Vingt-cinq

6 1 0
                                    

"Max, lihat itu!" Mi Sun menunjuk ke salah satu arah dengan kegirangan.

Tampak beberapa lumba-lumba sedang melompat bergantian di atas permukaan air. Selama hidup Mi Sun baru kali melihat lumba-lumba langsung di laut lepas. Biasanya ia hanya bisa menikmati aksi lucu mamalia laut yang terkenal dengan kecerdasannya itu di taman hiburan. Mi Sun dengan semangat mengabadikan momen langka yang mungkin tidak akan terulang lagi.

Selain menikmati keindahan laut dari pinggir pantai, wisatawan yang berkunjung ke Le Lavandou bisa menikmati berbagai macam aktivitas laut lain seperti scuba dan snorkeling, melihat lumba-lumba dan paus, atau sekedar menaiki speed boat mengelilingi tepi Laut Balearik.

Maximillian mengajak Mi Sun untuk menikmati aktivitas yang sering ia lakukan ketika berkunjung ke Le Lavandou. Ia ingin membagi keseruan menjelajahi lautan lepas dengan Mi Sun. Sang primadona kembali ke dalam lautan setelah puas unjuk gigi. Kapal yang membawa Maximillian dan rombangan mulai bergerak menuju tempat selanjutnya. Tempat dimana mereka akan melakukan snorkeling. Maximilliam memilih snorkeling karena tidak membutuhkan sertifikat khusus untuk melakukannya. Terbatasnya waktu tidak memungkinkan untuk mendapatkan sertifikat bagi Mi Sun untuk melakukan scuba diving. 

Kapal yang mereka tumpangi perlahan berhenti, menurunkan jangkar untuk membuatnya stabil. Instruktur mulai memberikan arahan apa yang harus di lakukan para peserta tour  sebelum masuk ke dalam air. Beberapa hal yang tidak boleh dilakukan dijelaskan dengan detail agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Usai memberikan penjelasan, setiap peserta dibagikan peralatan snorkeling. Ada Snoker dan masker, menjadi peralatan wajib yang dipakai. Selain itu peserta juga mendapat sepatu katak dan jaket pelampung bagi peserta yang tidak bisa berenang.

Mi Sun mulai melepas outer yang ia kenakan untuk menutupi baju renang miliknya. Baju renang yang ia kira tidak akan terpakai akhirnya bisa ia pakai hari ini. Maximillian sigap membantu Mi Sun mengenakan alat menyelam. Satu persatu peserta tour turun dari kapal masuk ke dalam air. Teriknya matahari membuat suhu air laut hangat, sangat cocok untuk berenang lama.

"Are you oke?" tanya Maximillian memastikan keadaan Mi Sun.

"Wonderful," ucap Mi Sun antusias.

Instruktur memberikan arahan untuk memulai penyelaman. Setiap peserta diberi kebebasan namun tetap tidak dalam jangkaun. Mi Sun mulai menyelam, di sampingnya ada Maximillian yang mengawal. Keindahan biota laut membuat Mi Sun terpesona. Berbagai macam ikan kecil beraneka warna berenang ke sana kemari diantara terumbu karang. Maximillian memberi kode pada Mi Sun untuk mengikutinya. Terlihat banyak ikan badut berkumpul di satu tempat. Ada yang bersembunyi diantara anemon laut, ada pula yang berenang bebas di atasnya. Maximillian dan Mi Sun berenang sangat perlahan agar ikan-ikan tersebut tidak takut. Mi Sun menjulurkan tangan mencoba menyentuh salah satu dari mereka. Sepertinya ikan-ikan disini sudah sangat familiar dengan keberadaan manusia. Beberapa dari mereka bahkan berenang mendekati Mi Sun.

Instruktur memberikan aba-aba untuk kembali ke permukaan. Waktu yang diberikan tidak terasa sudah mereka habiskan untuk mengelilingi seluruh spot. Maximillian membantu Mi Sun untuk berenang kembali ke kapal mereka. Wajah-wajah puas tampak diantara peserta yang mengikuti tour kali ini, tidak terkecuali Mi Sun. Meski kulitnya tampak kemerahan dan keriput karena terlalu lama berada di dalam air laut Mi Sun tidak terusik sama sekali. Maximillian memberikan sebotol air pada Mi Sun usai melepas seluruh peralatan. Wanita itu menegak habis seluruh botol tidak bersisa.

"Lagi?" tawar Maximillian melihat Mi Sun yang tampak kehausan.

"Tidak terima kasih. Ini sudah cukup," tolak Mi Sun.

