FIRE🔥||Not that easy

13.1K 658 17
                                    

"semoga hari Farga di penuhi Latto-latto."

Farga mendelik saat kalimat itu lolos begitu saja dari bibir mungil gadis itu, kembali menoleh agar dapat melihat wajah gadis nya, rupanya Letha pun menatapnya dengan tatapan tanpa dosa.

"Apa?" Ucap gadis itu kebingungan.

"Letha.." Letha mengiris mendengar nada bicara Farga yang sangat halus.

"Gini deh, Letha bikin simpel. Farga jauhin Letha dan Letha akan permudah Farga ngelupain Letha." Tidak menyangka dengan respon gadis itu, apakah gadis ini menolaknya secara halus?

"Maksudmu?" Letha mencoba melepaskan diri dari pelukan Farga namun sia-sia, tenaganya tidak ada apa-apa nya dari tenaga Farga.

"Letha takut sama bang Reylan. Letha takut di marahin, Letha takut di cap anak nakal. Letha ga mau ngelawan mereka." Gadis itu kembali berkaca-kaca dengan bibir melengkung ke bawah siap menangis.

"Stttt... Kita hadapi semuanya bersama, kita tidak menentang mereka, tapi kita memperjuangkan hak yang harus kita dapatkan." Ucapan manis Farga membuat Letha terdiam sambil mengerjap polos.

"Hak apa?" Tanya gadis itu, angin lembut kembali menerpa, menyapa kulit mereka. Bahu Letha sampai menggigil karna angin yang sangat dingin.

"Hak cinta kita sayang, Kau mencintaiku dan aku mencintaimu. Akan aku pastikan cinta kita menyatu dengan sempurna, kisah cinta kita akan di bicara kan sepanjang sejarah." Dengan suara rendah dan tatapan tajamnya, disertai dengan kalimat manis dari bibir tipisnya itu mampu membuat Letha terbang ke atas awan.

"Farga manis banget sih, ga tahan aku ahhhhh." Letha memukul tangan Farga yang melingkar di perutnya. Farga terkekeh, tangan kanan nya mengelus rambut gadis itu.

Keduanya diam menikmati keindahan yang memanjakan penglihatan mereka, Letha semakin merapatkan tubuhnya karena merasakan aura dingin di sekitarnya.
Farga berharap hal ini akan bertahan lama, sangat indah hatinya di penuhi oleh bunga cinta.

*************

"Siapa nama gadis itu?" Seorang Pria dan wanita sedang duduk di sebuah cafe dengan saling berhadapan. Wanita itu mengeluarkan amplop coklat tebal yang berisi uang.

"Challetha Aurora, anak itu bagaimana intan berlian yang di jaga oleh tiga keluarga,  Keluarga Malik, Aldebaran, dan Dwitama. Sangat susah untuk kita berbuat sesuatu pada gadis itu." Pria suruhan itu menatap binar pada amplop coklat yang dia yakini berisikan banyak uang.

"Memangnya siapa gadis itu? Dan mengapa tiga keluarga terhormat itu menjaganya?" Tanya Fuji dengan bingung, tidak ada yang tidak mengenal keluarga kelas atas dan selalu di puja oleh banyak orang, keluarga yang sangat berpengaruh terhadap negara ini.

"Challetha Aurora Malik. Itu nama lengkapnya, sedangkan keluarga Malik menjalin hubungan baik dengan dengan keluarga Aldebaran dan keluarga Dwitama." Fuji berdecak kesal, ternyata saingan nya adalah Prinscess Aurora. Memang banyak yang tidak tau wajah asli putri dari keluarga pembisnis itu, sudah pasti demi ke amanan, sedangkan Letha sendiri terlalu malas jika harus di kejar-kejar oleh banyak orang atau di jaga ketat oleh bodyguard, oleh karena itu keluarganya menyuruh orang bayaran untuk menjaganya dan memantau kesehariannya.

"Aku tidak memiliki harapan." Pria bayaran itu menggeleng tak setuju saat melihat keputus asaan Fujian.

"Kau memiliki kesempatan besar, Reylan. Putra tertua dari keluarga Malik sangat tidak merestui hubungan antara Nocho dan Aurora. Entahlah, karna alasan khusus atau memang bernar karna dirimu." Fuji tersenyum matanya memancarkan cahaya kebahagian.

"Dari mana kau tau?" Pekik Fuji dengan gembira.

"Semangkin besar kau berikan aku bayaran maka akan semangkin lancar informasi yang kau dapat." Ucap Pria itu dengan senyum licik.

"Jangan pusingkan soal bayaran, aku akan membayar mahal untuk informasi yang berguna." Mereka berdua saling melempar senyum licik.

