FIRE🔥||Coercion

15.7K 858 39
                                    

"babay!! Hati-hati jangan ngebut." Letha melambaikan tangan kepada Dea dan Gean.

Lewat ekor matanya dia melihat sahabatnya yang selalu menghindar saat bertemu dengan nya. Kana.

"Kana!" Teriak gadis itu. Kana menoleh dan melihat Letha berlari ke arah nya, dia dengan cepat berbalik ke arah berlawanan. Namun terlambat karena gadis itu sudah lebih dulu mencekal tangannya.

"Kana kenapa sih ngindar mulu?" Ucap Letha dengan sebal.

"Maaf,gue sibuk, tolong minggir!" Bukannya melepaskan tangan Kana, justru Letha semakin erat memeluk tangan gadis itu.

"Gamau! Kana ga boleh jauhin Letha." Lirih Letha dengan mata berkaca-kaca, yo ayolah dia ini sangat cengeng.

"Letha lepas gue buru-buru!" Kana berusaha melepaskan cekalan tangan sahabatnya itu.

"Gamau!" Kekeh Letha, beberapa murid yang lewat memperhatikan interaksi keduanya.

"LETHA!" Kana berteriak, membuat Letha dengan refleks langsung melepaskan cekalan. kedua tangannya, memandang Kana dengan tak percaya, air mata lolos begitu saja.

"Kana.. b-barusan bentak L-letha.." cicit gadis itu sambil menunduk. Kana dapat melihat bahu Letha bergetar. Ingin sekali dia memeluk gadis itu, sangat tidak tega untuk membiarkannya menangis begitu saja.

Kana hendak memeluk gadis itu, sebelum lengan besar seorang pria menarik Letha dan membawa gadis itu ke dalam pelukan nya.

Lewat lirikan mata, Farga menyuruh Kana pergi. dengan berat hati dia meninggalkan sahabat yang sedang menangis itu.

Letha sendiri kaget karena tiba-tiba tubuhnya ditarik oleh seseorang dan langsung memeluknya.

Dia mendongak untuk melihat siapa pelakunya, dia semakin terkejut karena itu adalah Farga.

Tanpa berbicara pria itu langsung membawa Letha ke dalam mobil, bukanmendudukkannya di kursi penumpang melainkan menggendong gadis itu ala Kuala dan dia sendiri langsung memasuki kursi kemudi. Setelah menutup pintu mobil dia langsung memundurkan jok mobilnya sedikit agar gadis digendong anak tidak terjepit dengan setir mobil.

"F-farga." Ucap gadis itu masih dengan terkejutnya.

"Apa sayang?" Farga menyelipkan anak rambut gadis itu yang menjuntai. lalu menarik ikat rambut yang mencepol rambut gadis itu.

"Besok rambutnya tidak usah di ikat. Aku tidak suka berbagi." Ucapnya sambil membelai lembut pipi gadis itu dengan tangan kanannya. Sedangkan tangan kirinya menahan pinggang gadis itu agar tidak memberontak di pangkuan.

"Aku?" Cicit gadis itu tanpa berani menatap mata tajam itu.

"Apa yang salah?" Farga bersuara dengan suara rendah, membuat bulu kuduk Letha meremang. Farga melepaskan ransel yang masih menempel indah di punggung gadis itu.

Letha bergerak tak nyaman dengan posisi nya, lalu dia merasakan sesuatu yang menusuk perut nya.
Dia mendongak memandang Farga yang entah sejak kapan memejamkan mata.

"Farga." Panggil gadis itu dengan polos.

"Kenapa, sayang?" Jawab Farga dengan geraman tertahan.

"Kayak ada sesuatu yang nusuk perut aku deh, ganjel banget ihh ga enak." Ucapnya sembari bergerak tidak nyaman.

Farga menggeram menahan hasratnya.

"Kamu tidak tau?" Letha menggelang cepat, dia memang benar-benar tidak tahu.

"Apa yang bersentuhan dengan perut mu?" Tanya Farga, Letha berfikir sebentar.

"Pinggang." Jawab nya.

"Lalu, apa yang berada diantara kedua pangkal pahaku?" Farga menyeringai mesum. Setelah sadar, Letha langsung memukul bahu Farga pelan.

FIRE (On-going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang