FIRE🔥||Veros

18.3K 1.1K 72
                                    

Setelah ditelantarkan begitu saja oleh Farga gadis kecil itu berinisiatif untuk pulang sendiri. Dia sengaja tidak menelpon Bara karena tahu jam segini pasti kakaknya itu sedang berpacaran dengan Starla. Dia hanya tidak ingin mengganggu, walaupun selama ini starla tidak menunjukkan sikap cemburu ataupun ekspresi marah. Letha masih tahu diri untuk tidak membebani pacar orang sebegitu nya.

"Hah.. beruntung banget kak Starla dapetin kak Reno yang super duber bucin, sampai kaya kucing." Ungkapnya sambil terus berjalan menelusuri jalan Raya. Langit yang semula cerah kini berganti menjadi awan mendung yang mengiringi langkahnya, seakan langit pun ikut bersedih dan merasakan suramnya hati gadis kecil itu.

gadis itu sempat menutupi kebodohan yang terlalu senang akan diajak jalan dengan pujaan hatinya sampai dia lupa membawa uang. Jangankan uang ponsel saja dia lupa membawanya.

"Duh.. bodoh banget sih Letha!" Kakinya menendang-nendang bebatuan kecil yang ada di jalan, tangannya terasa pegal membawa barang belanjaannya yang begitu banyak. Seketika ia mengingat bodyguard-nya di rumah yang menganggur.

" Tau gtu aku suruh aja mereka ikut untuk bawa barang aku. Arghghh." Dia memekik kecil saat membayangkan bodyguard-nya sedang enak-enakan duduk di rumah, sedangkan dirinya kesusahan seperti gelandangan.

Sedang asik ngerutukin nasib sampai tidak sadar ada mobil yang hampir saja menabraknya. Klakson mobil itu pun menyadarkannya dari lamunan. Jika saja mobil itu tidak langsung mungkin wajahnya yang mulus itu akan menempel di bagian depan mobil mewah itu.

Terlihat sang pemilik mobil tergesa-gesa keluar, seperti tidak asing di penglihatan, gadis itu mencoba mencerna dan mengingat siapa pemuda di depannya.

"Kamu?" jari telunjuk lelaki itu menunjuk ke arahnya.

"Aku?" Monolognya seolah bertanya.

Lelaki itu terkekeh gemas melihat ekspresi polos yang dikeluarkan oleh Letha.

"Kamu yang tadi pagi berantem sama pacar kamu, trus hampir jatuh itu kan?" Tanya lelaki itu memastikan.

"Kamu Veros ya? Yang nolongin aku pagi tadi kan?" Terlihat raut kebahagiaan terpancar di wajah cantik itu, untuk kedua kalinya Veros tenggelam oleh pesona Letha.

"Nama kamu?" Tanya Veros mengulurkan tangannya.

"Letha." Jawabnya sambil menerima uluran tangan lelaki tampan di depannya.

"Eh, kamu ngapain di sini? Bawa barang belanjaan banyak banget gitu, memangnya nggak pegel? Dan pacar kamu mana?" Veros celingukan melihat ke belakang gadis cantik itu.

"Dia bukan pacar ku." Lirihnya dengan sedih, entah mengapa mendengar itu Veros sangat bahagia. Apa mungkin dia menyukai Letha? Dia sendiri belum yakin.

"Trus siapa? Kakak?" Lagi-lagi dia mendapati gadis itu menggeleng.

"Crush ku." Lirih nya dengan sangat pelan. Hampir saja Veros tertawa kencang.

"Oke, sampai di sini gue paham. Ceritanya cinta bertepuk sebelah tangan." Letha memanyunkan bibirnya beberapa senti ke depan, terlihat gemas di mata Veros.

Setelah beberapa saat bungkam akhirnya Veros membuka percakapan kembali.

"Rumah kamu jauh gak? Aku anter pulang mau?" Letha yang mendengar tawaran tertentu saja tidak menyia-nyiakan kesempatan nya. Dia mengangguk dengan semangat sambil tersenyum.

"Rumah aku jauh dari sini." Setelah itu mereka masuk ke dalam mobil, dengan Veros membukakan pintu untuk gadis cantik itu.

Menurut Letha, Veros sangat menyenangkan untuk dijadikan tuman curhat, tanpa membutuhkan waktu yang lama mereka sudah terlihat akrab. Bahkan Letha tanpa sadar menceritakan beberapa hal yang dia suka dan beberapa hal yang tidak dia suka, sampai kejadian di mall tadi di mana Farga dengan tega menelantarkannya.

FIRE (On-going)Where stories live. Discover now