10 - True Feeling

207 57 55
                                    

PS: Vote and comments are appreciated :)

Happy reading!

***

Gian dan Gista berpegangan erat satu sama lain saat keduanya hendak menuju mobil. Jalanan di makam penuh lumpur dan licin. Salah pijak sedikit saja bisa menyebabkan mereka jatuh lalu mencium lumpur.

Gista yang semula hanya berpegangan satu tangan beralih memeluk lengan Gian dengan kedua tangannya.

"Lo mau gue gendong aja atau gimana?" tanya Gian saat Gista makin mengeratkan pelukannya sampai lengan Gian kebas.

Gista menggeleng. "Masalahnya gue tuh baru cuci sepatu, Yan. Ya masa gue cuci lagi sih?!"

"Udah tahu baru cuci sepatu kenapa masih pengen becek-becekan?"

Gista mendengus tapi memilih nggak menjawab Gian. Gadis itu memandang sekilas sang sahabat yang kini kedua alisnya tengah bertaut karena mati-matian menahan beban tubuh Gista agar gadis itu tak jatuh di lumpur.

"Yan ..."

"Hmmm ..."

"Akhir bulan ini jadi ikut gue ke Bali ya?" tanya Gista penuh harap.

Gian menengok ke arah Gista. Wajah lelaki itu tampak bingung dan berpikir keras. "Masih tetep mau sama gue?"

"Ih kok ngomongnya gitu sih, Gian?"

Lelaki itu menuntun Gista agar menjauhi kubangan lumpur sambil masih memegang erat tangannya. "Ya enggak, maksudnya ... elo kan sekarang lagi deket sama ... Levi."

Gista tiba-tiba menghentikan langkahnya lalu menatap Gian. Gadis itu seperti ingin menyampaikan sesuatu tapi ragu-ragu. Setelah berpikir sebentar, Gista akhirnya buka suara. "Gue boleh ngomong jujur sama lo nggak?"

Alis Gian bertaut lagi. "Ngomong aja," balasnya. "Biasanya juga gitu kan."

"Gue kayaknya nggak bisa sama Levi ... lebih dari temen deh, Yan."

Gian mati-matian menyembunyikan keinginannya untuk berteriak penuh euforia. Tumben-tumbenan Gista tiba-tiba kehilangan minat saat sedang PDKT. Padahal biasanya gadis itu berujung pacaran dengan lelaki manapun yang mendekatinya.

"Kenapa?" tanya Gian sambil berusaha menahan senyumnya.

"Kayaknya nggak cocok aja," jawab Gista sambil merengut. "Maksudnya ... apa yang gue suka, dan dia suka beda banget. Rasanya interest kita beda banget. Gue suka date yang lebih intimate, sementara Levi seneng banget deket orang-orang. Bahkan orang-orang yang dia nggak kenal dekat."

"Levi emang social butterfly, Gis. Sama kayak Chandra," timpal Gian. "Dia emang gampang akrab sama orang. Nggak kayak lo yang kalau ketemu orang baru bingung mau ngapain."

"Makanya gue kayak susah buat keep up sama Levi. He's just too different with me. Dan gue nggak mau maksa Levi keep up sama gue," ucap Gista lagi. "Kayaknya gue nggak cocok sama Aquarius deh, Yan. Sama siapa ya enaknya?"

"Gis ... please deh."

Gista tertawa puas. "Gue belum pernah deket sama cowok-cowok fire sign deh, Yan. Aries, Leo, atau Sagitarius gitu."

"Gue Aries," kata Gian tiba-tiba.

Gista melirik sahabatnya sekilas. "Ya masa PDKT sama sahabat sendiri?"

"Kenapa enggak?"

"Aneh nggak sih?" kata Gista sambil membersihkan sepatunya dari lumpur sebelum masuk ke mobil Gian. "Gue takut terjadi sesuatu yang ... nggak diinginkan."

Wishful ThinkingHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin