01 - The Sea Goat and The Water Bearer

334 72 57
                                    


PS: Kalo vote dan komennya rame, aku double up hari ini

Selamat membaca!

***

Jam prakter drg Gianno Mahendra Prastowo kira-kira masih dua jam lagi, tetapi belum apa-apa, lelaki itu sudah merasa lelah. Maklum, Gian baru saja selesai membantu Dokter Alfan melakukan bedah mulut darurat pada seorang pasien korban kecelakaan. Padahal beberapa jam yang lalu dia baru saja melakukan perjalanan darat dari Semarang.

Alhasil, Gian nggak punya waktu untuk tidur.

Masih dengan scrub-nya, Gian berjalan lemas menuju ruangan yang biasa ditempatinya dengan Chandra untuk beristirahat di rumah sakit. Sebenarnya karena status Gian yang belum jadi dokter spesialis di rumah sakit itu, dia nggak punya ruangan khusus. Namun berhubung ayah Chandra adalah pemilik rumah sakit, mereka berdua dapat privilege berupa ruangan khusus untuk istirahat.

Operasi darurat tadi berjalan cukup dramatis. Dia dan dokter Alfan harus lebih dulu menghentikan pendarahan cukup parah dari pasien tersebut. Belum lagi ada beberapa bagian tulang rahang yang rawan sehingga keduanya butuh bantuan dari dokter spesialis tulang untuk menyelamatkan pasien tersebut.

Gian duduk di sofa empuk warna abu-abu, lalu perlahan mulai merebahkan tubuhnya. Lelaki itu sengaja nggak mandi untuk menyegarkan tubuhnya karena takut ada panggilan darurat mengingat pasien tadi masih dalam masa kritis sehabis operasi. Dokter Alfan yang sudah semalaman di rumah sakit pulang lebih dulu dan menyerahkan tanggung jawab pada Gian.

Jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi dan Gian nyaris tertidur lelap kalau saja dia nggak tiba-tiba teringat ponselnya yang dari kemarin malam belum ia sentuh sejak perjalanan ke Jakarta. Dia merogoh ponsel yang ditaruhnya di dalam tas dan saat layarnya menyala, Gian menemukan banyak pesan dan panggilan tak terjawab.

Belasan panggilan tak terjawab dan beberapa pesan itu hanya datang dari dua orang; Gistara dan Chandra.

Dadanya tiba-tiba bergemuruh saat menyadari ada yang nggak beres karena Gista dan Chandra jarang melakukan hal ini.

Pesan yang pertama kali Gian buka adalah pesan dari Chandra.

Chandra:

Nyet, gue telepon gak lo angkat-angkat (02.36 a.m)

Tidur? (02.40 a.m)

Gue di rumah sakit, lagi jaga. Gista masuk IGD (02.52 a.m)

GERD-nya kumat. Sampe lemes dan muntah-muntah (02.52 a.m)

Makanan gak bisa masuk (02.53 a.m)

Gue dapet info katanya lagi cito sama Dokter Alfan ya lo? (03.17 a.m)

Ya udah, paling gak lo ada di rumah sakit (03.17 a.m)

Gista udah diinfus (03.18 a.m)

Udah baikan, sekarang lagi tidur (03.18 a.m)

Kalo lo udah gak sibuk, tengokin dia. Gue minta rawat inap karena kondisinya masih naik turun (03.18 a.m)

Bangsal Lily kamar nomor 12 (03.18 a.m)

Gue pulang duluan, nyet. Gista gue titipin sama Levi (05.20 a.m)

Don't worry. Dia udah lumayan baikan meskipun masih pucet. Nanti gue cek lagi (05.20 a.m)

Lalu sebelum pesan dari Chandra, ada sejumlah pesan dari Gista yang masuk sekitar pukul setengah dua pagi. Tepat saat Gian masuk kamar operasi.

Gista:

Wishful ThinkingWhere stories live. Discover now