FIRE🔥||Agraham Chellio Aldebaran

15.8K 790 95
                                    

Setelah tiga hari di ruang putih akhirnya Agra mau menunjukan dirinya. Mereka satu tubuh namun memiliki sifat yang sangat berbeda. Reno dengan pandangan sayu dan senyum nya yang menawan sedangkan Agra dengan pandangan tajam dan seringai mengerikan.

Farga membalas tatapan tajam yang di berikan oleh Agra. Kondisi Agra sangat acak-acakan. Namun posisi Agra sudah tidak di pasung. Melainkan duduk di kursi bersebrangan dengan kursi yang di duduki oleh Farga dan hanya terhalang satu meja yang tidak terlalu besar.

Sedangkan Shaka setia berdiri di belakang Farga sambil sesekali memainkan ponselnya. Dia tidak memiliki tugas penting di dalam sini. Hanya saja dia menghindari Aurel yang terus-menerus mengeluh bosan dan merindukan Letha. Shaka yang pusing akhirnya memohon kepada kembarannya agar di perbolehkan masuk.

Kekehan Agra memecah keheningan. " Kau marah karna aku muncul atau kau marah karna aku melukai gadis yang kau cintai?" Shaka sedikit terkejut mendengar suara berat Agra. Yang membuatnya terkejut adalah, benarkan kembaran nya ini sudah berhasil di luluhkan oleh bocil kematian itu.

"Apa pun alasannya, Lo ga perlu. Gue perintahkan mulai saat ini Lo harus menghilang. Biarkan Reno hidup dengan tenang. Dan jangan pernah mengacau pada tubuh itu." Aura menyeramkan yang di keluarkan Farga sangat menggangu Shaka. Dia tidak nyaman dengan situasi sekarang. Di dalam ruang mencekam ini dua pria dingin saling melempar tatapan tajam.

Agra kembali terkekeh. "Bukan kah seharusnya aku memang sudah tidak lagi muncul? Tapi, bagaimana jika Reno sendiri yang tidak mau aku pergi. Hm?" Agra menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi, lalu melirik ke arah Shaka. Shaka yang di lirik tiba-tiba langsung mengembalikan perhatian nya pada ponsel.

"Adik ku yang manis, lama tidak berjumpa. Kenapa kau semangkin besar semangkin tidak mirip dengan kembaran mu?" Tanya Agra dengan halus dan terdengar mengeringkan.

"Gue lebih ganteng ya bang?" Tanya Shaka dengan semangat. Agra mengangguk mantap membuat kepercayaan diri Shaka berkali-kali lipat. Dia menyugar rambutnya kebelakang sambil menaik turun kan alis nya.

"Pergilah dan jangan pernah kembali!" Farga menaikan suaranya membuat Shaka sedikit kaget. Padahal Farga membentak Agra bukan Shaka.

"Aku tidak mau pergi, adik." Jawab nya dengan sangat santai.

"Apa yang harus kami lakukan agar kau pergi?" Agra terkekeh berat.

"Shaka, coba lihat kakak kembar mu ini. Kenapa dia sangat ingin aku pergi? Coba tanyakan." Ucap nya pada Shaka.

Saat Shaka ingin bersuara, Farga langsung berbicara membuat Shaka tidak jadi bicara karna takut.

"Jangan ikut campur, Shaka!"

"Dia galak Shaka." Agra bangkit dari tempat duduk nya, melepas kemeja nya dan kembali duduk.

"Bagaimana jika kita membuat perjanjian. Adik?" Baiklah, Agra akan menurunkan ego nya. Bagaimana pun dia tidak ingin pergi. Dia masih ingin berlama-lama dengan Starla. Ahh dia jadi ingin memeluk Starla.

"Perjanjian apa?" Tanya Farga.

"Aku, Agraham Chellio Aldebaran tidak akan pergi. Namun, aku berjanji tidak akan menyakiti siapapun. Dan aku akan ikut menjaga gadis kecil merepotkan itu."

Dapat Farga dan Shaka lihat keseriusan di mata Agra. "Tidak!" Tolak Farga mentah-mentah.

"Lo jangan ambil keputusan gitu aja dong! Coba Lo liat mata bang Ren- eh, bang Agra. Dia serius anjir!" Shaka yang tidak terima langsung menggeplak kepala Farga, membuat Farga mendengus kesal.

"Dia ini psikopat. Dia bisa memanipulasi kita, Shaka."

"Kita kasih dia satu kesempatan. Apa salah nya sih?"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 03, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

FIRE (On-going)Where stories live. Discover now