19 - Cowok Cabul

76.1K 5.6K 194
                                    

Masuk kelas dengan terburu-buru, Leona menghampiri meja Ratu. Tampak Ratu sedang duduk memejamkan mata dengan earphone yang menyumpal telinganya, sesekali kepala gadis itu bergerak seolah tengah menikmati lagu yang tengah ia dengar.

"Ratu!"

Berkali-kali Leona memanggil. Entah pura-pura atau tidak dengar sungguhan, Ratu tetap menikmati musik di earphone. Terpaksa Leona menggunakan cara kurang ajar, ia tarik salah satu kabel earphone di telinga Ratu.

"Ck! Lo ngapain, sih?" gertak Ratu.

"Lo kan yang udah posting ini di grup?"

Leona menunjukkan foto di ponselnya. Menatap ponsel sesaat, Ratu menghela napas dan kembali memasang earphone ke telinga.

"Bukan."

"Gue tau pas lo ngintip lewat jendela tadi, dan ini case hp yang tadi gue liat." Leona menunjuk ponsel Ratu.

Ratu langsung menyembunyikan ponselnya di dalam saku. Dia berdecak, lalu meninggalkan tempatnya.

"Gue cuma mau bilang makasih!"

Tidak menggubris Leona, Ratu tetap melanjutkan langkah.

"Tuh anak kenapa, sih? Kayak gengsi banget akur sama gue," gumam Leona.

Tak berselang lama Allea masuk kelas menghampiri Leona, ia periksa tubuh Leona dari ujung rambut sampai ujung kaki.

"Lo udah diapain?"

"Gue gak diapa-apain kok, Kak. Aman."

"Mereka gak nyakitin lo, 'kan?"

Leona menggeleng. Seulas senyum tipis menghiasi bibirnya. Sikap Allea membuat Leona merasa punya kakak perempuan sungguhan.

"Sakit jiwa emang tuh si Ghena," ucap Allea membuat Leona tertawa.

Merangkul bahu Leona, gadis itu membawa sang sahabat keluar dari kelas.

"Ke mana, Kak?"

"Kantin. Lo dibully Ghena gara-gara gue. Jadi sebagai ucapan maaf, gue bakal traktir lo makan siang."

"Aaaaaaaaa, Kak Allea ... thanksss!"

Dua gadis itu pergi ke kantin. Memilih meja yang tersisa di paling pojok. Berdekatan dengan sekumpulan cowok yang tengah mengobrol asik dan tertawa heboh.

"Gue mau cerita jugaaa!" seru Femas.

"What?" tanya Askar.

"Ngarang gak, nih? Ogah gue dengerin orang ngarang mah," sambung Ghava.

"Kagak, anying! Baru semalem gue alamin. Malu bet kalo diinget-inget."

"Apa? Ketauan maling kancut nenek-nenek lo?" celetuk Fikram sontak yang ada di meja tertawa, bahkan beberapa anak yang mendengar juga ikutan tertawa.

"Kancut nenek-nenek, anjay," kekeh Askar memegangi perut.

"Yoi ... Femas ikut pesugihan kancut nenek gayung."

Bahkan Elian si wajah datar pun tidak kuat menahan tawa, cowok itu sampai menunduk menyembunyikan tawanya. Kontan Femas menepuk tengkuk Fikram kuat.

"Sakeeeettt!"

"Nyebelin lo, nyet!"

"Yaudah, anjir, buruan cerita," kekeh Fikram sembari mengusap tengkuknya yang baru dipukul Femas.

"Gak mood!"

Ghava yang duduk di samping Femas mengacak kasar rambut cowok itu. Tawanya belum pudar.

ALGHAVAWhere stories live. Discover now