18 - Busy

4.4K 541 190
                                    

Senang sekaligus terharu karena masih bisa nulis bab ini🥺🥺😍

Terima kasih kalian yang baik hati selalu menunggu cerita ini dan selalu ingatin aku untuk segera up❤️

Happy reading dan kasih comment yang banyak yaaa😍😍

🫀

Sekitar pukul 10 pagi, Dea beserta rombongan butik dan tim MNM tiba di hotel yang akan mereka tempati selama dua hari di Surabaya. Projek kerja sama antara Butik O'Deil dengan MNM sudah mulai berjalan. Mereka mengadakan pameran di beberapa kota, dan Surabaya adalah kota pertama dari projek mereka.

Dea tidak langsung istirahat ketika ia sudah sampai di kamarnya. Ia harus ikut memantau persiapan acara dan gladi resik yang akan diadakan sebelum jam makan siang. Dea mengambil iPad dan catatan kerjanya setelah mencuci muka dan mengganti sepatunya.

Ia buru-buru pergi sambil membalas pesan Nina dengan voice note. Ia juga mengabari orang tuanya serta Sean bahwa ia telah tiba di Surabaya. Setelahnya, ia sibuk dengan gladi resik dan pengarahan bersama timnya.

"Bu, untuk produk sudah aman semua ya. Sudah dicoba sama semua model dan semuanya oke," lapor anak buah Dea yang bertugas untuk menjaga gaun yang digunakan untuk pameran besok.

"Oke," sahut Dea, lalu kembali fokus pada layar tab-nya.

"Setelah makan siang nanti, tolong arahkan tim kita untuk berkumpul ya," tambah Dea.

"Baik. Bu."

Dea menugaskan Seira (Marketing Head Butik O'Deil) sebagai ketua tim di projek Surabaya. Dan anggota yang lain akan mendapatkan giliran untuk menjadi ketua tim di projek kota selanjutnya. Dea sendiri yang membaginya secara rata, ingin memberi semua staf yang ikut serta menampilkan kreativitasnya dan melatih kemampuan leadership mereka.

Sampai makan siang tiba, Dea tidak beranjak dari tempat duduknya. Ada Mbak Ejia yang duduk di sebelahnya memberi pengarahan dan evaluasi dari gladi resik yang baru selesai dilakukan. Sembari mendengar pengarahan tersebut, beberapa orang berseragam rumah makan terkenal datang mengantarkan nasi kotak dan langsung membaginya ke setiap meja sesuai permintaan panitia.

"Silakan berkoordinasi lagi dengan tim masing-masing ya. Panitia jangan sampai lengah karena ini udah H-1. Kita makan siang dulu, ada waktu istirahat sekitar 1 jam, kemudian silakan bergabung dengan tim masing-masing untuk diskusi selama 30 menit. Nanti, kita berkumpul lagi untuk gladi terakhir. Oh iya, divisi acara tolong segera berkumpul sebentar dengan saya sebelum makan siang," terang Mbak Ejia, lalu memberikan mik pada tim nya untuk memimpin doa makan.

Dea makan siang bersama dengan Mbak Ejia serta tim MNM yang duduk satu meja dengan mereka. Tim MNM yang duduk bersama dengan Dea adalah pegawai MNM sekelas section head dan manajer yang langsung turun tangan untuk memantau acara besok.

Sementara di tempat lain, di rumah sakit Mahastama, Dokter Sean sedang mengikuti rapat dewan untuk ke-sekian kalinya. Beberapa membahas kasus penyakit atau operasi yang cukup riskan dilakukan. Dokter Sean bersandar pada bangkunya, kurang menaruh minat pada sesi rapat yang sedang berlangsung. Sembari mendengarkan pimpinan rapat berbicara, ia mengeluarkan ponselnya yang baru saja bergetar. Frans mengirimkannya pesan darurat. Ada tanda seru merah di awal history chat nya. Sebuah tanda yang selalu Dokter Sean tanamkan pada asistennya.

From: Frans

Dok, pasian A3 muntah darah

Ketukan jemarinya di atas meja serta tatapan tegas yang selalu dipancarkan olehnya, membuat aura di sekitarnya menjadi dingin. Karena tidak ingin menginterupsi rapat yang sedang berjalan, ia memutuskan keluar tanpa pamit, dengan badan setengah membungkuk.

DPDNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