Chap 39

2.1K 331 22
                                    

Quest : Sang Maha hadir di Dunia fana.

Saat tiba di pulau Watatsumi, Lumine dan Paimon berurusan dengan Teppei di kemah pelatihan sedangkan m/n lagi lagi di minta untuk memulihkan diri nya.

Tapi m/n malah memilih untuk berjalan jalan di sekitar pulau Watatsumi itu, sekaligus dia akan memulihkan diri nya juga.

"Aneh sekali, dadaku rasanya sesak saat di pulau Tatarasuna... Tapi di sini aku merasa sudah baik baik saja....." M/n menghela nafas nya pelan apa apan ini....

M/n duduk di pinggir mata nya melihat kearah danau yang tengah membuat sebuah puasaran di sana. M/n penasaran apa yang membuat danau itu menjadi sebuah pusaran sebesar itu.

Asik memperhatikan apa yang dilihat nya kini beberapa hilichurl yang mendekati m/n yang tengah duduk.

M/n menoleh dan melihat setidaknya ada dua sampai tiga dari hilichurl yang terlihat mendekati nya tanpa membawa senjata tapi mereka membawa beberapa buah buahan dan juga kain putih yang bisa m/n asumsikan sebagai selimut.

Para hilichurl itu meletakkan buah buahan di samping m/n lalu mereka berjalan mundur, m/n memperhatikan pergerakan itu dengan sangat teliti lalu mengambil buah buhan itu dan memakan nya.

"Terimakasih" Ucapan m/n membuat beberapa hilichurl itu menari nari dan akhirnya mereka pergi meninggalkan m/n di sana.

Lalu tak beberapa lama kemudian muncul dua Kairagi yang ada di sisi kiri dan kanan m/n, kedua Kairagi itu duduk dengan sopan mereka sama sekali tidak menyerang m/n malah kini terlihat seperti dua penjaga m/n sekarang.

M/n yang sama sekali tidak terancam hanya diam membiarkan ia lebih fokus untuk memulihkan diri nya, tapi ia sama sekali tidak sadar jika seseorang tengah melihat nya dari kejauhan.

M/n menoleh dengan cepat kearah suatu tempat, m/n langsung memegang tombak milik nya. Dua kairagi yang ada di sisi kiri dan kanan m/n juga ikut bersiap seolah olah menunggu perintah dari m/n atau pun bersiap siap jika ada seseorang yang menyerang sang Pencipta.

M/n juga menyadari jika ada berbeda Ruin guard yang ada di belakang nya bersiap menyerang seseorang yang ada di sana.

Beberapa hilichurl pun juga ikut mengelilingi m/n, seolah bersiap mengorbankan nyawanya di saat itu juga.

M/n memfokuskan diri nya seketika itu juga muncul penghalang di sekeliling mereka, mata biru itu berubah menjadi emas menandakan jika ia menggunakan vision Geo saat ini.

Sosok itu tersenyum lalu meninggalkan tempat itu dengan enteng nya.

M/n langsung menurunkan senjata nya dan semuanya tampak aman aman saja sekarang, benar benar hawa keberadaan yang sangat mengancam....

"Turunkan senjata kalian, sudah tidak apa apa" Ucapan m/n membuat semua yang ada di sana menurunkan senjata dan kembali ke tempat masing-masing seolah-olah tak terjadi apa apa.

M/n menghela nafasnya sejenak lalu memutuskan untuk kembali ke tempat Kokomi.

___________________________________________

The story of Lucilius

Hanya karena suaranya
Hanya karena langkah kakinya
Hanya karena tatapannya
Para makhluk akan tunduk padanya.

Tidak ada yang akan berani bertanya-tanya siapa kah gerangan anak yang bermandikan darah segar itu.

Darah naga yang melumuri setiap jengkal tubuh nya, membuat nya benar-benar berwarna merah di saat itu juga.

Tombak nya yang bermandikan darah juga tak luput dari mata biru yang menyala dalam kegelapan.

Ini adalah akhir dari awal dunia Baru...

Catatan yang di temukan
Di dekat kediaman Kokomi

___________________________________________

Saat m/n kembali iya menemukan Lumine, paimon, Gorou, dan kokomi di sana.

"Yang mulia"

"Ada apa ini?"

M/n melihat ke arah mereka dan melihat Gorou yang memegang sebuah cangkang Delusion berlambang Fatui di sana.

"Itu Delusion" M/n menatap tak percaya apa yang baru saja ia lihat sekarang ini kenapa benda itu ada di sini?

"Anda tahu tentang ini Yang mulia?" Tanya kokomi pada m/n yang mendekat pada Gorou yang tengah memegang cangkang Delusion itu.

"Aku tahu benda ini saat aku berada di Liyue,.... Aku tidak menyangka akan bisa melihat benda ini lagi di depan mata ku" M/n memegang cangkang Delusion itu.

"kenapa ini ada di tangan kalian?" Tanya m/n yang kini memandang Kokomi dan Gorou.

Gorou menceritakan kembali apa yang terjadi di antara pasukan pemberontak, bagaimana ia menemukan Delusion itu di antara mereka dan.... Gejala gejala aneh yang terjadi di antara mereka semuanya.

"Ngomong ngomong soal gejala aneh...." Paimon membuka suara setelah Gorou menjelaskan apa yang terjadi pada pasukan pemberontak kepada m/n

"Teppei..." Lumine kini menatap m/n yang juga ikut menatap nya, sepertinya ia juga mulai menyadari sesuatu.

"Ti-tidak mungkin kan dia...." Paimon sama sekali tidak bisa melanjutkan kata katanya.

"Ayo cepat cari dia" Tak perlu banyak basa basi lagi mereka semua mencari keberadaan Teppei dimana mana.

Mereka mencari keberadaan Teppei kemana mana sampai mereka berhasil menemukan nya, sosok Teppei yang tengah duduk lemah di samping rumah.

M/n sama sekali tidak mendekat pada Lumine, paimon dan Teppei ia hanya melihat dari kejauhan bersama Kokomi dan Gorou.

Sampai m/n mendekat dan berjongkok di depan Teppei yang melihat nya dengan tatapan lemah, entah kenapa rasanya m/n merasakan Deja Vu saat melihat kondisi Teppei sekarang. Ia seolah-olah pernah melihat ini di suatu tempat.

"Maafkan saya yang mulia, sang Pencipta dunia indah ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Maafkan saya yang mulia, sang Pencipta dunia indah ini.... Saya sama sekali tidak bisa---"

Ucapan Teppei berhenti ketika m/n mengusap air mata yang tumpah ke pipi nya.

"Jangan menangis, tanpa Vision pun aku sudah memperhatikan mu.... Kau termasuk orang yang ku perhatikan Teppei.... Kau berhasil dan kau sama sekali tidak gagal" M/n mengusap rambut putih itu dengan pembut.

Teppei melihat Lumine dan Paimon di belakang m/n, wajah nya tersenyum hangat...

"Kenapa kalian melihat ku seperti itu sobat, jangan khawatir.... Kalau aku istirahat semuanya akan kembali seperti semula.... Yang mulia saya izin untuk beristirahat sekarang....."

Teppei dengan perlahan menutup mata nya, genggaman tangan Teppei pada m/n perlahan melemah menandakan jika Teppei sudah sangat terlambat untuk di selamat kan.

"Teppei....."

Setetes air mata sang Pencipta jatuh... Menandakan jika kepergian Teppei juga menyakiti hati sosok m/n sekarang ini.

TBC

The Lost God (Genshin impact x m reader) Where stories live. Discover now