FIRE🔥|| Used to

16.5K 890 19
                                    

Walaupun mentari sudah menampakan sinarnya, seorang lelaki tampan nampak masih setia memejamkan kedua matanya. Sebelum akhirnya suara langkah kaki yang familiar terdengar di telinga nya, dia menggeram dalam tidur nya, mencoba kembali masuk kedalam mimpi namun sia sia saat sinar matari menembus dari kaca tepat mengenai wajah nya. Perlahan dia pun membuka mata, di mana  dia melihat Letha yang sedang merapikan tirai gorden dengan posisi membelakangi nya.

"Lo bisa ga sih ga ganggu tidur gue sehari aja." Kesal Farga, Letha menengok kebelakang dan langsung di suguhkan oleh wajah bantal Farga.

"Ga bisa. Senin sampai sabtu Farga harus anter Letha sekolah, hari minggu nya kita joging bareng." Farga mendengus mendengar nya, dengan sebal dia melangkahkan kakinya ke arah kamar mandi. Setelah dua bulan belakangan ini,piringnya sudah terbiasa dibangunkan oleh gadis kecil yang selalu mengusiknya itu, dirinya selalu direpotkan untuk mengantarkan gadis itu sekolah dan menemaninya jogging. Hanya mengantar sekolah tapi tidak menjemput, jogging juga hanya memutari rumah gadis itu, karena gadis itu memiliki penyakit asma bisa gawat kalo kambuh.

Letha menunggu Farga yang sedang mandi, dia duduk di pinggiran ranjang yang belum di beres kan, dia malas melipat selimut Farga karena sangat berat, dia adalah calon menantu di sini bukan pembantu. Itu pikirnya.

Saat Farga keluar dari kamar mandi dia melihat gadis itu sedang duduk sambil termenung di atas kasurnya. hanya dengan handuk yang dililitkan di batas pinggang dan rambut yang masih basah dia berjalan dengan pelan menghampiri gadis itu, berhenti tepat di depan gadis itu sehingga rambutnya yang basah menetesi kepala gadis itu.

Letha yang merasakan seperti hujan di atas kepalanya pun mendongak, sehingga air dari rambut Farga mengalir sampai pipi nya.

Farga mengelap air yang mengalir itu dan menyingkir dari sana. Letha sendiri masih memegangi jantungnya yang berdebar kencang, dia sangat kagum dengan ketampanan Farga.

"Omaigatttt... Tadinya gw kira bakal di cium." Ucapnya dengan nafas yang terengah dan memegangi jantungnya.

Sekitar 15 menit pria tampan itu sudah siap dengan kemeja dan celana Levi's, dia ada jam kuliah pagi ini. Sebenarnya jam 10, hanya saja dia sangat malas jika harus bolak-balik.

"Keluar!" Ketus Farga.

"Kalo ngajak keluar itu ya pelan-pelan. Kalo bisa pake sayang." Ucap Letha asal dan masih pada posisinya.

"Ayo sayang, kita keluar." Letha secara spontan memandang Farga yang berada di depan pintu, dengan senyum yang mengembang dia langsung memeluk Farga dengan sangat erat.

"Ayo, sayang!" Ucap letha sambil bergelanyut manja di lengan pria itu.

Setelah mereka keluar dari kamar, Farga langsung dengan terburu² mengunci pintu kamar nya dan menghentak tangan gadis itu.

"Minggir." Ucap nya dingin, Letha hanya mencibir sambil mengikuti pria itu.

"Pagi semua!" Sapa Letha saat melewati meja makan.

"Pagi sayang, sini sarapan." Ajak Mama Bara,

"Kana sama Reno udan berangkat, Aurel juga udah. Apa kalian mau di buatin bekal?" Tanya mama Farga.

Belum sempat Letha menjawab Farga sudah menariknya keluar, letha kembali menengok kebelakang sambil berteriak.

"Makasih mama-mama nya Letha, nanti aja pulang sekolah Letha numpang makan ya!"

Kini mereka berdua sudah berada di dalam mobil, di perjalanan Letha tidak henti-hentinya mengoceh, membicarakan hal random yang membuat Farga sedikit terhibur saat mengendarai mobil, namun dia bersikap seolah sangat terganggu.

"Aneh kan Farga, mana ada ikan kepala nya kucing."

"Lo lebih aneh, badan manusia mulutnya kaya kambing." Letha menatap Farga dengan polos.

"Mbeeekkk..." Farga hampir saja kelepasan tertawa besar, alhasil dia hanya mengekeh kecil mendengar gadis itu menirukan suara kambing.

Mobil yang mereka kendarai berhenti di sebuah rumah besar, wanita cantik dengan pakayan ketat, dengan malas Letha keluar dari mobil dan pindah ke kursi belakang, dan wanita itu pun masuk kedalam mobil duduk di samping Farga.

