25 - Meet The Group

3.3K 432 26
                                    

Halo.....
Apa kabar teman-teman semuanya
Semoga akhir bulan ini masih semangat ya guys

Ini update di akhir bulan bgt heheheh
Stay happy dengan cerita Sean dan Dea yah😍

Oh iya, kalau aku mau buat special part berbayar di Karyakarsa, ada yang mau beli gak yah😂😂

Ayok vote dan kasih comment dulu gaes🔥🔥

Selamat membaca teman-teman
🤗🤗🤗🤗

🫀

"Iya, gue udah mau jalan kok." Setelah berkata demikian, telepon langsung berakhir. Laki-laki yang hanya mengenakan handuk di pinggangnya itu segera mencari baju yang hendak dipakai untuk acara sore ini.

Baru membuka lemari pakaian, ponselnya berbunyi lagi, dan itu membuatnya kesal. Jangan sampai nama Rangga lagi yang ia temui di sana, karena temannya itu hampir berkali-kali menghubunginya sejak siang tadi, mengingatkannya untuk tidak lupa hadir di acara showroom.

"Halo." Sapanya, menyalakan speaker sehingga ia bisa mencari-cari bajunya tanpa harus memegang teleponnya.

"Aku nggak tahu harus bilang apa, tapi ini hotelnya bagus banget." Suara dari balik telepon itu terdengar antusias.

"Oh ya? Sebagus apa?"

"Bangus banget. Sayang banget kamu nggak di sini."

"Jangan begitu. Ntar kalau aku datang, kamunya kaget."

"Hahahahahaha. Maaf ya, aku hamburin duit kamu dulu nih."

"Hm, jangan lupa diganti dong."

"Kapan-kapan tapi ya."

Sembari mengancingkan kemejanya, ia membuka laci meja yang diletakkan di tengah-tengah ruangan, hendak memilih jam tangan yang cocok dengan setelannya. "Sayang, boleh video call nggak?"

"Boleh, kenapa?"

Saat tampilan layar ponselnya berubah menjadi video call, ia bisa melihat ruangan hotel yang katanya bagus itu. "Bantu pilihin jam tangan." Ia mengarahkan ponselnya ke arah laci, yang menampilkan beragam koleksinya.

"Boleh aku tahu baju yang kamu gunakan seperti apa?"

"Ya." Ia meletakkan ponselnya di meja, mengambil sebotol mineral yang masih tersegel sebagai sandaran ponselnya. "What do you think?"

"Your full body, please."

"Tunggu." Kemudian laki-laki itu bergeser, mencari celana di antara susunan puluhan celana yang terlipat di lemari. Ia mengambil salah satu jeans, kemudian pergi ke kamar mandi, dan mengenakannya di sana. Walau sebenarnya ia bisa mengenakannya di walk in closet, tapi ia merasa kurang nyaman karena mendengar celotehan kekasihnya dari telepon.

"Here. Gimana menurut kamu?"

"Not bad. Acaranya indoor?"

"Iya."

"Jam tangannya mana tadi?"

Ia kembali mengarahkan kamera ponselnya ke laci. Menunggu perempuan itu memberi saran dan pilihan.

"That one on the left. Aku kira itu cocok untuk kamu pakai sekarang."

Ia mengambil jam tangan yang dimaksud. Strap nya dari kulit, warnanya coklat gelap, hadiah dari adiknya, Gerald dan Gina, ketika ia dilantik menjadi Direktur. "Oke. Thank you."

DPDWhere stories live. Discover now