*******

Reno dengan terburu-buru melepas semua pakaian yang melekat pada dirinya, mulai dari celana hitam dan baju hitam yang mengeluarkan bau amis.

Trang!

"Haiss, ngapain sih pake jatoh segala!" Kesalnya lalu memungut tang yang terjatuh di samping kaki kirinya. Setelah itu dia langsung bergegas menuju kamar mandi.

Sekitar 30 menit dia keluar dari kamar mandi dengan keadaan lebih segar, dengan air yang mengalir dari rambutnya dia terlihat semakin mempesona.

Dia berada di apartemen nya, tidak ada yang tahu jika Reno memiliki sebuah apartemen, bahkan Starla tidak mengetahui.

Matanya melirik jam yang tergantung di dinding ruangan tersebut, 9:30.

"Ah setengah jam lagi gue bakal ketemu pujuaan hati gue." Dengan perasaan yang berbunga-bunga dia mengambil setelan kemeja dan menyisir rambutnya ke belakang dengan rapi.

Setelah itu dia keluar dari apartemen dan mengendarai mobilnya melaju kencang ke rumah pacarnya. tak ingin berlama-lama di dalam mobil dia segera menambah laju kecepatan kendaraan tersebut sampai berhenti tepat di sebuah rumah sederhana dengan cat tembok berwarna hijau.

Starla tinggal sendiri di rumah sederhana itu, kedua orang tuanya telah meninggal dunia sejak dia masih menduduki bangku SMA. dia tidak punya kerabat lain sehingga ia harus bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, sampai di mana pada akhirnya dia bertemu dengan Reno yang menunjang segala fasilitasnya, hanya saja Starla bukan gadis matre yang menerima semuanya begitu saja. Sudah berkali-kali Reno menawarkan tinggal di rumah yang lebih besar, hanya saja starla tidak ingin. Dan terus menolak ajakan dan tawaran kekasih nya.

Dia langsung mengetuk pintu rumah tanpa pagar tersebut, dan menyerukan nama kekasih nya.

"Starla sayang!"

"Iyaa Al aku buka." Sahut Starla dari dalam. Begitu pintu rumah dibuka Reno langsung menyerobot masuk dan duduk di ruang tamu. Kemudian gadis cantik itu langsung ikut duduk di samping Kekasihnya.

"Lama banget, abis ngapain? Telvonan sama cowo ya?!" Tuduh nya dengan mata memandang tajam ke arah Starla.

"Enggak lama kok, aku tadi lagi makan di belakang Al. "Ungkap Starla dengan cepat.

"Udah makan nya?" Ujarnya setelah menghelah nafas panjang.

Starla menggeleng polos. Dengan gemas Reno mengacak rambut gadis kesayangan nya itu.

"Gemas banget sih! Pacarnya siapa, Hem?" Pipi Starla merona mendengar ungkapan Reno yang sangat tulus.

"Ambil makan nya, sini makan aku temenin." Tubuh Starla menegang, dia menundukkan kepala membuat Reno menggeram kesal.

"Kamu makan Mie pedes lagi?" Tanya Reno dengan halus sambil membelai lembut rambut panjang Starla.

"Maaf Ren, maaf aku lagi pengen soal nya. Jangan hukum aku ya please." Starla mengeluarkan Puppy eyes nya berharap Reno akan luluh.

Reno terkekeh membuat Starla semangkin ketakutan.

"What punishment is suitable for this disobedient girl, Hem?" Tangan besar Reno mengangkat dagu Starla sampai pandangan mata mereka bertubrukan.

"Aku ga bakal ulangin, janji!" Ucap Starla bersungguh-sungguh.

"Berapa kali kamu janji?" Tanya Reno dengan aura yang berbeda dengan sebelumnya.

Starla diam membisu dengan pertanyaan Reno.

"JAWAB! KAU PUNYA MULUT UNTUK APA STARLA!" Satu tetes air mata runtuh begitu saja di ikuti dengan tetesan-tetsan lain nya.

Reno memandang nya tajam.

"Apa kata kuncinya?"setelah mendengar kalimat itu starla langsung tersenyum dan menatap kekasihnya.

"Starla belongs only to Reno, now, later and forever!" Reno menarik Starla kedalam pelukan nya, sebenarnya dia sudah sangat ingin menyentuh Starla, namun dia urungkan, entahlah. Mungkin karna dia sudah mendapatkan kepuasan tadi.


TBC.

makin kesini makin bingung ya? Wkwkwkwk btw jangan lupa vote sama komen yaaaaa hihihi

FIRE (On-going)Where stories live. Discover now