“jo!” panggil doyoung pada jeongwoo, bocah kelebihan tinggi yang menjelma menjadi tetangganya.
“apa cil?” jeongwoo mendekat.
“dih, cil cal cil cal gue lebih tua” doyoung berdiri, dia selalu merasa tersinggung jika jeongwoo memanggilnya dengan sebutan bocil.
Jeongwoo mengangkat bahunya “ya gimana yah..”
“lo kan satu meter kotor alias pendek” jeongwoo menaruh lengannya diatas kepala doyoung.
Doyoung menghempas lengan berotot itu dengan dongkol “GUE MASIH BISA TINGGI!” Serunya percaya diri.
“masa sih?????”
Doyoung mengambil sebuah batu kecill, kecilllll banget terus lemparin ke jeongwoo.
“ga kena! Soalnya batunya KECIL kayak lo!” jeongwoo segera berlari dari kejaran maung kelinci.
Lama sekali mereka kejar-kejaran, jeongwoo dibanjiri keringat tapi dia tak separah doyoung. Lelaki kelinci itu sudah ngos-ngosan tapi masih kekeuh buat ngejar jeongwoo dengan peluh keringat dan wajah merah padam.
Karena kasihan, Jeongwoo rela berhenti dan mendapat beberapa pukulan kecil doyoung pada punggungnya bonus cubitan maut.
“udah dong, sakit nih dipukul terus dicubit”
Jeongwoo mengusap-usap lengannya yang dicubit.
Doyoung berbalik membelakangi jeongwoo “lo ngeselin!”
Wajah jeongwoo muncul dari samping badan doyoung “maafin dong”
Doyoung memutar badannya “ga!”
Jeongwoo kembali memunculkan wajahnya “maafinn gue, traktir kue deh”
Doyoung masih kukuh, dia kembali membelakangi jeongwoo.
Jeongwoo terkikih geli melihat doyoung dalam hati ia berkata “kalo kayak gini bukan bocil terus apa dong? Bayi 3 bulan?”
Jeongwoo menyentuh helaian rambut doyoung, mengusaknya pelan lalu baru memunculkan wajahnya di samping wajah doyoung.
“kuenya gue traktir banyak? Mau gaa”
“okeh ga ma—
—yaudah ayo” Doyoung berjalan duluan meninggalkan jeongwoo yang mengekor dari belakang.
***
“makannya yang bener dong” jeongwoo geleng-geleng lihat doyoung makan kue yang dia beli.
Cemong sana sini, krimnya ke pipi, ke tangan, ke baju.
“gue makan udah bener ini” doyoung membantah ucapan jeongwoo yang bilang dia tidak makan dengan benar.
Jeongwoo mengambil tisu “terus yang gini kalo bukan bocil apa lagi sayang?”
“selain masalah tinggi, kelakuan lo emang pantas disebut bocil 5 tahun bby” jeongwoo menggeleng mulai mengelap wajah dan jemari kecil doyoung.
Doyoung menunduk “gue ga pendek! Tapi minta maaf soalnya gue makan kuenya belepotan” doyoung tau dia ga pernah bisa kontrol dirinya pas makan kue.
Jeongwoo mengangguk “gapapa, gue seneng lo kayak gini hehe lucu poll kayak boci—
—maksutnya kayak.. eh kayak ehh bayii” jeongwoo gelagapan melihat wajah doyoung yang masam.
Doyoung mengangguk, dia tak keberatan dipanggil bayi kecuali bocil dan cebol!
“yaudah makan”
Jeongwoo menopang dagunya, melihat doyoung memakan kue sampai tandas.
“udah?”
“gue mau nambah wooo”
Jeongwoo menggeleng “ga boleh banyak, udah makan 3 udah cukup. Entar gue beli lagi kalau udah waktu lo makan kue” jeongwoo menyarung jaketnya pada badan doyoung.
“ayo pulang” Jeongwoo menuntun yang lebih kecil menuju motornya yang terpakir setelah membayar.
“lengannya sini” doyoung memeriksa lengan jeongwoo membuat lelaki itu bingung.
“mau ngapain?”
“cubitan tadi sakit banget yah?”
Jeongwoo menggeleng sembari mengusak kepala doyoung kemudian memakainya helm.
“ga kok, buktinya gue masih bisa gerakin lengan sampe sekarang” Jeongwoo menunjukkan lengannya sekaligus pamer otot.
“maafin gue..”
“iya”
“marah kah?”
“Enggaaa dobbyy astaga” jeongwoo berakhir memeluk doyoung buat bener-bener bilang kalau dia ga marah sama makhluk gemesin itu.
“yaudah ayo naik”
“iyaa”
“pegangan”
Dilanjutkan dengan kedua remaja yang melihat pemandangan sore hari itu diatas motor berdua acialahh.
***
Jeongbby ga nih?!
AWOKAOWK JEONGBBY BIKIN GILA JUGAK
bayangin Jeongwoo bujuk dobby yg lagi ngambek?! APA GA MELEBUR PARA JEONGBBY STAN(个_个)
sedikit ingfo kalau ada beberapa book yang memang mau aku buat tapi ga tau Deng mau publiknya kapan.. soalnya aku kayaknya nungguin sampe book 'saudara' tamat biar up nya beraturan.
Jadi maaf kalau kegantung banget suwer MAAAFFFFF (´；ω；｀)
VOTMEN CUI
