39 - Dirampok

56.3K 5.8K 1.2K
                                    

Acara ulang tahun Raina berjalan meriah. Padahal acara belum selesai, tapi Ghava sudah mengajak Leona pulang yang seketika diikuti oleh inti Renzio lain dan juga Allea.

Jangan tanya di mana keberadaan Elian, cowok itu sudah pulang duluan bersama Kenzy yang entah kenapa ikut-ikutan pulang usai tak menjumpai toilet tadi. Elian sudah di rumah, mungkin sekarang sedang sibuk mempelajari materi dari sekolah di meja belajarnya. Sedangkan Kenzy stay di markas dengan membawakan satu kantong jajanan yang dia ambil diam-diam dari pesta ulang tahun Raina.

"Langsung go to home, nih?" tanya Askar sambil memakai helm.

"Markas, yok?" ajak Femas.

"Gue anter Allea pulang dulu, nanti baru nyusul ke markas," sahut Fikram.

"Gue pulang, deh. Sekarang dah punya baby, gabisa keseringan mampir-mampir kek dulu lagi," jawab Ghava.

"Ceileehh ... Daddy Gapa," kekeh Askar. "Yaudah kalo gitu, see you tomorrow, Pak Bos!"

"Gue sama Askar cabut duluan!" pamit Femas.

Dua cowok itu melaju beriringan, disusul oleh Fikram dan Allea kemudian Ghava dan Leona pergi terakhiran.

Motor Ghava melaju dengan kecepatan sedang, Leona melihat jam di ponselnya yang menunjukkan pukul 11 malam. Belum terlalu larut, namun jalanan sudah lumayan sepi.

Sesaat kemudian Ghava merasakan kejanggalan, dua buah motor mengikuti dari belakang. Untuk memastikan, Ghava mencuri-curi pandangan melalui kaca sepion. Benar saja, orang itu memang tengah membuntutinya.

Terbukti saat Ghava menarik gas, mereka juga melakukan hal yang sama, begitu pula saat Ghava melaju santai.

"Kak, kita diikutin, gak, sih?" cemas Leona, rupanya ia juga menyadari itu.

"Lo peluk gue."

"Iya?"

"Peluk gue."

Tengkuk Leona sudah panas dingin. Mencari aman, gadis itu mengikuti apa kata Ghava, dia peluk erat perut cowok itu. Spontan Ghava melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.

Tentu saja dua motor yang mengikuti tadi tidak tinggal diam, mereka semakin menarik gas untuk menyamai laju motor Ghava.

"Bangsat! Siapa, sih, tu orang?!" geram Ghava.

"Gue rasa mereka musuh lo ... gimana dong? Gue takut."

"Bukan, mereka bukan musuh gue. Anak Georda gak pernah lepas jaket mereka di jalanan. Dan orang yang ngejar kita gak pake jaket geng motor manapun!"

Salah satu motor berhasil menyamai kecepatan, ia melaju tepat di samping motor Ghava.

"Aaaakkhh...!!!" jerit Leona reflek memejamkan mata begitu mata pisau tertodong di depan wajahnya.

Motor Ghava sempat oleng karena terkejut oleh jeritan Leona.

"BERENTI KALO GAMAU DALAM BAHAYA!" ancam lelaki di boncengan.

"Mau dong dalam bahaya. Kejar gue kalo bisa!" tantang Ghava kemudian semakin ngebut.

"WOYY!!!"

Aksi kejar-kejaran tidak berlangsung lama lantaran motor penjahat itu berhasil menyamai kecepatan Ghava lagi dan menendang body samping motor cowok itu sehingga motor yang dikendarai Ghava berayun tidak terkendali ke arah kiri, berujung terjerembap di bahu jalan.

"Leona!" panik Ghava langsung bangkit menelisik ke sekitar, padahal akibat jatuh tadi dia juga terluka. "Lo gapapa?"

Cowok itu segera membantu Leona yang tertimpa motor, dia jauhkan motor dari Leona dan membantu gadis itu beringsut duduk.

ALGHAVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang