13 - Ceweknya

5.2K 664 177
                                    

DPD is back!!!

Panasin dulu dong sebelum baca
🔥🔥🔥🔥🔥

Semoga bab ini bikin mood kamu bagus yahh, tetap dukung cerita DPD dengan vote, comment and share🤩

Selamat membaca🤗

🫀

Barisan mobil yang berjejer di setiap ruangan di showroom yang dikelola oleh Sean dan temannya berhasil menarik perhatian Dea. Ada banyak jenis mobil yang dipamerkan, dari harga paling rendah sampai harga paling tinggi.

Ini pertama kali bagi Dea melihat jejeran mobil secara langsung di tokonya. Mobil yang ia punya jelas tidak ada apa-apanya dengan mobil yang ada di sini. Di balik tatapannya yang kagum, Dea ngeri sendiri membayangkan betapa banyak uang yang ada di rekening Sean. Pantas saja laki-laki itu langsung mau meminjamkan uang pada Dea tanpa mempermasalahkan jumlahnya.

"Ibu Dea bisa tunggu di sini sebentar? Saya beritahu Bapak Sean dulu."

"Iya, Mbak."

Dea duduk di sofa panjang yang ada di ruangan Sean. Sejak tiba di lobi, Dea bertanya pada salah satu staf resepsionis sehingga ia dituntun ke ruangan Sean. Berdasarkan informasi dari Gina, Sean hanya pemegang saham utama, jadi sebenarnya ia tak punya jabatan untuk mengelola manajemen, karena Sean memberi kepercayaan pada temannya. Walaupun begitu, ia tetap disediakan satu ruangan khusus di sana.

Banyak poster mobil klasik dan modern yang terpajang di dinding ruangan. Datang ke tempat ini seperti melihat sisi lain dari Sean. Ada aura elegan nan tegas dan itu terasa di ruangan hening itu. Dea jadi seperti tidak mengenal sisi Sean yang ini.

Dea tidak lama menunggu di sana. Jadi, saat pintu terbuka dan memperlihatkan tubuh tinggi Sean, degup jantung Dea meningkat tinggi. Aura yang dipancarkan Sean semakin mendominasi bersama ruangan, menyatu dengan suasananya. Dan Sean masih saja tampan seperti biasa.

"Hai, Dea."

"Hai." Dea balas menyapa dengan kikuk.

"Kok cepat banget datangnya?"

Dea menanggapinya dengan tersenyum sementara Sean sibuk dengan laci mejanya, memilih satu kunci mobil yang tersusun rapi dalam kotak.

Sean memakai celana jeans panjang berwarna biru, dipadukan dengan kaos polo hitam. Bos yang unik kalau kata staf showroom. Setiap datang ke showroom atau menghadiri rapat, Sean jarang mengenakan baju formal.

"Kami baru selesai rapat. Jadi, boleh kita makan siang dulu, De?"

"Boleh kok," jawab Dea.

"Oke. Kamu udah makan siang ya?"

"Iya. Tadi makan di kantor."

"Lho, kamu ke butik hari Sabtu?" Sean telah mengantongi kunci mobil di saku celananya. Ia mengambil jaket dan tas kecil yang ia bawa.

"Sebentar aja kok, Bang. Cuman cek produksi sama gudang aja."

"Oh gitu. Rame ya di butik. Udah bisa transfer aja kemarin," ucap Sean sambil tersenyum.

Dea tertawa mendengarnya. "Syukurlah. Butik memang ramai banget sejak buka lagi. Ada beberapa projek yang harus aku kerjakan juga. Makanya bisa transfer utangku ke kamu."

"Projek wedding?" tanya Sean.

"Bukan. Projek bareng MNM Models." Dea berdiri dan berjalan ke arah Sean.

DPDWhere stories live. Discover now