FIRE🔥||murderer

14.3K 779 26
                                    

"Gue apa?!" Desak Dea, merasa gemas dengan pacarnya yang lemot sekali itu.

"Sebenernya gue laper Dea. Ahh ga usah bahas itu dulu yuk. Gue mau makan." Dea mendatarkan pandangannya, lalu pergi meninggalkan Gran. Langsung saja pemuda itu mengejar kekasihnya.

Gean terus memanggil nama Dea di sepanjang perjalanan menuju kantin. Gean berhasil menggapai lengan mungil itu. Dengan susah payah dia mencoba berbicara dengan nafas yang ter-engah, sama hal nya dengan Dea. Gadis itu pun ngos-ngosan mengatur nafas nya.

"Dengerin gue dulu,"

Dea berhenti berjalan lalu berbalik menatap Gean dengan pandangan sayu, seperti menahan tangis.

"Lo bisa gak sih, nanggepin ini dengan serius? Ini bukan masalah sepele yang bisa Lo tanggepin degan candaan. Lo di tuduh jadi pembunuh Gean! Lo n-ngerti ga sih? Hikss.." satu isakan kecil lolos dari bibir mungil itu. Gean yang panik langsung memeluk Dea-nya dan mengelus Surai hitam gadis itu.

"Stuuttt... Gue bukan ga mikirin soal ini, tapi Lo pernah ga berfikir ada di posisi gue? Gue harus apa, Dea?" Dea mendongak mendengar suara Gean yang berubah serak.

"Gue harus bersikap kaya gimna? Bilang, mau marah-marah tapi untuk apa? Kalo gue ga salah. Ya kan? Makanya gue kaya gini, karena gue ga tau harus menanggapi tuduhan ini kaya gimana, gue ga tau harus bersikap kaya mana." Dea tertegun. Selama ini Gean bingung harus bersikap seperti apa? Kenapa Dea tidak memikirkan perasaan Gean. Dea kembali memeluk Gean dan menangis kencang, Gean yang panik langsung memeluk kembali gadis kesayangan nya.

Setelah itu mereka berdua jalan beriringan menuju ke kantin, dan setelah mereka makan bel masuk pun berbunyi.

********

"Ayo, Leth, buruan. Kak Kana sana kak Veros udah nunggu di belakang taman." Letha yang sedang fokus mengerjakan tugas kimianya terganggu oleh Aurel yang terus mendesaknya agar cepat menyelesaikan tugas.

"Iyaa, Aurel diem dulu. Letha ga bisa mikir nih!" Omel Letha dengan tangan kanan memijat kepalanya.

"Syutttt!!!!" Dea menggoyangkan kursi yang diduduki oleh Aurel.

Aurel terperanjat kaget. Dengan cepat ia menoleh ke belakang dengan senyum kaku.

"what's wrong with you?" Dea menyengir.

"Nyontek." Ucapnya dengan nada lembut selembut mungkin. Aurel mencabikkan bibirnya sebal, tapi tangannya memberikan buku tugas miliknya.

Setelah Dea dan Letha selesai mereka langsung mengumpulkan tugas kimia kepada guru.

"Baiklah anak-anak ibu tutup pembelajaran hari ini,minggu besok di pertemuan selanjutnya kita akan mengadakan praktek di laboratorium." setelah mengucapkan salam guru kimia pun langsung meninggalkan kelas.

"Gean ga ngerjain tugas ya?" Ledek Letha dengan tampang polos.

Gean mengerling nakal. "Perhatian ya Lo, mau ga jadi pacar gue?" Dea menghembuskan nafas lelah.

"Gamau ah, ntar Letha di bun---- hmmpphh" dengan sigap Aurel langsung membekap mulut Letha. Mimik wajah Dea dan Gean seketika berubah.

"Bunuh?"pancing Dea,

"Bu... bu....bu.... Buntutin sama fans nya Gean. Ih, Gean kan punya pacar banyak banget takutnya nanti aku di-bully." Terlihat wajah panik Letha. Dea sebenarnya tahu bukan itu yang ingin disampaikan oleh gadis di depan. Dea hanya tersenyum hambar,

"Gue sama Dea balik duluan ya?!" Pamit Gean dan langsung menyeret lengan Dea dengan sangat lembut.

Setelah Dea dan Gean keluar, Aurel menatap Letha tajam.

FIRE (On-going)Where stories live. Discover now