72 - Pengorbanan

47.7K 3.7K 1K
                                    

Setelah melewati tahap seleksi Akademi Militer yang tidak mudah seperti tes fisik, tes psikologi, tes akademik, sampai pengecekan awal, akhirnya perjuangan Ghava berbuah manis.

Dari dalam pesawat yang sudah lepas landas, Ghava menatap keluar jendela. Hatinya cukup berat meninggalkan Jakarta beserta orang-orang yang dia cinta.

"Sampai jumpa di empat tahun yang akan datang," lirih Ghava.

Setelah sampai di Akademi Militer, Ghava bersama taruna yang lain langsung dituntun ke asrama mereka. Taruna juga diperkenalkan dengan lingkungan dan kegiatan apa saja yang akan mereka lakukan secara rutin dan disiplin setiap harinya.

Tes-tes yang selama ini berhasil Ghava lewati ternyata tidak ada apa-apanya dari bagimana lelahnya menjadi seorang taruna.

Setiap waktu sudah diatur untuk melakukan kegiatan. Seperti bangun jam 4 pagi, membersihkan tempat tidur, sholat bagi yang beragama Islam dan bagi yang tidak menjalankan ibadah akan melakukan pemanasan.

Setelah sholat, taruna akan menjalankan aktivitas olahraga, setelah itu mandi, sarapan, kemudian apel pagi.

Pada pukul 8 pagi, seperti mahasiswa pada umumnya, taruna akan belajar di dalam kelas atau praktek di lapangan. Begitu tiba jam 2 siang, taruna diwajibkan mengikuti ekstrakurikuker sesuai dengan minat. Ada ekstrakurikuler keagamaan, olahraga, kesenian, baladiri, dan lain-lain.

Ghava memilih beladiri.

Saat petang tiba, ada di mana waktu taruna dipersilahkan untuk makan malam. Berakhirnya makan malam tidak serta-merta membuat mereka boleh istirahat, melainkan taruna harus lanjut belajar, mengerjakan tugas, atau memahami kembali materi yang telah disampaikan oleh Dosen pada saat di kelas tadi.

Ketika jarum jam menunjukkan pukul 10 malam, barulah taruna akan melangsungkan apel malam sebagai tanda berakhirnya segala kegiatan hari ini.

Kegiatan itu akan terus berulang-ulang setiap hari.

Waktu terus berjalan, setelah menempuh hari yang panjang, tibalah pada hari kelulusan Leona.

Seorang ojek online dengan topeng gambar wajah Ghava masuk ke SMA Lentera di hari kelulusan, lelaki itu membawa buket bunga besar yang sangat indah dan sebuah kotak berpita biru.

"Le! Liat ada siapa, tuh?!" heboh Icha dan Raina mendorong-dorong tubuh Leona.

Sontak gadis berkebaya dengan riasan wajah menawan itu terperangah kaget, dia mendekati lelaki memakai jaket hijau dan topeng berwajah sang pacar.

Dari kejauhan Ratu senyum tipis. Meski ada rasa sedih, gadis itu cukup salut dengan hubungan LDR Ghava dan Leona yang tetap berjalan harmonis hingga detik ini bahkan tanpa bertukar kabar.

Leona jalan pelan mendekat pada si tukang ojek, lalu berhenti di depan lelaki itu.

"Leona Marseille, ya, Mbak?" tanya Mas-Mas ojek.

"Iya, saya."

"Ada hadiah dari mas Alghava Enzio Herlambang. Ada pesan juga, saya sampein, ya, Mbak?" ucap lelaki itu.

Leona mengangguk kecil menahan untuk tidak berteriak. Sumpah, Leona tuh benar-benar merasa sangat bahagia.

"Untuk pacarku tersayang, Leona Marseille. Semoga suka sama hadiah yang gak seberapa ini, ya? Pesan ini cuma buat ngingetin kamu supaya gak lupa baca surat di buket bunga. I love you satu triliun, Sayang," tutur Mas-Mas ojek membaca teks di layar ponselnya yang merupakan pesan dari Ghava.

"Ah, makasih banyak, Mas ... ngomong-ngomong itu topeng request dari Ghava juga?" kekeh Leona.

"Iya, Mbak, saya dibayar double cuma buat make topeng ini, hehe ... ngomong-ngomong juga pacar Mbaknya romantis, ya?"

ALGHAVAWhere stories live. Discover now