Six

8 2 0
                                    

Arc de Triomphe, monumen yang dibangun oleh Napoleon setelah kemenangannya di Pertempuran Austerlitz. Arc de Triomphe merupakan salah satu monumen paling terkenal di kota Paris.

Sebuah Makam Prajurit Tak Dikenal dipasang di bawah Arc de Triomphe untuk mengenang para korban Perang Dunia I pada 28 Januari 1921. Arc de Triomphe buka setiap hari mulai pukul 10:00 am hingga 10:30 pm.

P.s: tiket masuk hanya untuk naik ke atas.

Mi Sun menuliskan sedikit infomasi tentang Arc de Triomphe pada caption foto yang akan ia unggah ke media sosial. Pose khas saat berfoto di depan monumen adalah berdiri dengan berlatar belakang monumen Arc de Triomphe. Mi Sun tampak kecil diantara megahnya monumen itu.

"Michelle, kau sudah bangun?"

"Aku sudah bangun," teriaknya.

Mi Sun segera turun dari tempat tidur, membuka pintu ketika mendengar suara Anne. Anne terlihat rapi, siap untuk pergi.

"Aku sudah menyiapkan sarapan untukmu. Makanlah, aku harus pergi, pastikan kau memakannya, aku akan marah jika aku kembali nanti makanan itu masih ada."

"Terima kasih," Mi Sun membungkukkan badan.

Anne menepuk bahu Mi Sun singkat sebelum meninggalkannya. Mi Sun mengikuti Anne, mengantarnya sampai ke depan pintu. Sekali lagi Mi Sun membungkukkan badannya saat Anne sudah keluar. Mi Sun segera menuju ruang makan, mencari sarapan yang Anne maksud.

Sepiring omelette lengkap dengan bacon panggang dan sosis serta jus jeruk tersaji di atas meja. Meski tanpa nasi, sarapan ini sudah cukup untuk mengisi energi sebelum kembali menjelajahi kota Paris. Salah satu tujuan Mi Sun hari ini adalah Parc des Buttes-Chaumont, taman kota yang terletak di timur laut Paris. Selain tanpa biaya, taman ini menarik perhatian Mi Sun saat mencari destinasi.

Mi Sun tertarik akan sebuah artikel yang menjelaskan bahwa Parc des Buttes merupakan salah satu tempat terbaik untuk melihat seluruh kota Paris. Ditambah lagi pemandangannya saat matahari mulai terbenam sangat cantik. Beres dengan makan pagi, ia segera bersiap untuk petualangan hari ini.

Palace of Versailles menjadi tujuan pertama hari ini. Istana yang kini menjadi museum seni di Perancis merupakan salah satu situs warisan dunia UNESCO sejak tahun 1979. Kemegahan Istana Versailles terperangah. Arsitektur khas kerajaan masih terjaga hingga kini. Sekali melihat pengunjung sudah tahu bagaimana kemewahan yang terjadi pada saat itu. Tempat ini bahkan pernah dijadikan tempat untuk syuting film.

Mi Sun tidak menyesal menempuh waktu hampir dua jam untuk sampai di sini karena semua terbayar dengan pemandangan yang tidak bisa ia temui saat di negaranya. Puas berjalan-jalan mengelilingi Istana Versailles, ia mencari restoran cepat saji untuknya makan siang, walau agak terlambat.

"Max," seru Mi Sun saat tidak sengaja melihat Maximillian.

Maximillian sedikit terkejut disapa secara tiba-tiba oleh orang asing. Ia mengangguk pelan dan tersenyum demi kesopanan. Mi Sun menghampiri, ia senang melihat orang yang dikenal, meski hanya bertemu dua kali sebelumnya. Orang-orang yang sedang bersama Maximillian menatap Mi Sun berlari kecil menuju arah mereka.

"Senang bertemu denganmu di sini. Kau sedang berlibur?" tanya Mi Sun antusias.

"Aku sedang bekerja Nona Kim," ralat Maximillian.

"Oh kau seorang tour guide. Maaf aku sudah mengganggumu. I'm sorry," Mi Sun membungkuk pada orang-orang di belakang Maximillian.

"Lanjutkan pekerjaanmu Max, sampai jumpa lagi entah kapan," pamit Mi Sun.

