38.| Seperti Mimpi buruk

90 4 0
                                    

..

Yanuar,Ayuni bersama Sofia kini sudah berada di ruang rawat di sebuah rumah sakit yang terletak tak jauh dari lokasi kecelakaan, Gilang masih belum siuman pasca operasi kecil yang dilalui nya akibat cedera cukup parah yang dialami nya karena benturan keras di bagian kepala, Ayuni yang kini duduk di kursi samping ranjang terus menangis meratapi kondisi putra nya, batin nya menjerit amat pilu, tujuan Gilang pergi untuk meraih semua mimpi mimpi nya, tapi kenapa malah berakhir seperti ini?

Yanuar yang kini tengah duduk di sofa jelas ikut menangis melihat kondisi Gilang saat ini, Yanuar sangat merasa bersalah, andai saja ia tak berkeras hati dan mau menemui Gilang sebelum Gilang pergi, sudah pasti tak akan ada penyesalan seperti ini.

Ketika suasana tengah sunyi dan dalam ruang rawat hanya terdengar suara Isak tangis Ayuni,tiba-tiba Sofia yang duduk di samping Sang papa terperanjat menghampiri sang kakak ketika melihat jemari Gilang perlahan bergerak

"Mah,pah.tangan kak Gilang bergerak!"

Ucapan Sofia jelas membuat Yanuar berdiri dan berjalan menghampiri Gilang. Ayuni yang juga sedari tadi menunduk dalam tangis nya kini ikut menatap sang putra yang ada di hadapan nya. benar saja,perlahan mata Gilang terbuka dan membuat senyum bahagia merekah jelas di bibir kedua orang tua nya juga di bibir Sofia.

"Mah.."
ucap Gilang amat perlahan dengan suara nya yang terdengar amat purau

"Iya nak,ini mama,mama disini" ucap Ayuni seraya menggenggam tangan Gilang semakin erat

"Mah,gelap..disini kenapa gelap mah?"

Ayuni terdiam,menahan air mata yang semakin membuat dada nya sesak.

"Mah,kenapa gelap? kalian dimana?Gilang gak bisa liat kalian!?"
Gilang tiba-tiba mulai terlihat gelisah ketika ia merasa dapat mendengar suara dari anggota keluarga nya namun Gilang tak dapat melihat sosok dari mama papa atau pun Sofia.Gelap! Yang Gilang lihat saat ini hanya sebuah kegelapan, dirinya seolah hanya dapat melihat ruang hampa hitam yang begitu gelap.

"Mah pah,Gilang gak bisa liat apapun, kenapa semua nya gelap?? Kalian dimana??!"

Ayuni tak dapat menjawab pertanyaan Gilang,baik dirinya juga Yanuar maupun Sofia kini hanya bisa ikut menitikan air mata ketika Gilang bicara bahwa tak ada apapun yang dapat dilihatnya.

"Mah,pah???!!" Kini pertanyaan nya disertai dengan tetesan bulir air mata

Gilang mulai menyadari sesuatu yang buruk telah terjadi pada pengelihatan nya,namun Gilang masih berusaha untuk berulang kali menggosok kasar kedua netra nya,berharap setelah ini padangan nya kembali dapat melihat semua dengan normal, namun semua usaha nya nihil, yang Gilang lihat masih tetap sebuah kegelapan besar. Gilang benar-benar tersadar bahwa dirinya benar-benar tak dapat melihat apapun!

"Maaf,Gilang. Maafkan mama" ucap Ayuni terisak

Gilang memukuli kepala nya berulang kali sebagai bentuk dari kesedihan dan amarah yang bercampur menjadi satu dalam dirinya.

"Jangan Gilang,jangan! Maaf, Maafkan mama" ucap Ayuni terisak seraya memeluk Gilang sangat erat,semakin erat seraya mencoba menghentikan gerak tangan Gilang yang terus memukuli kasar kepala nya sendiri.
Tak ada yang mampu Ayuni ucapkan pada putra nya hanya Isak tangis dan peluk hangat yang saat ini berusaha Ayuni berikan seraya kembali mengingat kalimat yang dokter ucapkan

ALKAVI (REVISI BERTAHAP)Where stories live. Discover now