"Semua sudah kembali ke kapal?" suara instruktur mengalihkan perhatian Maximillian.

Semua orang melihat satu sama lain dan mengiyakan saat dirasa semua sudah kembali. Pengemudi kapal menghidupkan kapal dan mulai mengemudikan kapal kembali menuju pelabuhan. Maximillian menyerahkan outer Mi Sun untuk wanita itu kenakan kembali. Ia sedikit risih saat beberapa orang melirik Mi Sun tertarik.

"Pakailah, kulitmu mulai terbakar," ujar Maximillian saat Mi Sun tampak bingung mengapa pria itu memberikan outernya.

"Baju renangku belum kering, nanti basah," sahut Mi Sun.

"Pakailah! Anginnya cukup kencang, nanti akan kering sendiri," perintah Maximillian.

Mi Sun mengalah, ia memakai kain tipis panjang itu untuk menutupi baju renangnya. Maximillian gemas, ia menyatukan kedua bagian outer yang Mi Sun biarkan terbuka. Mi Sun memicingkan kedua matanya, menatap Maximillian heran.

"Kau bisa masuk angin jika tetap membiarkannya terbuka," imbuh Maximillian.

Mi Sun tertawa mendengar alasan tidak masuk akal Maximillian, tetapi ia tidak memprotes.

"Terima kasih sudah menyiapkan pengalaman yang sangat menakjubkan ini," ucap Mi Sun.

"Your welcome. Kau suka?"

"Sangat. Kukira baju renang ini akan sia-sia masuk koper," canda Mi Sun, "Ternyata aku masih sempat kukenakan sebelum ia kembali lagi ke korea," tambahnya.

"Apa perlu kita memesan tour lain?"

"Tidak Max. Ini sudah cukup," tolak Mi Sun keras, "Bagaimana kau bisa mendapatkan ide seperti ini?"

"Pantai menjadi salah satu liburan akhir pekan yang sering kulakukan dulu. Dan menyelam pun menjadi agenda yang tidak pernah tertinggal saat ke pantai. Kukira akan sangat menyenangkan menikmati keindahan bawah laut bersama seseorang," jelas Maximillian.

"Kau suka pergi sendirian?"

"Aku hanya menyelam sendirian. Mereka hanya suka berlayar dan melihat lumba-lumba."

"Mereka?" tanya Mi Su lagi.

"Yup. Ibuku, dia dan putranya sangat suka ke sini. Hampir setiap bulan kami pergi berlibur ke sini satu dua hari sebelum kembali ke rutinitas," papar Maximillian.

Raut wajah Mi Sun sontak berubah, tidak lama karena Mi Sun memasang senyum untuk menutupi kekecewaan yang muncul di hatinya.

"Pasti putranya sangat senang melihat lumba-lumba," ucap Mi Sun.

"Sama seperti dirimu tadi, berteriak kegirangan."

"Kau menyamakanku dengan anak kecil?" pekik Mi Sun membuat beberapa orang melihat ke arah Mi Sun.

Maximillian tertawa melihat Mi Sun salah tingkah. Mi Sun mencubit paha Maximillian untuk membuatnya berhenti tertawa. Kini semua orang melihat ke arah mereka berdua. Mi Sun tampak semakin malu, menyembunyikan dirinya di belakang tubuh Maximillian. Sedangkan Maximillian sendiri semakin tertawa dengan kelakuan Mi Sun.

"Max, hentikan orang-orang melihat kita," bisik Mi Sun dari belakang tubuh Maximillian.

"Mereka sudah tidak melihat, keluarlah!" perintah Maximillian.

Mi Sun menggerakkan tubuhnya perlahan, mengintip orang-orang disekitarnya. Maximillian benar. Mereka sibuk kegiatan mereka masing-masing.

"Kenapa kau tertawa? Aku jadi malu dilihat oleh mereka," bisik Mi Sun agar orang-orang tidak melihatnya lagi.

"Kau sendiri yang berteriak, hingga mereka melihatmu," kilah Maximillian.

"Karena kau menyamakanku dengan bocah yang bahkan aku tidak tahu."

"Memang nyatanya seperti itu. Kau bahkan berteriak lebih heboh dari pada bocah itu saat melihat lumba-lumba," ejek Maximillian.

Mi Sun memalingkan wajah, cemberut marah pada Maximillian yang mengejeknya.

"Tersenyumlah, aku akan mengajakmu ketempat yang menyenangkan lagi," bujuk Maximillian.

Mi Sun penasaran kemana lagi Maximillian akan mengajaknya.

On Shoestring (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang