63 - Herlambang

40.4K 3.7K 1.1K
                                    

Puas seharian bermain di pantai, sebelum pulang kesorean Ghava dan Leona menyudahi aktivitas mereka.

Karena banyak yang menggunakan toilet umum, mereka harus antri. Ghava dan Leona gantian menjaga Anzel, setelah keduanya sudah ganti baju, mereka baru memandikan Anzel.

Memakaikan minyak telon, bedak, dan popok di halte bus. Tidak sedikit pasang mata mengamati mereka. Mungkin ada yang bertanya-tanya, tiga bocil itu adik-kaka atau keluarga kecil berbahagia?

Huh, persetan dengan pemikiran orang. Ghava dan Leona fokus pada Anzel, setelah selesai langsung naik motor dan melaju menuju rumah.

Tidak lupa dalam perjalanan pulang mereka mampir di Korean Street Foods milik Koko. Ghava sudah tahu makanan kesukaan Leona, pasti gadis itu mengambil odeng.

"Beneran langgeng sama sing iki, tha, Gap?" goda Koko menunjuk Leona menggunakan dagu.

Ghava malah tertawa merespon ucapan Koko.

"Apa, sih, Kooo!" seru Leona dengan pipi merah padam.

"Ambil sepuasnya, bisa jadi ini terakhir kali gue traktir lo, soalnya nanti lo bakal punya uang jajan sendiri dan giliran gue yang lo traktir," kekeh Ghava bercanda.

"Iya, dah, iyaa ...."

Mungkin ada yang penasaran di mana Anzel? Anzel sudah nyenyak tidur usai tadi minum susu di jalan.

Sudah kenyang, Ghava membayar makanan yang telah dia dan Leona makan. Kemudian berlalu pergi melanjutkan perjalanan pulang.

Dari kejauhan Ghava menyipitkan mata, memperhatikan mobil yang terparkir di depan gerbang rumahnya.

"Ethan ganti mobil?" tanya Ghava.

"Mana?"

Ghava menunjuk ke arah mobil. "Itu ... mobil Ethan bukan, sih?"

"Mungkin."

Motor Ghava berhenti di depan gerbang, Leona turun untuk membuka gembok. Tak lama pintu mobil terbuka, Ghava dan Leona menoleh serempak.

Kaget bukan main begitu Ghava tahu siapa sosok lelaki bertubuh tegap yang keluar dari mobil itu.

Dia Herlambang.

Perlahan melangkah ke arah Ghava dengan senyum kecil. "ATM kamu hilang?"

"Tau dari mana?"

"Waktu Papa cek ATM, Papa nemuin kejanggalan. Jadi Papa cari tahu dan ternyata bukan kamu yang pegang ATM itu. Sekarang mereka sudah diamankan pihak berwajib."

"Terus ngapain lo di sini? Katanya udah gamau pulang?"

Leona datang pada Ghava memegangi lengan cowok itu.

"Kak, dia bukan temen lo. Jangan pake bahasa kayak gitu, gak sopan tau," bisik Leona.

"Diem, Le, lo gatau apa-apa."

"Kamu siapa?" tanya Herlambang pada Leona.

Kontan Ghava menyembunyikan Leona di balik tubuhnya.

"Bukan urusan lo!" sahut Ghava menarik Leona masuk ke dalam gerbang.

Herlambang mengejar sang anak, dia tahan tangan Ghava yang langsung dihempas oleh cowok itu. Ghava berbalik badan dengan raut emosi, matanya berkaca, napasnya tidak beraturan.

"Apa, Pa? Lo mau apa lagi?!" sentak Ghava.

Menatap dalam mata putranya, dada Herlambang seakan penuh. Sebrengsek apapun dia, dia tetaplah seorang Ayah. Tanpa basa-basi langsung memeluk Ghava. Saat Ghava berusaha memberontak, Herlambang mengeratkan pelukan sampai Ghava menyerah.

ALGHAVAWhere stories live. Discover now