FIRE🔥||Date?

21.2K 1.2K 31
                                    

Letha tersenyum senang sambil merias wajah nya. Dia memoleskan lipthin nya dengan sangat hati-hati agar tidak merusak riasan yang lain nya. Mendengar kabar dari Kana bahwa Farga akan mengajak nya jalan sebagai ucapan maaf.

Melangkah kan kaki ke luar rumah dan terlihat motor Neiman Marcus Limite Edition Fighter.  Kagum. Itulah yang menggambarkan kondisi gadis cantik itu ketika melihat pujaan hatinya sedang bersandar sambil bermain ponsel di samping motor yang berharga ratusan miliar.

Pipinya memerah, dengan gembira dia berlari ke arah Farga, Farga yang sedang berdebat dengan Bara lewat pesan whatsapp pun kaget karena ada tangan kecil yang melilit pinggangnya.

"Ayo! Kak, kita let's goo!!" Teriak Letha dengan semangat.

Sesaat Farga terpesona oleh tatapan manis gadis yang sedang memeluk nya ini. Tangan yang tidak memegang ponsel tanpa sadar terulur mengusap puncak kepala gadis itu dengan lembut.

Letha yang mendapatkan serangan tiba-tiba merasa kaget, darah nya berdesir, jantung nya berdetak lebih cepat dari biasanya. Meneguk ludah nya dengan susah payah, Letha mendongak melihat mata sayu yang sangat dia puja.

Farga yang tersadar apa yang telah dia lakukan, langsung mendorong kasar tubuh Letha hingga gadis itu mental jauh, namun belum sempat tubuh itu terhempas ke tanah, ada sebuah tangan yang meraih tubuh kecil itu, Letha yang kaget hanya bisa menutup matanya dengan rapat.

"Adek ga papa?" Suara lembut mengalun indah di telinga nya.

Letha membuka matanya dan melihat lelaki tampan dengan setelan kemeja sedang memeluk nya.

"Astaga, Tuhan. Pangeran dari mana ini?" Gumam nya tanpa sadar membuat lelaki itu terkekeh.

Entah mengapa Farga yang melihat lelaki lain memeluk gadisnya merasa kesal, dengan langkah lebar dia menghampiri kedua nya dan menarik Letha dengan paksa hingga wajah Letha menubruk dada bidang itu. Farga mengeraskan rahang nya memeluk Letha dengan posesif.

Lelaki yang tadi jelas kebingungan, dia menggaruk tengkuknya dan masih tetap diam, Letha menarik paksa kepalanya hingga terlepas dari pelukan Farga. Dia melihat ke arah lelaki yang sudah menolongnya tadi dan tersenyum kepadanya.

"Makasih ya, hampir aja tadi aku jatuh. Hihihi.." lelaki yang belum diketahui namanya itu pun merasa terhipnotis dengan senyuman manis itu.

"Nama kamu siapa?"  Pertanyaan Letha mengagetkan nya dari keterpesonaan nya.

"Gue Veros. Kalo lo?"

Belum sempat Letha menjawab Farga sudah lebih dulu menarik gadis itu dan mengangkatnya hingga terduduk di atas motor. Dia pun ikut naik ke atas motor dan membawa tangan Letha untuk memeluk pinggangnya, yang membawa motor dengan kecepatan sedang meninggalkan lelaki yang bernama veros itu.

Motor Marcus itu berhenti di sebuah mall, Letha dengan gembira menarik lengan Farga untuk menuju ke tempat perlengkapan sekolah. Dia mengambil beberapa seragam SMA dengan Size yang lebih besar dari ukuran badannya. Farga hanya memperhatikan sambil duduk di kursi tunggu.

Setelah selesai memilih seragam sekolah mereka melanjutkan untuk membeli beberapa bando dan jepit.
Dengan malas Farga mengikuti Letha yang nampak sangat bahagia. Dia sangat bahagia karna Farga yang membayar semua belanjaannya.

Letha mengambil beberapa bando dan mencoba nya,

"Kak, ini bagus gak?" Farga menoleh ke sumber suara. Senyum miring terukir di wajah tampannya, tatapannya berubah menjadi dingin dan wajahnya menjadi sangat sinis.

"Bagus, Bando nya bagus, tapi jadi jelek karena dipakai sama lo. orang jelek gitu ya? kalau pakai barang apapun tetap jelek." Letha tersenyum pahit mendengarnya, dadanya sangat sesak mendengar ungkapan Farga.

"Makasih." Lirih nya namun masih bisa di dengar jelas oleh Farga.

