7 - Meteran

5.5K 727 254
                                    

Hai semuanya,
Maaf aku baru up DPD sekarang🙏

Kabar kalian gimana? Hari ini, minggu ini, bulan ini... semoga semuanya dalam keadaan tetap semangat😉

Yuk guys dukung DPD dengan vote dan komen yang banyak ya🔥

Aku mau komentar yang banyak di bab ini, hehehe....

🫀

Berdua dengan Sean di dalam mobil adalah salah satu kegiatan yang Dea suka sejak saat ini. Selain bisa dekat dengan laki-laki itu, ia bisa leluasa untuk melihat wajah Sean dengan santai. Kali ini Sean mengendarai Honda Brio hitam yang tentu saja milik pribadinya.

Dea bersandar di kursi dengan kedua tangan yang ia lipat di atas paha. Tas obat-obatan yang diberikan pihak rumah sakit sudah ia letakkan di kursi belakang.

"Suka sup kan, De?"

"Sup? Suka," jawab Dea yang kemudian hanya fokus memperhatikan wajah sisi kiri Sean, kerah bajunya, bagaimana lipatan lengan kemejanya, hingga tangannya terangkat menyentuh sesuatu di kain licin itu.

"Kenapa?" tanya Sean, mencoba melihat ke lengan bajunya.

"Ada rambut," balas Dea dengan tersenyum.

"Oh ya? Thanks udah diambilin."

"My pleasure."

"Kita makan siang di Bambu Resto, ruangannya outdoor. Nggak papa kan?" Sean meminta persetujuan sebelum mengemudi lebih jauh ke arah sana.

"I'm okay. Bang Sean sering makan di sana?"

"Baru sekali. Kemarin meeting sama teman-teman di sana."

"Sama pihak showroom?" tanya Dea.

"Iya. Kok kamu tahu, De?"

"Nebak aja sih."

"Bulan depan ada proses training karyawan baru di kantor. Kamu mau ikut ke showroom?"

Ini penawaran yang bagus. Tapi, Dea juga tidak boleh langsung mengiyakan. Itu adalah kegiatan inti perusahaan yang tidak ada kaitannya dengan Dea.

"Kayaknya aku enggak bisa. Aku bakalan sibuk setelah pembukaan butik nanti. Ada banyak projek yang kami rencanakan dan beberapa di antaranya harus direalisasikan tahun ini juga," jelas Dea.

"Kabarin aja kalau kamu punya waktu luang."

"Iya."

Bambu Resto dan waktu lunch adalah kombinasi yang tepat untuk menggambarkan betapa banyaknya para pekerja yang lebih memilih makan siang di luar kantor. Untungnya, Sean masih mendapatkan parkir mobil walau harus menunggu mobil lain keluar dari parkiran selama beberapa menit.

Mereka keluar bersamaan dari mobil, dan Dea menunggu Sean membawa jalan untuk masuk ke Bambu Resto. Lalu, yang tidak diduga-duga, Sean mengaitkan jemarinya bersama jari Dea, membuat si pemiliknya kaget dan mendadak bengong.

"Di sini memang selalu ramai kalau siang," bisik Sean, sedikit menundukkan kepalanya.

"Terus kenapa kita harus ke sini?" tanya Dea heran atas pilihan Sean saat ini. Mereka harus mengantri untuk mendapat meja. Dea kurang yakin, apa Sean punya banyak waktu untuk makan siang hari ini.

Sean mengedikkan bahu dan membuat Dea menghela napasnya. Laki-laki ini tidak lupa kan kalau badan Dea kurang fit? Apa Sean berencana untuk membuatnya jatuh pingsan saat mengantri begini?

DPDحيث تعيش القصص. اكتشف الآن