35.| Ketulusan

62 3 0
                                    

...

Gilang saat ini tengah berdiri di depan ruang kerja Yanuar, masih berusaha untuk menemui Ayah nya itu setelah hampir setengah tahun lama nya pergi meninggalkan rumah. Yanuar masih tak ingin menemui putra nya itu, amarah nya masih berada di puncak,bagaimana tidak Gilang menghilang tanpa kabar selama ini ,namun kini tiba-tiba muncul dan ingin berbicara dengan nya seperti ini.

"Pah, izinin Gilang buat bicara sama papa sebentar, ada hal yang mau Gilang bicarain,pah?"
Ucap Gilang bersungguh sungguh, meski pipi nya sudah memerah setelah tamparan yang ia terima dari Yanuar ketika dirinya baru saja kembali menginjakan kaki di ambang pintu rumah,namun Gilang tak menyerah, meski sudah 2 jam ia berdiri di depan sini tekad nya masih bulat untuk meminta maaf, juga kali ini Gilang harus tetap meminta restu ayah nya sebelum pergi melanjutkan studi ke luar negeri. Bagaimana pun sikap Yanuar,ia tetap lah ayah di mata Gilang,meski Yanuar dan Ayuni bukan orang tua kandung nya namun di mata Gilang hanya ada mereka berdua sebagai satu-satunya sepasang orang tua terbaik yang ia miliki.

Tak ada jawaban dari Yanuar di dalam sana, Gilang kembali mengetuk lembut pintu ruang kerja sang papa
"Pah, kalo papa emang ga sudi untuk ketemu sama Gilang lagi seumur hidup papa,Gilang ikhlas pah, mungkin ini adalah ganjaran setimpal buat Gilang seorang anak gak tau diri dan mungkin Gilang udah jadi anak durhaka buat papa juga mama yang jelas jelas adalah dua orang malaikat bagi hidup gilang, Gilang udah meninggalkan kalian berdua juga Sovia hanya karena emosi sesaat. Gilang mau mohon permintaan maaf dari papa atas sikap Gilang selama ini, Gilang yang udah ga hormat dan selalu buat papa kecewa, Gilang yang gabisa buat papa bangga.. Gilang minta maaf pah,meski pun papa ga maafin Gilang,Gilang juga ikhlas.. tapi Gilang akan tetap berusaha agar kata maaf dari mulut Gilang ini bisa papa denger secara langsung"

Masih tak ada jawaban dari Yanuar. Gilang kembali melanjutkan kalimat nya
"Maksud kedatangan Gilang saat ini adalah Gilang mau menyampaikan sesuatu sama papa, Gilang ga tau apa ini bisa membuat papa sedikit merasa bangga sama Gilang atau bisa sedikit membuat rasa kecewa papa sama Gilang berkurang,Gilang gak berharap banyak untuk hal itu,tapi Gilang cuma ngerasa papa perlu tau soal sebuah pencapaian yang Gilang janjikan untuk Gilang bisa buktiin ke papa ketika dulu Gilang memutuskan untuk keluar dari rumah ini, Lusa Gilang berangkat ke Belanda pah,Gilang berhasil dapat beasiswa untuk lanjut studi S2 di kampus impian yang Gilang pernah ceritkan ke papa, Gilang mau minta restu dari papa, agar perjalanan Gilang lancar sampai di sana, dan nanti ketika Gilang selesai dengan semua mimpi dan urusan Gilang di Belanda sana Gilang akan pulang membawa gelar juga ilmu yang tentu nya semoga bisa membuat papa dan mama bangga,Gilang janji sepulang dari sana Gilang akan menemukan pekerjaan yang hebat. Gilang minta doa restu nya pah.. semoga papa dan mama di sini bisa sehat selalu sampai Gilang pulang nanti.
Gilang tetap berharap meski bertahun tahun dari sekarang semoga pintu rumah ini akan selalu terbuka untuk Gilang,semoga mama dan papa masih mengizinkan Gilang untuk menjadikan kalian berdua tempat Gilang untuk pulang dan menerima kasih sayang hangat seperti dulu,karena bagi Gilang selalu tetap kalian rumah terhangat untuk pulang sebelum Gilang di izinkan memiliki keluarga kecil sendiri oleh Tuhan."

"Sehat terus pah,semoga papa selalu ada dalam lindungan Tuhan,tunggu Gilang pulang dengan semua janji Gilang untuk bisa buat papa bangga. Gilang pamit ya pah"

Gilang kini berjalan gontai melangkah meninggalkan ambang pintu ruang kerja Yanuar, harapan nya untuk bisa memeluk meminta maaf juga restu dari sang ayah pupus sudah. Gilang menyadari soal kesalahan nya yang membuat ayah nya menjadi seperti ini,Gilang ikhlas menerima konsekuensi dari setiap sikap nya.

Berjalan beberapa langkah menuju ke luar rumah, kini Gilang mendapati Ayuni sang mama dan Sovia tengah berdiri menatap dirinya tepat sebelum pintu keluar. Air mata Gilang kini menetes ketika menatap dua wajah wanita yang paling ia cintai dalam hidup nya,terlebih menatap wajah Ayuni sang mama, Ayuni berjalan kearah Gilang lalu menghadiahi putra sulung nya itu dengan pelukan terhangat,membuat tangis Gilang semakin kuat kini ditambah dengan isakan yang membuat dada nya semakin terasa sesak. Dengan lembut Ayuni mengusap bahu dan kepala sang putra seraya membisikan kalimat hangat untuk membuat Gilang tetap kuat.

ALKAVI (REVISI BERTAHAP)Where stories live. Discover now