35 - Postingan Leona

74.1K 5.7K 444
                                    

Menarik ujung kaos Kenzy, Ghava berhasil membuat Kenzy tersuruk ke tanah lantas segera mengapit pinggang cowok itu menggunakan kedua kaki dari belakang. Spontan Kenzy meronta sembari menepuk-nepuk siku Ghava ketika Ghava mengunci lehernya.

"Hueekkk ... ampun-ampun! G-gue nyeraaahhh!" teriak Kenzy sampai batuk-batuk.

Puas memberi pelajaran, Ghava menyudahi aktivitasnya.

"Gila lo! Hampir mati gue."

"Masih mending gak gue buat mati beneran."

Kenzy berdecak melirik Ghava sebal. "Psikampret!"

"Ada apaan dah?" tanya Femas masih tertawa.

"Si tolol ngaku-ngaku gay sama pacarnya, katanya gue mau diajak kuliah di Jerman terus nikah di sana," adu Ghava, sontak membuat semua orang yang mendengar langsung terpingkal.

"Jangan marah-marah gitu ah!" sahut Kenzy dengan nada centil. "Pipimu udah aku tandain loh, Mas. Muach!"

Sambil mengedipkan satu mata, Kenzy memberi kecup jauh kepada Ghava.

"Hiiiiii...!!!" teriak Ghava bergidik merinding hendak melayangkan tangan ke arah Kenzy.

Terlonjak panik, Kenzy menangkupkan kedua tangan sambil cengengesan minta ampun.

"Becanda doang elahhh!"

"Gue masih trauma ye sama lo!"

Kenzy semakin tertawa, cowok itu kesusahan berusaha bangkit dari posisinya sambil memegangi pinggang layaknya kakek-kakek jompo mengalami encok.

Dua cowok itu masuk ke dalam markas bersama anak-anak lain yang tadi sempat keluar untuk menonton perkelahian sengit mereka berdua.

Menghampiri Fikram, dengan iseng Ghava menyahut ponsel yang menempel di telinga cowok itu.

"Bucin lo!" ejek Ghava. "Hallo, Al. Barusan cowok lo follow cecan di IG tuh!" Ia mengambil alih berbincang dengan Allea.

"Ghav, gue gampar lo ya!" omel Fikram berusaha menyahut kembali ponselnya namun kesulitan.

"Al, gue serius. Cek aja daftar mengikuti di akun IG Fikram."

"Emang iya?!" sahut gadis di seberang telepon sana tampak percaya.

Fikram berhasil mengambil alih ponselnya dari Ghava, dia tepuk pundak Ghava dengan sorot galak.

"Mana matamu? Mata kiri matamu, mata kanan matamu!" Malah Ghava semakin menjadi-jadi mengejek Fikram.

"Sana lo!"

"Ogah, gue mau tidur sini."

Tanpa dosa Ghava merebahkan tubuh di atas sofa, kakinya melebar sampai menggeser pantat Fikram berakhir cowok itu jatuh ke lantai.

"Untung gue takut sama lo," gerutu Fikram memilih pindah.

Kata orang yang waras harus ngalah bukan?

"Malem ini emang ngeselin banget si Ghava. Gimana kalo kita kremasi hidup-hidup tu bocah, Fik?" saran Kenzy.

"Atur waktu aja."

"Ntar abu gue lo jadiin kopi lagi," sahut Ghava. "Kagak ikhlas gue masuk lambung lo yang bentukannya jajar genjang."

"Bocah kampret!" kekeh Kenzy diiringi tawa anak-anak.

***

Ghava pulang diantar Elian dan Femas, dua cowok itu kembali berboncengan dengan membawa Anzel. Iyalah, mana bisa Ghava bawa Anzel sendirian?

ALGHAVAWhere stories live. Discover now