save [jaybby]

1.5K 123 23
                                    




“kabur lagi..?” lelaki itu memandang lurus seseorang yang baru saja datang dan duduk disampingnya.

Lawan bicaranya tertawa hambar kemudian duduk dipinggir lelaki tersebut.

Pakaiannya compang-camping, wajah dan tubuh dipenuhi lebam dan luka, berlarian tanpa alas kaki dan perut kosong sudah menjadi hal biasa yang terlampau biasa dalam hidupnya.

“kak jay...”

“diamlah, aku obati dulu lukamu” lelaki yang dipanggil namanya mulai mengobati luka orang yang menjadi lawan bicaranya.

Luka selesai di obati, keduanya kembali berdiam diri. Menatap lurus air sungai yang selalu menjadi tempat mereka bertemu, tempat sepi yang bahkan tak pernah dikunjungi.

Tempat tersembunyi yang menyimpan luka mendalam salah satu dari keduanya.

“doyoung..”

Yang dipanggil menoleh, wajah manis yang babak belur itu bahkan masih bisa menerbitkan senyuman cerah seolah tak pernah sekalipun tertoreh luka barang sekecil apapun.

“mengapa?” Jay bertanya, entah sudah keberapa kali meskipun tetap mendapatkan jawaban yang sama.

“aku menyayangi mereka” doyoung menjawab, menatap terangnya bulan dimalam hari saat itu.

Jay menunduk “mengapa harus kamu?”

“mengapa bahkan dengan tega mereka memperlakukanmu begini setiap harinya?”

“apa pantas saat mereka yang membuat kesalahan dan semuanya harus dilampiaskan padamu?”

“tak bisakah kamu kabur saja, tinggalkan mereka yang jelas-jelas tidak menyayangimu”

Doyoung tersenyum kecil “ini resiko ku mungkin? Hahaha aku lahir tanpa mempunyai otak pintar”

“aku dijadikan budak dan aku memang diperlakukan beda dari semua saudaraku”

“tapi itu tidak menjadi alasanku membenci mereka, aku merasa tidak berguna karena terlahir bodoh”

Doyoung menghela nafas sejenak “maka dengan itu, setiap kesalahan yang mereka buat semuanya akan menjadi salahku”

“aku tak keberatan, aku hanya tak ingin melihat mereka dilukai ayah ataupun ibu”

“aku menyayangi mereka, semua akan ku berikan bahkan jika itu nyawaku” doyoung tersenyum memegang gelang yang pernah diberikan sang nenek padanya.

“ahh tiba-tiba aku kangen nenek” doyoung memandang langit yang dihiasi bintang “kak jay, mungkin nenek adalah salah satu bintang di atas sana?”

Jay memandang langit, kemudian memandang wajah doyoung “mungkin..”

“apa itu dia?” doyoung menunjukkan satu bintang, paling terang diantara lainnya.

“nenek baik, pasti paling cerah”

Jay tersenyum pedih “doyoung”

“ya?”

“perutmu kosong lagi”

Doyoung tak menjawab “ini, mamaku memasakkannya” Jay menyodorkan satu kotak makanan.

Doyoung menatap makanan itu, kosong..

Dia belum pernah makan masakan ibunya.

“terimakasih yah”

Makanan dimakan dengan lahap “pelan-pelan saja”

Doyoung mengangguk, dia terlalu lapar karena tidak diberi makan seharian.

all my stories || dobby Harem Where stories live. Discover now