42.| Selamat jalan, Malaikat tak bersayap

108 3 0
                                    

...

Kini hubungan Gilang dengan sang ayah pun semakin membaik, semenjak Kecelakaan yang menimpa Gilang dan menyebabkan Gilang mengalami kebutaan, Yanuar telah banyak berubah, Yanuar menyadari sikap nya pada Gilang selama ini sudah sangat keterlaluan, bagaimanapun Gilang tetaplah putra nya, Setelah banyak hal yang terjadi kini kedua Ayah dan anak ini sudah memutuskan untuk kembali memperbaiki hubungan antara kedua nya.

Tepat setelah dua minggu lama nya Gilang menjalani perawatan di rumah sakit pasca operasi,akhirnya Dokter menyatakan Gilang sudah pulih dan sudah diizinkan untuk meninggalkan rumah sakit. Hal ini tentu saja membuat Gilang merasa bahagia dan penuh syukur setelah semua cobaan yang menimpa dirinya.

Hari ini, Hari dimana akhir nya dokter mengizinkan nya untuk keluar dari rumah sakit Gilang terus menatap pantulan dirinya di pantulan kaca jendela kamar rawat tepat sebelum meninggalkan ruang rawat nya saat ini,menatapi kedua netra asing yang kini sudah menjadi bagian dari dirinya, Gilang amat bersyukur karna Tuhan berbaik hati tak membuat dirinya berada dalam kegelapan terlalu lama, ratusan bahkan mungkin jutaan kali Gilang terus mengucapkan kata Terimakasih pada pemilik mata ini sebelum nya.Siapa pun beliau,Gilang benar-benar berterimakasih karena berkat kebaikan dan kemuliaan hati nya Gilang menjadi salah satu orang terpilih yang Tuhan takdir kan untuk menerima kebaikan ini dan hidup nya kembali berjalan seperti biasa. Gilang juga memanjatkan do'a paling tulus dari lubuk hati nya yang terdalam untuk mendo'akan seorang berhati mulia tersebut agar dapat beristirahat dalam damai.

Ditemani oleh kedua orang tua nya ,kini Gilang berjalan perlahan keluar dari ruang rawat nya dengan sebuah tongkat yang menopang langkah kaki nya yang belum pulih dengan sempurna,diiringi dengan langkah Ayuni yang dengan lembut mengiringi langkah putra sulung nya.

"Gilang?" ucap Ayuni membuka pembicaraan setelah seluruh anggota keluarga nya kini berada dalam mobil yang masih berada di area parkir rumah sakit.

"Iya,mah?"

"Siang ini kita gak langsung pulang kerumah ya,nak. Mama dan Papa mau ajak kamu untuk datang kerumah Keluarga dari mendiang orang yang mendonorkan kornea mata nya ke kamu, mama dan papa sudah buat janji bertemu dengan mereka.. gimana pun kamu harus bertemu secara langsung sama mereka"

"Iya,Gilang.. kita sekeluarga harus menyampaikan rasa terimakasih secara langsung dan juga ucapan berduka cita paling tulus untuk keluarga mendiang" Sahut Yanuar

Kedua netra Gilang amat berbinar ketika mendengar rencana kedua orang tua nya
"Iya, itu hal yang sejak awal Gilang mau,Gilang sangat sangat ingin ketemu mereka secara langsung untuk menyampaikan belasungkawa khusus nya rasa terimakasih yang harus Gilang sampaikan sendiri"

..

Setelah semua perbincangan sederhana, Mobil keluarga Gilang pun segera berlalu meninggalkan pelataran parkir rumah sakit untuk menuju ke tujuan mereka selanjutnya, beberapa menit di perjalanan kini mobil yang mereka tumpangi berhenti tepat di depan sebuah rumah yang terlihat mewah dengan gerbang yang menjulang cukup tinggi, Yanuar yang detik itu berperan sebagai pengemudi membunyikan klakson mobil nya hingga satpam penjaga rumah tersebut muncul dan segera membuka gerbang utama rumah,
Setelah mobil keluarga Gilang terparkir rapi di pelataran rumah tersebut, ke empat nya keluar dari mobil dan berjalan menuju ke depan pintu utama rumah yang tertutup rapat, Beberapa kali Yanuar mengetuk pintu,sampai akhir nya seorang wanita yang ternyata sang asisten rumah tangga dirumah tersebut membukakan pintu dan mempersilahkan keluarga Gilang untuk masuk dan menunggu diruang tamu utama  selagi memanggil sang pemilik rumah yang tak lain adalah keluarga mendiang pendonor mata bagi Gilang.

ALKAVI (REVISI BERTAHAP)Where stories live. Discover now