KALIAN?!" sambung Kenzy berapi-api.
Mengambil tindakan cepat, anak Georda meraih alat tempur mereka. Dari gir, tongkat besi, dan alat-alat lain yang mereka buat sendiri.
Peraturan dalam Geng Motor tidak boleh memakai senjata tajam berupa pisau, golok, celurit, belati, senjata api dan sebagainya. Mereka hanya akan menggunakan benda tumpul atau alat tajam lain hasil buatan sendiri yang sudah dimodifikasi sedemikian rupa.
"SERAAANGG...!!!" teriak Ethan, lantas semua anggota Georda keluar dari markas mereka.
Pertempuran sengit saling serang terjadi antara Geng Renzio dan Georda, dua Geng yang memiliki kekuatan imbang. Geng yang ditakuti oleh Geng-Geng lain di Jakarta.
Ethan menghantamkan tongkat besinya kepada Ghava, namun dengan cepat Ghava berhasil mengelak dan meraih tongkat itu dari tangan Ethan.
Dia lemparkan tongkat besi itu sampai mengenai lutut Ethan, saking kuatnya sampai-sampai tongkat itu memantul kembali di bawah kaki Ghava.
Berteriak sakit, Ethan tumbang memegangi lutut. Begitu Ghava ingin mendekati cowok itu, tanpa diduga seorang anggota Georda lain menendang punggungnya sampai Ghava tersungkur.
Berbalik posisi, Ghava berhasil menahan celurit yang teracung ke arahnya menggunakan tongkat yang berada di dekatnya.
Mata Ghava melotot marah. "LO TAU PERATURAN TEMPUR GAK, SIH?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGHAVA
Teen FictionTak pernah terlintas di pikiran Leona Marseille, bahwa dia akan berurusan dengan sosok pemimpin geng motor paling ditakuti di kotanya, yang tak lain adalah kakak kelasnya sendiri. "Maaf, Kak...." "Gue gapernah mau nerima kata maaf dari siapa pun. Ja...