chap 54

1.2K 183 24
                                    

Quest : mimpi yang berulang bagian l

M/n dan Lumine serta Paimon berjalan masuk ke dalam kota sumeru, saat m/n masuk mengikuti Lumine dan Paimon banyak orang orang yang melihat ke arah m/n. Pemuda dengan jubah putih itu melihat ke sekeliling menyadari orang orang memakai Akasha dan juga menatapnya.

Kemudian terdengar suara Belial di dalam pikiran m/n yang berbicara dengan nada yang menyebalkan

"Faa-san, mereka semua melihat mu loh~"

"Diam atau ku patahkan rahang mu"

"Hahahaha!"

M/n melihat ke arah depan melihat Lumine dan Paimon yang berhenti dan menatap nya.

"Apa?" Tanya m/n menatap kearah kedua wanita itu juga.

"Orang orang melihat mu loh m/n, apa menurut mu tidak apa apa? Maksud paimon itu mereka melihat mu mungkin karena kau tidak menggunakan Akasha" Mendengar perkataan Paimon, Lumine menatap m/n dan menganggukkan Kepala nya.

"Kenapa kau tidak menggunakan Akasha m/n? Apa terjadi sesuatu?" Tanya Lumine yang sepertinya penasaran apa yang terjadi pada m/n sebelum nya.

"Ah itu, benda yang kau sebut Akasha itu hancur saat di tangan ku... Saat aku ingin memakai nya benda itu hancur tak terasa" Jelas m/n yang tampak memasang pose berpikir nya sambil menatap sekitar, orang orang langsung menundukkan kepala mereka saat m/n melihat ke arah mereka.

"Dari pada itu, kelelawar jelek itu kemana?" Tanya Paimon

"Dia pergi" Jelas m/n dengan singkat

"Kemana?" Tanya Lumine bergantian

M/n kali ini hanya diam, mata m/n menatap ke arah langit dan Lumine derta Paimon melihat kemana mata m/n mendang... Ke arah Calestia.

Terjadi keheningan yang lumayan lama terjadi di anatara mereka bertiga, tak ada satupun yang mau untuk memecahkan keheningan itu.

"Jangan pedulikan tentang Belial, ia akan baik baik saja.... Ayo lanjutkan perjalanan" Ucap m/n yang akhirnya memecahkan keheningan itu, Lumine dan Paimon menganggukkan kepala mereka dan mulai memimpin jalan lagi.

_SKIP TIME_

Lumine dan Paimon membawa m/n berjalan ke arah suatu tempat di mana ada panggung dan bunga bunga cantik serta beberapa pedang yang ada di sana.

"Ternyata kau disini Dunyarzad, kami telah kembali" Paimon berteriak memanggil seseorang yang bernama Dunyarzad itu.

M/m melirik ke arah sosok wanita itu, mata m/n langsung menangkap keanehan pada wanita itu walaupun begitu m/n akhirnya tetap diam dan menatap sekitar nya.

"Ahh pengembara dan Paimon! Benar-benar menepati janji ya, aku senang sekali melihat kalian kembali untuk merayakan ulang tahun Lesser Lord Kusanali... Dan kalian membawa teman baru?" Dunyarzad berbicara dengan senang mengetahui jika Paimon dan Lumine kembali dengan keadaan baik baik saja tapi mata gadis itu mulai melihat ke arah sosok pria yang menggunakan jubah saat sosok itu melihat ke arah nya Dunyarzad langsung membungkuk hampir bersujud di hadapan kaki m/n.

"Maaf yang mulia, saya sama sekali tidak mengetahui keberadaan anda lebih cepat" M/n yang melihat itu langsung mengangkat tubuh Dunyarzad yang benar-benar ringan.

"Jangan bersujud... Aku kesini juga ingin merayakan hari...... Ahh... Ulang tahun Lesser Lord Kusanali juga" jawab m/n dengan cepat, jawaban m/n tampak nya membuat gadis itu tersenyum sangat lembar.

"Saya senang Yang mulia juga ikut bergabung, Festival nya akan di adakan besok. Saya sudah mempersiapkan festival ini lama sekali, saya jadi grogi"

"Gak usah grogi!, Paimon yakin Lesser Lord Kusanali pasti bisa merasakan rasa terimakasih dari semua orang" Ucap Paimon yang menyemangati Dunyarzad.

"Hehe, terimakasih Paimon. Ku harap semua orang yang datang ke Festival ini bisa bersenang-senang juga dan Festival ini akan sangat lebih mariah lagi karena ada sang Pencipta di sini" Ucapan Dunyarzad membuat m/n terkejut kecil, m/n tertawa kecil dan menganggukkan kepala nya.

Setelah itu m/n pergi berjalan jalan dan melihat lihat sekitar, para pedagang langsung menawarkan barang terbaik mereka dari makanan hingga barang barang bahkan mereka dengan senang hati memberikan nya secara gratis jika m/n mau tapi m/n menolak nya dengan halus karena ia hanya ingin melihat lihat tak ingin mengganggu percakapan Dunyarzad bersama dengan Lumine dan Paimon.

Waktu berlalu begitu cepat Dunyarzad mengantarkan Lumine, Paimon dan m/n ke sebuah rumah.

"Yang mulia, rumah anda di sebelah sana.. Maaf hanya rumah kecil" Ucap Dunyarzad yang merasa tak enak.

"Tidak perlu khawatir, aku sama sekali tidak mengeluh.. Terimakasih dan selamat malam" M/n membungkuk kecil dan mulai berjalan ke arah rumah nya lalu membuka pintu dan menutup nya.

M/n melepaskan melihat ke sekeliling sebentar dan kemudian duduk di atas tempat tidur nya perlahan m/n mulia berbaring lalu menutup matanya.

___________________________________________

"Kau tidak akan bisa lari dari ku tuan ku"
___________________________________________

M/n langsung membuka mata nya, ia melihat ke sekeliling dan menyadari ia bukan berada di dalam rumah tapi di dalam ingatan nya sendiri..

"Tuan, anda terlihat panik ada apa?" M/n mendengar suara lembut mata nya dengan cepat mencari suara itu, suara yang benar-benar sangat familiar untuk nya.

"Lucio

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Lucio.... " Ucap m/n dengan pelan tapi walaupun begitu Lucio masih mendengar nya.

"Iya tuan Lucilius? Apa anda memerlukan sesuatu?" M/n terdiam lalu bertanya.

"Belial... Dan Lucifer mana?" Tanya m/n yang kemudian duduk di tempat tidur nya sambil bersandar di kepala tempat tidur nya.

"Belial sedang melakukan sesuatu seperti biasanya dan Lucifer sedang mengajari murid nya... Tuan... Apa kau baik baik saja?" Tanya Lucio pada m/n yang masih tampak kebingungan.

"Aku..." Pintu kamar m/n langsung terbuka dengan paksa sosok yang di panggil Lucifer itu berjalan mendekati m/n sambil memegang pedang nya.

Lucifer memegang pedang nya lalu mengambil posisi nya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lucifer memegang pedang nya lalu mengambil posisi nya.

"maafkan aku... Ayah"

Siring!!!

Kepala m/n langsung terjatuh ke lantai, matanya dengan perlahan tertutup, darah mengucur dari leher yang terpotong itu

TBC

Lama gak up AWOKAWOKAWOKAWOK
berdebu juga nih book sama book book yang lain juga ya wkwkwkwk.

Btw keknya aku bakal punya pengumuman deh, cek aja nanti ya di kontak pesan bio ku~

The Lost God (Genshin impact x m reader) Where stories live. Discover now