marah [hwanbby]

2.3K 187 12
                                    

“junghwann” doyoung datang, berbaring disamping kekasihnya yang sedang tidur membelakangi.

“junghwan, sayang..” tangan kecil doyoung mengguncang badan junghwan yang tetap diam.

Doyoung mengintip “kamu tidur yah?” namun yang dia lihat junghwan masih membuka matanya.

Junghwan bangun, dia merubah posisinya dari berbaring menjadi duduk.

“junghwan ih, kenapa?” doyoung mendekat ke arah kekasihnya.

Junghwan masih tak menjawab, dia terus memandang datar dan lurus kedepan tanpa menghiraukan doyoung yang hampir merajuk karena tingkahnya.

“junghwaann, aku ada salah?” doyoung berdiri didepan junghwan.

Berusaha membuat kontak mata dengan kekasih tampannya itu, namun junghwan menghindar.

Tangan doyoung ditarik junghwan hingga jatuh di atas pangkuan yang lebih muda. Tangan besar itu terselip memeluk pinggang kecil yang pas pada lengannya, wajah junghwan ikut dibenamkan di antara perpotongan leher doyoung.

Doyoung mengerjap sesaat karena kaget “junghwan kenapaa? Aku bikin salah yah???” doyoung terus bertanya namun junghwan bahkan tak ada niatan untuk membuka suara.

Lengan kekar miliknya semakin erat memeluk pinggang doyoung yang duduk manis di atas pahanya.

Karena tau sepertinya junghwan tak ingin bicara, doyoung berakhir diam dalam pelukan bisu itu sesaat.

Sembari memainkan rambut belakang junghwan, sudah sekitar 20 menit mereka terus berada dalam posisi yang sama “junghwann, udahan pelukannya pinggang aku sakit” rajuk doyoung menyenderkan kepalanya di bahu lebar junghwan.

Junghwan melepaskan pelukannya, namun kembali memeluk doyoung lagi.

Doyoung menghela nafas, sikap junghwan ini kadang-kadang sangat menguji kesabaran saat dia sedang merajuk atau marah.

“wawannn—

—cuekin aku aja terus.” ucapan dengan suara rendah itu mengudarah.

  “kamu udah seminggu ini sibuk sama sekolah kamu, lalu sekarang aku datang sesuai perjanjian kalau kita bakalan habisin waktu berdua”

“tapi malah disuguhin kamu yang lagi haha hihi sama temen-temen kamu itu, dan malah cuekin aku?” junghwan mempererat pelukannya seakan menyalurkan rasa kecewa bercampur marah yang tak kasat mata itu kedalam tubuh doyoung.

Doyoung terdiam lama “maaf”

  “aku minta maaf”

   “tadi aku terlalu sibuk telponan sama mereka yah?” doyoung mulai menunduk saat dirasa buliran air mata akan meluncur.

 
Junghwan mengangkat kepalanya, memandang penuh ke arah doyoung yang sedang menunduk.

'Pasti menangis' batin junghwan berbicara.

Doyoung itu bukan tipe cengeng, tapi entah kenapa setiap tau kalau junghwan marah sama dia pasti bawaannya pengen nangis terus, takut junghwan ga maafin.

  “ga ada yang pukul, jangan nangis” tutur junghwan menghapus air mata doyoung.

Doyoung mengangguk, bibirnya melengkung kebawah sedikit bergetar karena menahan tangis yang akan keluar lebih besar lagi.

  “aku ga cuekin kamu lagi, tadi aku keasikan.. maaf” ucap doyoung seberusaha mungkin tidak menangis.

Junghwan menghela nafas.

   “ga dimaafin” ucap junghwan tanpa dosa.

  “ihh jangan gituu huee” tuh kan doyoungnya jadi nangis kejer.

Doyoung menggeleng, dia ga boleh cengeng tapi dia ga bisa nahan air matanya.

Junghwan segera memeluk badan kecil kekasihnya erat “ya Tuhan, bercanda sayang” junghwan mengusak rambut itu cepat.

   “ka-kamu yang bil-lang ga mau m-maafin aku” kata-kata doyoung tersendat-sendat karena menangis.

Junghwan menggeleng “bercanda dong tadi”

Doyoung melepaskan pelukan junghwan “ga Lucu!”

“kamunya yang lucu”

“apasih masih ga lucu”

“ya kan lucunya ada di kamu”

Doyoung menghentakkan kakinya, dia marah sama junghwan soalnya bikin dia salting.

“tau ah” doyoung keluar kamar, duduk dengan semua permainan pokemonnya lalu mulai bermain dengan wajah menekuk.

Junghwan datang, duduk kemudian memeluk doyoung dari belakang “main sama setan?”

“.....”

Tuh kan dicuekin.

“yaudah, aku pulang aja” junghwan mulai keluar rumah doyoung dan menyalakan motornya.

Mata junghwan menangkap sosok mungil yang menjadi kekasihnya itu sedang berdiri bersembunyi di belakang pintu dengan kepala menyembul menatap ke arah junghwan.

Junghwan berusaha abai dengan wajah penuh air mata dan bibir melengkung kebawah yang dipasang doyoung.

Namun anak itu tak kunjung datang menghampiri junghwan membuat lelaki bongsor tersebut menghela nafas.

Dia juga yang harus mengalah.

Junghwan mematikan motornya, melepas helm dan kembali berjalan masuk.

Segera tubuh doyoung yang masih berdiri di depan pintu digendongnya masuk.

Tangisnya pecah dalam pelukan junghwan.

“kenapa nangis?”

Doyoung menggeleng, memeluk junghwan erat.

“tadi kenapa ga samperin aku?”

“marah sama kamu” jawab doyoung.

“yaudah maaf”

“aku juga minta maaf” doyoung menatap junghwan.

“aku kira kamu beneran ninggalin aku sendirian”

Junghwan tertawa lepas “sejak kapan aku mau ninggalin kamu sendirian??”

Demi apapun tapi junghwan tak pernah berani ninggalin doyoung sendirian, selama dia masih bisa temenin bakalan diteminin terus.

Junghwan takut pacarnya dikira bocil smp terus diculik.

Jangan sampe deh.

“hehe iyaa juga” doyoung kembali memeluk junghwan.

Dia mau habisin waktu berdua sambil manja-manja aja sama 'junghwannya'.

“idih malah jadi kelinci manja” ledek junghwan.

“emang salah manja sama pacar sendiri?”

Junghwan menangkup pipi gembul itu gemas kemudian mengecup singkat.

Keduanya tertawa lepas setelah sedikit cekcok tadi.

Memang dasar hubungan bocah-bocah labil emang kadang bikin geleng-geleng.















***

Hwanbby..

Ga tau

VOTMEN juseyo

all my stories || dobby Harem Where stories live. Discover now