06 - All I Think About Is You

173 56 77
                                    

PS: Vote and comments are highly appreciated :)

Happy reading!

***

Gian nggak tahu kenapa dirinya merasa kacau setelah melihat Levi dengan Gistara. Dia nggak bisa menggambarkan perasaannya sendiri. Rasanya jengkel, marah, sedih menjadi satu.

Padahal kalau dipikir-pikir ... dia siapa?

Gian nggak punya hak untuk melarang Gista pergi dengan siapapun yang gadis itu mau. Tapi dia juga bakal jengkel kalau Gista jalan dengan cowok baru.

Sepanjang perjalanan menuju ke rumah, Gian merasa kalut dan nggak keruan. Selalu seperti ini ketika Gista dekat dengan lelaki baru. Padahal Levi juga belum tentu jadi pacarnya Gista.

Rasa capeknya jadi berkali-kali lipat lebih besar. Ditambah dia belum istirahat sejak pulang dari Surabaya tadi pagi. Capek mental dan fisik itu benar-benar nggak enak.

Saat masih terjebak kemacetan, Gian merasakan handphone-nya bergetar. Begitu dibuka, dia kaget saat menemukan pesan dari Ivan.

Ivandra Raditya:

You ok?

Yes ... why?

Ivandra Raditya:

You didn't seem ok earlier

Gue yang harusnya tanya apakah lo nggak apa-apa? I mean ... you just broke up with her

Ivandra Raditya:

Nah, don't worry about me. I'm not ok but I'll be ok sooner or later

Idk what to say but don't think bad about her. Ya emang gue paham dia terkesan begitu cepat jalan sama orang baru, cuma gue yakin Gista nggak selingkuh kok. Dia baru kenal Levi belakangan ini

Ivandra Raditya:

Gak kok, Yan. Gue juga tau kalo Gista gak akan pernah selingkuh. Gue cuma ... apa ya? Sedih aja karena dia secepat itu lupain gue

Lo juga harus cepet lupain dia kalo gitu. Cari cewek baru

Ivandra Raditya:

Wkwk gak lah, lagi males berurusan sama cewek

Text you later, Van. Gue jalan dulu

Ivandra Raditya:

Sip. Tiati.

***

Begitu Levi kembali setelah dari parkiran, dia melihat Gista tengah melamun—entah memikirkan apa. Kemungkinan memikirkan hal tadi, karena bertemu dengan sahabat dan mantan pacar pasti bikin Gista jadi bingung. Apalagi dia kelihatan kayak 'kepergok' jalan sama gebetan. Mungkin itulah yang bikin Gista nggak nyaman.

"Gis?"

Gista tersadar dari lamunannya.

"Are you ok?"

Levi tahu Gista sedang memaksakan diri untuk tersenyum. Mencoba baik-baik saja meskipun pikirannya sedang kalut. "Nggak apa-apa banget, Lev," katanya. "Kenapa gue harus kenapa-napa?"

"Sorry karena gue sok-sokan ngide gabung bareng Gian sama—siapa tuh mantan lo? Ivan?" kata Levi. "Gue pikir nggak ada salahnya karena toh kita saling kenal."

Wishful ThinkingDonde viven las historias. Descúbrelo ahora