"Morning, babe." Fuji membalas sapaan Farga sambil mengecup bibir pria itu, Letha mengalihkan pandangannya, sudah biasa selama dua bulan ini. Begini lah, Farga akan selalu mengantarnya dengan catatan Fuji akan ikut.

Mobil itu kembali melaju, Farga kembali merasa kesepian karena Letha tidak mengeluarkan sepatah-patah pun jika kekasihnya sudah berada di dalam mobil. Fuji pun selalu sibuk dengan ponsel nya.

"Sayang berhenti di depan sebentar ya? Aku laper belum sarapan." Letha melotot tak percaya, dia jika terlambat jika begini. Sebelum-sebelumnya memang selalu begini dengan alasan apapun Fuji selalu memperlambat Letha untuk berangkat sekolah, mulai dari ingin belanja, ke toilet atau semacamnya, namun Farga bisa membujuk Fuji untuk mengantar Letha terlebih dahulu.

"Farga aku udah telat." Cicit Letha.

Fuji tersenyum sinis. " Manja banget sih? Makanya jangan nebeng sama pacar orang." Ketus nya, Letha melotot saat Farga menghentikan mobilnya di sebuah rumah makan.

"Farga?" Tanya Letha tak percaya.

"Gw gak mau cewek gue sakit, lo kalo telat bisa berangkat sendiri." Dengan kecewa Letha keluar dari mobil dan berjalan menuju ke sekolah nya.

"Sayang, makasih ya, kamu udah bela aku di depan anak kecil itu." Fuji menaruh tangan nya pada leher Farga, dia mendekat kan Wajah nya dan mencium bibir Farga dengan lembut. Farga membalas ciuman Kekasihnya dengan panas, Farga menekan belakang kepala Fuji untuk memperdalam ciuman mereka. Sekitar 15 menit ciuman itu pun berakhir.

"Ayo kita makan, nanti kamu sakit." Saat hendak keluar dari mobil Fuji menghentikan Farga.

"Sayang, aku ga laper cuma aku ga suka aja ada dia." Ucap nya sambil menyilangkan tangan nya di depan dada.

Farga menatap tak percaya pada kekasihnya.

"Yang anak kecil di sini kamu bulan dia," wanita itu menatap kekasihnya dengan bingung.

"Maksudnya?"

"Udah berkali-kali aku jelasin, aku di wajibkan anter dia ke sekolah, bukannya aku udah sering jelasin alasannya karena apa? Mungkin kamu mikir nggak sih dia itu harus ke sekolah tepat waktu. Aku pikir kamu beneran belum makan, aku takut kamu sakit. Kamu bohongin aku Fuji. Sekarang kamu keluar dari mobil!" Bentak nya.

Fuji menggeleng kan kepala nya keras. " Pacar mana sih sayang yang mau cowo nya satu mobil sama cewek laen!" Bentak Fuji tak mau kalah.

"Aku cuma satu mobil, kamu satu kamar, bahkan aku masih maafin, lagian kamu tau aku lakuin ini karna terpaksa supaya fasilitas aku nggak dicabut."

"Aku ga liat kamu terpaksa ngelakuin semua ini. Kamu seneng kan?!" Farga mengakui iya di dalam hati, dia mulai terbiasa oleh gadis kecil itu.

"Emangnya kalau fasilitas aku dicabut kalau masih mau sama aku?" Tekan Farga dengan sorot mata tajam.

"Sa-sayang, aku nerima kamu apa adanya." Ucap Fuji tergagap.

"Oh ya?" Farga menarik bibir nya menunjukkan seringaian.

"Aku cinta sama kamu, aku selalu mikirin kamu tanpa peduli siapapun. Bahkan aku rela nganter gadis itu ke sekolah suapaya apa? Supaya aku bisa menyenakan mu. Pahami itu." Mendengar itu membuat Fuji merasa senang di hatinya. Tidak ingin membuat kekasihnya yang kaya raya itu semakin marah akhirnya dia pun keluar dari mobil.

Farga melajukan mobil nya menuju kampusnya, dia membuang nafas dengan kasar. "Harusnya aku tidak memarahi kekasih ku hanya karena gadis itu. AARGGHHH!!! Letha apa yang kau buat pada diri ku!" Teryaknya Frustasi.

TBC.

holla apa kabar nya? Kalian tau ga apa yang bikin aku semangat update? Yaitu komen komen dari kalian, dukungan kalian yang bikin aku semangat untuk up, aku selalu pengen up dan selalu penasaran kira kira di chapter ini kalian bakal komen apa?

Jangan males komen atau vote ya? Aku selalu nunggu kalian bersuara. Terimakasih 🌺

FIRE (On-going)Where stories live. Discover now