FIRE🔥||sweet expression

13.8K 610 36
                                    


Seorang gadis dengan setelan piyama biru tua tampak sedang mondar-mandir dan sesekali menggigit kuku-kuku nya.
Dia sangat ingin pergi ke minimarket untuk membeli beberapa cemilan.

Ingin rasanya Letha mengacak-acak seluruh isi rumah mewah yang dia tempati. Sungguh dia menyesal, dulu dia berharap agar tidak kesepian dan ada yang di ajak biacara, setelah semua Abang nya tinggal bersama nya dia senang karna impian nya akan terwujud.

"Berharap bakal di ajak jalan, di ajak ngobrol, atau apa lah gitu. Ini mah beda pas sampe rumah pada masuk kamar masing-masing. Dan yang paling nyebelin nya lagi malah aku terkekang ga boleh kemana-mana." Letha menjatuhkan tubuh mungil nya di atas kasur nya yang sangat nyaman.

Mata gadis itu terpejam, tubuh nya seolah terpijat oleh kasurnya yang sangat empuk.

"Ini mah sama aja kaya sendirian, bedanya enakan ga ada mereka bisa jalan-jalan. Huhh!" Gadis itu kembali bergumam.

Sedang asik meratapi nasibnya tiba-tiba pintu balkon kamarnya seperti ada yang mengetuk, dengan perasaan was-was dia bangkit dan membuka tirai gorden itu, terlihat seseorang ber pakaian serba hitam menghadap ke arah nya, kepala laki-laki itu tertutup oleh tuduh Hoodie nya.

Namun rasa penasaran nya lebih besar dari pada rasa takut kehilangan nyawanya. Akhirnya Letha memutuskan untuk membuka pintu balkon.

"Nyari siapa kamu?" Tanya gadis itu sambil melangkah kan kaki nya mendekat ke arah pria di depannya, entahlah tubuh nya di yakini adalah pria.

Terdengar helaan nafas dari pria di depan nya, Letha seperti familiar dengan helaan nafas di depan nya.

"Kenapa belum tidur?" Farga membuka penutup kepalanya dan menarik pinggang gadis itu sampai kedua nya benar-benar menempel.

Letha memekik tertahan, apalagi saat ini Farga menatapnya dengan sayu. Sial kenapa wajah Farga sangat tampan.

"Farga.." panggil Letha dengan sangat pelan. Kedua tangan gadis itu menggenggam bagian depan Hoodie yang Farga pakai.

Farga menundukkan kepalanya untuk melihat wajah gadisnya,

"Kenapa sayang?" Jawab nya dengan sangat lembut. Nafas lelaki itu terasa sangat hangat menyapu leher Letha.

Farga terkekeh saat merasakan gelengan kecil di dada nya. Dia tau pasti wajah gadis itu sekarang sudah memerah seperti kepiting rebus. Ahh sangat nyaman memeluk gadis nya ini.

Merasakan angin kencang yang bahkan dingin nya sampai Farga rasakan bahkan saat dia sudah menggunakan jaket apa lagi Letha yang hanya memakai Piyama tipis?

Farga menggiring kekasihnya masuk ke dalam kamar, menutup pintu balkon dengan tangan kirinya. Dia mendudukan Letha di atas kasur lalu dia jongkok di depan gadis itu.

"Kenapa dari tadi diem aja, heh!" Farga mengelus pipi bulat gadis cantik yang terus saja menunduk enggan menatapnya.

"Farga ganteng banget sih, kan Letha jadi malu." Dengan perlahan Letha mengangkat kepalanya dan membalas tatapan Farga.

Farga mengangkat sebelah alisnya. "Lalu, sekarang udah gak malu?" Letha menyengir memamerkan barisan gigi nya yang rapih dan putih.

"Masih malu cuma leher Letha pegel nunduk terus." Gadis itu cemberut sambil menggosok pelan leher nya.

Farga duduk di karpet berbulu bewarna pink itu, lalu menarik Letha sampai gadis itu duduk di pangkuan nya. Farga memutar tubuh Letha lalu memeluk gadis itu dari belakang.

"Farga kenapa Dateng malem-malem?" Tanya Letha sambil menyandarkan tubuhnya pada dada bidang Farga.

"Karena rindu yang sulit untuk di singkirkan." Jawab nya sambil mengecup singkat pipi gadisnya.

FIRE (On-going)Where stories live. Discover now