Tanpa memperdulikan ucapan Farga tadi, dia memilih untuk mengambil semua jenis jepitan hiasan kepala yang ada di toko itu, dia akan memberikan pelajaran sedikit kepada lelaki itu agar bisa lebih sopan menghargai perasaan dengan cara menghabiskan uang nya.

Sudah banyak sekali barang yang dibeli oleh Letha, mulai dari tas sekolah yang bermacam-macam warna, dress yang tidak bisa terbilang murah, hiasan kepala, sepatu, sampai bermain Timezone. Tapi entah mengapa lelaki yang atm-nya sedang dia pakai ini tidak menunjukkan ekspresi marah atau kesal.

"Belanjaan bocah!" Ketus Farga.

"Kenapa kakak ga protes waktu aku beli semua barang ini?" Tanya Letha dengan bingung

Farga tidak menjawab dia malah mengingat kenangannya saat bersama Fuji mantannya, belanjaan Letha tidak ada seperempatnya ketika ia mentraktir mantannya dulu. Bahkan puji sudah pernah mendapatkan mobil dan 1 unit apartemen dari Farga.

Kruuuuukkk....

Letha merintis sambil memegang perutnya, Farga menatap Letha yamg sedang menyengir malu.

"Kak Laper." Ucap nya dengan pelan. Detik berikutnya ada dibuat menegang dengan perlakuan Farga.

Farga menunduk dan mengusap perut Letha. Kemudian menatap nya dengan tatapan dingin khas nya.

"Makanya kalo mau pergi makan dulu." Farga menyentil dahi Letha, membuat gadis itu meringis.

"Letha lupa kak." Ungkap nya, kemudian Farga membawanya menuju tempat makan, Letha sangat senang hari ini, dia jalan bersama pujaan hati nya, dan di belikan semua yang dia mau, sebenarnya Letha sendiri bisa membeli nya namun rasanya jadi berubah saat Farga yang memberikan untuk nya.

Kepala nya terbentur oleh pinggang Farga, dia melamun hingga tak sadar bahwa pria di depan ini sudah berhenti berjalan. Namun ada yang aneh, mengapa mereka berhenti di tempat maju ini kan belum sampai restoran mall?

Saat melihat ke depan dia melihat seorang wanita cantik sedang menunduk mengambil barang” nya yang berserakan. Wanita berambut pendek dengan baju yang sangat sexy, Letha yakin wanita itu di tabrak oleh Farga, namun mengapa Farga menegang?

"Duh.. maaf saya buru-buru tadi." Ucap wanita itu dengan suara yang lembut, namun yang membuat Letha lebih bingung lagi saat wanita itu mendangak melihat Farga wanita itu pun ikut menegang.

Ada apa ini? Batin nya

"Koko.." ucap wanita itu dengan nafas tercekat.

"Fuji.." kini Letha yang menegang mendengar suara Farga yang bergetar. Dia tau nama itu, itu mantan nya Farga, berarti sekarang mereka sedang bertemu mantan nya Farga.

"Koko aku mau bicara." Ucap Fuji degan sangat lirih, dia menjatuhkan barang-barangnya ke bawah dan menggenggam tangan Farga.

"Iyaa, kita perlu bicara." Ucap Farga dengan sangat lembut dan memegang pipi Fuji.

Letha mengeratkan genggamannya pada tas yang sedang dia bawa, tas yang berisikan belanjaan. Farga tidak sudi membawa nya jadi dia yang membawa sendiri.

Dia merasa sesak saat melihat perlakuan lembut yang sangat tulus dari Farga untuk Fuji, sangat jauh berbeda ketika bersama dirinya.

Dan yang membuat Letha lebih sakit adalah, Farga pergi bersamaa Fuji seolah melupakan dirinya. Dia hanya diam melihat Farga merangkul Fuji. Dia ingin menangis sekarang.

Dengan langkah lunglai dia pergi berbalik berlawanan arah dengan Farga.

dia kembali mengembangkan senyumnya dan menghapus air matanya. "Biasanya juga kaya gini kan? Kadang lagi makan sama mama papa terus tiba-tiba mereka pamitan mau ke luar negeri karena ada yang harus di urus. Bedanya Farga ga pamit, ga papa sama aja." Ucapnya menguatkan hati.



TBC.



Farga ketemu sama mantan nya nih, ada salam untuk Letha? Farga?.

Tunggu aku up lagi ya, jangan bosen nunggu. Oh ya jangan lupa mampir ke ig aku ya @xeaa.arora_

FIRE (On-going)Where stories live. Discover now