psycho [hoonyoung]

2.1K 161 17
                                    


!Ada adegan kekerasan!




Doyoung berteriak saat badannya diangkat tiba-tiba, lelaki yang tadi bersamanya juga sudah terkapar tak sadarkan diri dengan darah mengucur dari kepala.

“HARUTO!” doyoung memberontak namun nihil.

Sang pelaku tak berbicara banyak, dengan cepat ikut menghilangkan kesadaran doyoung.

***

Netra gelap milik doyoung perlahan mengerjap menyesuaikan dengan cahaya remang-remang. Ringisan mulai terdengar, karena kepalanya sakit.

“sayang..” suara tak asing menggema mengambil sepenuhnya kesadaran doyoung.

Park Jihoon.

Doyoung meremat tali yang mengikatnya “mana haruto?”

Jihoon terlihat kesal namun kemudian tersenyum, badannya menyingkir dan memperlihatkan haruto yang sudah dirantai di sebuah kursi.

“terkejut sekali sepertinya” kekeh jihoon melihat wajah doyoung.

Kakinya melangkah mendekat ke arah lelaki manis yang sudah ia ikat dari tadi “haruto watanabe, dia lebih muda dari kamu. Cowok yang selama ini kamu suka yah” ujar jihoon memutari doyoung.

Doyoung tak membalas “kenapa emang?” tanyanya menantang.

Jihoon berhenti, sedikit terkekeh sinis “kamu masih nanya kenapa?”

“KENAPA? Itu semua karena kamu”

Doyoung menatap jihoon tajam “aku ga suka sama kak Jihoon!”

Jihoon terdiam. Memegang erat pisau yang berada di tangannya.

“aku akan segera membuatmu menyukaiku” ujarnya kesenangan.

Dengan cepat jihoon ke arah haruto yang masih pingsan dan berada tak jauh dari posisi doyoung.

Doyoung diam, mencerna setiap pergerakan jihoon sebelum matanya terbelalak mendapati haruto yang seperti dikuliti.

“GA! KAK JIHOON JANGAN GILA” doyoung berteriak seperti orang kesetanan.

Semakin lama darah semakin mengalir deras, dapat doyoung lihat bagaimana haruto yang sadar dari pingsannya dan menyadari sedang dikuliti hidup-hidup.

Jihoon tersenyum didepan wajah haruto yang kini sudah setengah dikuliti “kematian sudah dekat” bisiknya.

Haruto berteriak kesakitan, mencoba melepaskan diri selagi dirinya masih sadar namun semakin lama badannya semakin lemas.

Tak kalah histeris, doyoung juga berteriak. Segala cara dia lakukan untuk melepaskan ikatan miliknya namun sama sekali tak bisa.

“haruto!! Kak jihoon aku mohon jangan seperti ini..” mohon doyoung menangis.

Namun, jihoon tampak acuh. Dia asik menguliti haruto dengan teliti.

Selesai dengan tugasnya, jihoon menancapkan pisau tepat dipundak haruto yang sudah lemas.

“nikmati kematianmu” jihoon berdiri dari sana meninggalkan haruto yang sudah terlihat mengerikan.

Doyoung menggeleng, lemas dengan kenyataan yang terjadi didepan matanya.

Jihoon kini sibuk melakukan sesuatu, kemudian dia kembali datang membuat doyoung terbelalak tak percaya.

Kulit haruto dijadikan topeng oleh jihoon.

“pergi! Menjauh dariku!” usir doyoung.

Menyadari penolakan dari doyoung membuat jihoon tak terima “ apa? APALAGI YANG HARUS AKU LAKUKAN?”

“KAU MENYUKAI HARUTO BUKAN?!”

“LALU MENGAPA? bukankah aku sudah mirip dengan haruto? aku sudah memakai kulitnya langsung” jihoon tersenyum dibalik topeng itu.

Dia meraba-raba wajahnya yang dipakaikan topeng kulit haruto itu “apa lagi yang harus aku ambil dari tubuhnya agar kamu menyukaiku doyoung?” tanya jihoon mendekat.

Doyoung gemetar ditempat, dirinya menggeleng “aku membencimu!”

Jihoon meremat surainya frustasi “apa menyukaiku sangat sulit bagimu?”

“segala cara sudah kucoba?! Tapi mengapa, MENGAPA DOYOUNG?!” badan doyoung jihoon guncang dengan emosi.

Dengan penuh amarah dia mendekati haruto yang entah pingsan ataupun sudah mati.

Dengan kasar pisau yang tertancap dicabut kemudian dengan kejam jihoon menusuk wajah dan seluruh tubuh haruto dengan brutal.

Doyoung menutup matanya, tak sanggup untuk melihat.

“HARUTO HARUS MATI!” teriak jihoon kini pergi mengambil sebuah benda tajam panjang.

Dalam seperkian detik kepala haruto terlepas dari badannya.

Doyoung lemas, air mata sudah mengucur deras dari tadi ditambah pemandangan yang mengerikan didepan matanya.

“apa dengan tiadanya haruto, kamu bisa mencintaiku? Membalas cintaku ini?!” jihoon terlihat mengerikan dengan darah yang mengotori hampir seluruh bajunya.

Doyoung menggeleng semakin mengencangkan tangisnya “aku benci kak jihoon! Sampai kapanpun aku ga bakal balas perasaan kak jihoon! disukai kak jihoon itu mimpi buruk! AKU GA SUKA KAK JIHOON!” Teriak doyoung frustasi.

Jihoon berhenti.

Dia membuka topeng yang dia buat dengan kulit haruto itu, kemudian berjalan ke arah doyoung.

Wajahnya datar terlihat lebih mengerikan dari yang dibayangkan.

“jadi, kamu ga bakalan terima perasaan ini?” tanya jihoon.

Melihat kepala doyoung mengangguk membuat jihoon menghampiri lelaki manis yang dia puja-puja itu. Jihoon mengecupi pipi hingga ke arah leher doyoung.

Bibir mereka ikut menyantuh dengan jihoon yang memimpin dan doyoung yang pasrah saat sedang bercumbu dengan cepat jihoon mengeluarkan pistol dan menembak tepat dikepala pujaan hatinya.

Doyoung tewas tepat ditangan park jihoon sendiri.

Mata yang menatap kosong wajah penuh darah milik doyoung, seseorang yang dia cintai. Seseorang yang mampu membuat jihoon seperti psikopat gila.

Jihoon melepaskan tali yang melilit tubuh doyoung yang sudah tak bernyawa, dengan pelan jihoon tidurkan doyoung dilantai kemudian dia juga ikut meniduri dirinya disamping doyoung.

Jihoon menggenggam tangan doyoung sebelum akhirnya dia ikut menembak kepalanya dengan pistol.

3 orang yang tewas dalam satu tempat.

Haruto yang dibunuh jihoon, doyoung yang ditembak jihoon dan jihoon yang bunuh diri.
























“jika bukan aku yang menjadi pendampingmu maka takkan ku biarkan orang lain merebut posisi itu. Akan ku bawa kau dan aku bersama selamanya lewat kematian yang indah, doyoung”  —pjhn.

“karena mati denganmu itu indah”

***

Cui aneh

Gweh berusaha biar kelihatan sikopet

Jiun sikopet

Hmzzz

HEPI NIU YER GAIZZZ

TAHUN BARU MASALAH BARU UHUYYY

😘☝️☝️

VOTMEN CUI

all my stories || dobby Harem Donde viven las historias. Descúbrelo ahora