28 - Stop

3K 381 109
                                    

Bab ini mengandung konten yang membuat Anda akan terkejut atau malah menunggu-nunggunya? 🤔😎
We'll se later

Ayo dong vote dan komennya digas dulu🔥🔥🔥

Selamat membaca semua🤗

🫀

Menjelang akhir bulan dan mendekati akhir tahun tidak pernah menjadi hari tenang bagi Dea sejak menekuni dunia fashion. Khusus tahun ini, ia sibuk dengan gaun-gaun kliennya. Ada beberapa hal yang harus segera ia bereskan, karena selain waktu yang mengejarnya, ada beberapa kegiatan yang tidak bisa ia lewatkan.

Saat ini mereka sudah memasuki tahap pra produksi untuk rancangan gaun pernikahan aktris Andrani. Kliennya itu sudah setuju dengan pilihan rancangan desainnya, dan wanita itu sudah memilih warna kainnya tadi pagi.

Tim nya langsung mengeksekusi tanpa lama-lama. Dea mempersiapkan satu tim khusus untuk mempersiapkan gaun klien mereka. Masing-masing diberi tugas sesuai keahliannya.

"Saya tidak menerima kesalahan apa pun." Dea pertegas sekali lagi sebelum meninggalkan ruangan rapat. Ia kembali ke ruangannya untuk mengikuti jadwal rapat berikutnya dengan calon klien yang berencana menikah di akhir tahun. Sejauh ini, Dea masih menerima klien selagi tenggat waktunya masih dalam tenor 3 bulan ke depan.

Rapat sudah lebih dulu dimulai oleh tim marketing dan desain, memaparkan berbagai koleksi gaun mereka, menjelaskan harga dan semua detail yang ada. Mungkin ini lebih cocok disebut konsultasi gaun pernikahan. Biasanya, Dea akan hadir di akhir dan menerima jawaban akhir klien.

Tabnya ia tinggalkan di meja saat ia mengambil air dingin di kulkas. Pandangannya terarah ke luar, pada parkir dan taman yang luas. Tidak banyak orang berkunjung di siang itu, tapi ada satu manusia yang tidak asing baginya, baru saja keluar dari mobilnya. Dea memperhatikan gerak-gerik lelaki itu.

Ada rasa senang menyelinap di hatinya. Dea kembali ke kursi, menatap layar tab yang masih menampilkan gambar gaun yang dipresentasikan pada calon klien. Sejenak Dea fokus dahulu mendengar diskusi yang ada.

"Ini kembali lagi ke Ibu. Keputusannya tentu ada pada Ibu sebagai pengantin."

Dea menarik ponselnya yang tercampak di bawah komputer. Ada satu notifikasi yan baru saja ia terima.

From: Bang Sean🫀
Sayang
Masih di ruangan?
Aku lagi di kantin butik

To: Bang Sean🫀
Iya, nanti naik ajaa

From: Bang Sean🫀
Ok

Sekitar sepuluh menit menunggu sampai rapat Dea selesai, barulah Sean tiba dengan membawa bungkus makanan.

"Hai," sapa Dea. Ia beranjak dari kursinya, menyusul Sean yang menuju ke sofa.

"Tadi buru-buru dari RS, jadi beli makanannya di bawah aja. Nggak apa-apa kan?" Sean meletakkan barang bawaannya di meja.

"Padahal aku nggak minta lho." Dea memeriksa kantong makanannya, mengambil sebungkus kebab yang masih hangat. "I like it." Sean tersenyum mendengarnya. Ia menyentuh bahu kekasihnya itu lalu menepuknya lembut.

"Kok nggak jadi libur panjang?" sindir Sean karena Dea mengabarinya tetap masuk kantor di Rabu ini.

Dea duduk di sebelahnya, masih menikmati makanannya. "Iya, tadi Ibu Andrani nya ngabarin tiba-tiba. Mau nggak mau harus ke kantor. Kamu kok bisa ke sini? Emang nggak sibuk?"

"Sibuk."

"Terus ngapain ke sini?" Dea manaruh curiga, alisnya menaik, tatapannya menajam.

"Sore ini aku berangkat US."

DPDWhere stories live. Discover now