Setelah membungkuk sekali lagi pada Maximillian dan rombongan Mi Sun pergi meninggalkan mereka menuju pintu keluar.

"Kau mengenalnya?" tanya Felicie memecah keheningan.

"Bisa dikatakan iya. Apa dia baru saja mengatakan aku seorang tour guide?" tanya Maximillian entah pada siapa.

"Benar pak," salah seorang pegawai yang tepat dibelakang Maximillian meyakinkan bahwa pendengaran mereka tidak salah.

Maximillian tersenyum mengingat ucapan Mi Sun. Pertama kali bertemu mereka bertemu wanita itu menganggapnya sopir, sekarang seorang tour guide, sangat lucu.

"Mari kita lanjutkan," ajak Maximillian pada rombongannya.

Maximillian dan Felicie sedang meninjau tempat yang akan mereka gunakan untuk projek yang baru saja mereka sepakati. Dan Istana Versailles ini cocok dengan tema yang mereka angkat, Glamour.

Mi Sun mengecek ponsel, mencari restoran cepat saji terdekat dari posisinya. Sepuluh menit jalan kaki, jarak terdekat yang ditunjukkan peta. Segera Mi Sun mengikuti rute yang tertera.

Satu bigmac, segelas cola, dan satu porsi kentang goreng berhasil Mi Sun lahap. Ia melihat menu, menimbang dessert mana yang akan ia pesan untuk bekal ke destinasi selanjutnya. Pilihannya jatuh pada sepaket nugget dan chocolate pie. Usai menerima pesanan, Mi Sun bergegas menuju halte bus. Butuh hampit dua jam lagi untuk sampai ke Parc des Buttes. Ia tidak ingin melewatkan momen matahari terbenam yang terkenal itu.

Beberapa kali mengganti rute bus, harus Mi Sun jalani untuk sampai ke Parc des Buttes. Resiko yang harus ia hadapi saat memutuskan untuk liburan dengan budget yang minim. Semua pilihan harus disesuaikan dengan keuangan yang ia miliki. Meski begitu ia tidak menyesal saat sampai di sini. Semua hal sesuai dengan harapan, bahkan beberapa hal melebihi apa yang ia harapkan.

Sesampainya di Parc des Buttes, Mi Sun menghabiskan waktu berkeliling taman. Menyusuri setiap jalan, menikmati keindahan taman. Tidak lupa beberapa foto cantik berhasil Mi Sun dapatkan berlatarkan pemandangan ikonik dari taman ini. The Temple de la Sibylle, sebuah kuil yang berdiri di atas tebing setinggi 50 meter. Kuil ini menjadi salah satu daya tarik dari Parc des Buttes.

Mi Sun sedikit terpesona dengan adanya air terjun di dalam taman. Ia tahu bahwa itu buatan, tetapi Parc des Buttes sukses membuatnya terkagum-kagum akan keragaman yang disuguhkan. Meski taman di negaranya tidak kalah cantik, taman ini tetap memiliki ciri khas tersendiri untuk membuat Mi Sun merasa senang telah mengunjunginya.

Mi Sun mencari tempat strategis untuk menikmati sunset setelah kakinya mulai terasa pegal. Ia tidak tahu pasti di manakah tempat terbaik untuk menikmati matahari terbenam. Ia hanya mencari tempat yang dipenuhi oleh orang. Orang-orang memenuhi hampir diseluruh rerumputan yang tersebar luas. Tidak hanya orang lokal, tampak beberapa turis seperti dirinya pun berpiknik bersama keluarga atau pasangan masing-masing.

Mi Sun segera mencari tempat kosong untuk dirinya duduk. Diantara sepasang kekasih dan sebuah keluarga dengan dua anak kecil, terdapat sedikit area kosong yang cukup untuk dirinya sendiri. Tanpa alas, ia duduk bersila, membuka perbekalan yang telah ia siapkan. Sekotak nugget, apple pie, dan sebotol air mineral dingin.

"Kau hobi menghilangkan sesuatu rupanya," sapa seorang pria mengagetkan Mi Sun.

"Max," ucap Mi Sun terkejut.

On Shoestring (Complete) Where stories live. Discover now