FIRE🔥||Dea and Gean's true love

13.3K 764 55
                                    

Farga menyandarkan tubuhnya kepada kepala ranjang, meluruskan kaki nya di kasur lalu membenarkan posisi pacarnya yang sedang meringkuk di atas nya. Letha masih shock dengan kejadian tadi, dengan sabar Farga mengelus punggung Letha sambil mengucapkan kalimat menenangkan.

"Sampai kapan kau akan menangis? Tidak lelah, hm?" Tanya Farga dengan suara rendahnya. Di sela tangis nya Letha tersenyum senang, sangat suka mendengar Farga yang bersuara rendah. Gadis itu merapatkan wajahnya pada dada bidang Farga. Sangat salting.

"Aku ga nyangka ternyata kak Reno itu.."

"Shut." Farga langsung memotong ucapan Letha agar gadis gadis itu tidak kembali menangis.

"Kamu besok izin aja ya, dari pada gak fokus sekolah." Diam. Hanya kesunyian yang menyambut ucapan Farga.

"Kita harus laporin kak Reno ke polisi, jujur Letha takut. Dan kak Reno harus bertanggung jawab atas segala perbuatannya." Mata Farga berkilat tajam, tanpa sadar mencengkeram bahu gadis itu sampai membuat Letha meringgis.

"Kamu pikir aku tidak tau tentang penyakit Reno? Pembunuh itu bukan Reno tapi Agra!" Letha tersentak mendengar bentakan Farga. Walaupun tidak terlalu keras tetap saja membuat nya kaget.

"Tapi-"

"Jika sampai kamu mengadukan ini kepada orang lain jangan harap bisa bertemu dengan ku." Tangan Farga naik mencengkeram kedua pipi gadis itu.

Dengan kasar Farga meletakan tubuh mungil itu ke samping nya. Letha kaget dengan perlakuan Farga yang tiba-tiba menjadi kasar.

"Dan jangan harap kamu bisa keluar dari sini!" Sambil tersenyum jahat dia berjalan kearah pintu, menutup pintu dengan kasar meninggalkan gadis cantik yang tengkurap di atas kasur dengan air mata yang tak berhenti keluar dari mata bulat itu.

Jujur sekarang Letha sangat ketakutan, dia menyesal ikut dengan Farga. Harus nya dia pulang saja sendiri dan meminta perlindungan dengan ketiga Abang nya. Namun sekarang dia terkurung di sini. Sangking lama nya dia menangis kepala gadis itu terasa berat dan pusing tak lama penglihatan nya pun menjadi kabur dan gelap.

Farga kembali memasuki kamar, melihat pacarnya masih di posisi semula, dengan langkah pelan dia menghampiri Letha dan melihat gadis itu. Ternyata pacar nya ketiduran.

Dia membenarkan posisi tidur Letha agar gadis itu tidak sakit saat bangun, dan dia ikut tidur dengan memeluk gadis itu.

"Tolong jangan takut dengan Reno." Lirih nya tanpa di dengar oleh Letha.

****

Aurel berdecak sebal sambil menatap kursi kosong di sampingnya, tentu saja dirinya sangat kesepian ketika Letha tidak berangkat. Dia bukannya tidak memiliki teman, hanya saja dia cocok berteman dengan Letha, dengan teman yang lain hanya formalitas saja, dia melihat meja di samping nya, lalu memutar bola matanya malas, kenapa meja Dea dana Gean berada di samping meja nya? Sungguh melihat orang berpacaran rasanya dia pun ingin segera menemukan lelaki yang bisa dia jadikan pacar.

Aurel menjatuhkan kepalanya di atas meja sambil memejamkan mata nya, namun niatnya ingin tidur diurungkan karena mendengar suara langkah sepatu dari luar. Guru Prakarya laki-laki yang sudah berumur 38 tahun. Kebanyakan guru laki-laki selalu bermusuhan dengan beberapa murid, namun tidak dengan guru prakarya ini. guru prakarya disenangi banyak murid karena memang gurunya yang lucu dan ramah serta tidak sungkan berbaur kepada murid.

"Pagi yang indah sudah di rasakan oleh pasangan Romeo dan Juliet kita. Apakah kalian juga sudah merasakan keindahan pagi ini?" Tanya pak Arjuna dengan berirama.

Berbagai sahutan menarik terdengar dari beberapa murid, terutama Gean yang sangat senang dengan pak Arjuna, mereka sudah seperti besti.

"Apakah Arjuna kita sudah menemukan Sinta?" Gean berdiri dari tempat duduknya sambil bertanya mengikuti nada pak Arjuna.

FIRE (On-going)Where stories live. Discover now