Mafia Decision P.1

487 52 0
                                    

*Flashback* oh iya ini arc Akihito yaa

Jam makan malam seperti biasa, kalian menghabiskan waktu bersama. Tentunya dengan beberapa kali mendengarkan perdebatan antara Dazai dan anaknya sendiri, Akihito. Tidak ada hari tanpa pertengkaran di jam makan malam. Anehnya, Atsuko yang melihat itu hanya tersenyum sambil menikmati makanannya (mungkin ia merasa perdebatan ini seperti acara entertaiment di tv). 

Kamu juga sudah terbiasa dan lebih memilih untuk menikmati makananmu sendiri, tetapi tiba-tiba suasana menjadi hening dan membuatmu memperhatikan kedua insan itu. Akihito melihat Dazai dengan serius dan mengambil nafas panjang.

"Otou-san.., aku akan bekerja di Port Mafia 6 bulan lagi," jelas Akihito dengan serius. Kamu dan Dazai hanya bisa saling tatap dengan ekspresi bertanya-tanya. Lagipula ini terlalu mendadak bukan? Akihito yang sangat menjunjung tinggi rasa adil dan kedamaian memilih untuk memasuki dunia mafioso yang gelap.

Mungkin banyak yang belum mengetahuinya, akan tetapi kejadian ini berlangsung saat Akihito sudah berumur 17 tahun dan Atsuko berumur 15 tahun. Mereka semakin mirip dengan kalian berdua. Perilaku, cara bicara, kebiasaan, bahkan talentanya dalam melatih kekuatan masing-masing. 

"Yah~ Aku tidak mau pisah dengan Onii-sama padahal~," ucap Atsuko yang tidak terlalu memperdulikan deklarasi dari kakaknya itu.

"Atsuko," Dazai memanggil nama anak keduanya itu dengan nada memperingatkan untuk tidak bercanda di saat seperti ini. Tentu saja anaknya yang merasa ditegur ayahnya itu memilih untuk diam dan tidak melanjutkan ledekannya.

"Akihito, kau tahu sendiri bekerja di mafia tidak mudah kan? Aku mengatakan ini karena aku memiliki lebih banyak pengalaman di mafia sebelumnya. Kau tidak akan hidup mudah dan akan dikelilingi dengan tindakan kriminalitas. Apa kau tidak masalah dengan hal itu?" ucap Dazai dengan serius. 

Akihito yang mendengar ayahnya yang tiba-tiba serius menjadi sedikit gugup. Bagaimana tidak? Baru kali ini Dazai menatapnya dengan tatapan serius dan dinginnya itu. Kamu terus memperhatikan anakmu dan ayahnya itu. Akihito meremas celananya dan tenggelam pada pikirannya sendiri.

"Akihito, apa kau memiliki alasan sendiri untuk masuk ke Port Mafia?" tanyamu dengan pelan. Namanya juga insting orang tua, kamu tahu bahwa anakmu sedang berpikir keras setelah mendengar ucapan tegas ayahnya itu. Tidak tega melihat wajahnya yang menjadi tegang dan sedikit takut, kamu memilih untuk mencairkan suasana sedikit.

"Saat itu aku berbicara dengan paman.., aku membantunya sedikit pada misinya dalam menggagalkan penyeludupan obat-obatan terlarang. Melihat cara mafia menyelesaikan masalahnya memang terlihat sadis dan tidak manusiawi, akan tetapi aku sadar bahwa paman dan Mori-sensei sangat mencintai kota ini dan mereka memiliki cara masing-masing untuk melindungi kota ini," jelas Akihito. Anak ini memang sering sekali menghabiskan waktu di Port Mafia karena ketertarikannya pada pekerjaan pamannya yang menjadi idolanya sejak kecil.

"Paman menjelaskan banyak hal mengenai Port Mafia dan saat itu Mori-sensei menawarkanku untuk menjadi bawahan paman jika aku bersedia," lanjutnya.

Dazai menghela nafas kasar dan mendecihkan lidahnya, "Makanya aku tidak suka kau terlalu banyak bergaul dengan maniak topi cebol itu."

Kamu terkekeh melihat Dazai dan mengelus kepala anak tertua-mu itu. "Aku tidak masalah jika Akihito memilih untuk masuk mafia, akan tetapi konsekuensinya juga akan sangat besar. Akihito juga pasti akan selalu dalam bahaya, tapi kalau selalu dengan Chuuya-nii aku tidak masalah," ucapmu dengan lembut.

Ya, menjadi mafia bukanlah hal mudah. Apalagi jika sudah ikut campur dengan urusan mafia, semua rekor kejahatanmu akan ditulis di buku hitam dan untuk melenyapkan buku itu akan memakan banyak waktu. Dazai hanya takut jika anaknya menjadi sepertinya dulu dan menjadi manusia tanpa tujuan.

"Hah..., baiklah jika itu pilihanmu. Kalaupun aku menolaknya, kau juga pasti akan terus-terusan mengikuti jalur si cebol itu, kan? Tapi aku masih belum menyetujui hal ini sepenuhnya, mulai besok datanglah ke agensi dan berlatih dengan Kunikida-kun. Dia pasti bisa mengajarimu teknik bela diri yang akan kau butuhkan. Bekerja di mafia tidak hanya menggunakan otak, tetapi kekuatan mu juga harus dilatih secara fisik," jelas Dazai sebelum meninggalkan ruangan dan kembali kekamar kalian.

Mata Akihito berbinar; ia sampai mengucapkan terima kasih berkali-kali ke ayahnya yang ia benci itu. Atsuko juga mulai kembali meledek kakaknya sendiri, tetapi apa yang terjadi tadi sepertinya membuat Akihito menjadi bisa sedikit melihat gambaran baik dari ayahnya itu.

Setelah kedua anakmu kembali kekamarnya masing-masing, kamu memilih untuk mandi dan melihat keadaan Dazai dikamar. Ia berbaring dikasur sambil membalikkan badannya. Sepertinya ia berpura-pura tidur dan sedang memikirkan apa yang menjadi pilihan anaknya itu.

"(First Name), apa kau pikir pilihanku kali ini benar?" tanya Dazai tiba-tiba. Nada suaranya terdengar pelan dan bimbang. Dia juga menolak untuk berbalik badan dan menatapmu langsung.

Kamu berjalan perlahan kearahnya dan duduk dipinggir kasur. Dazai dengan otomatisnya mendekatimu dan menidurkan kepalanya di pahamu. Melihat kelakuan Dazai membuatmu gemas tentunya, kamu mengelus rambutnya perlahan dan menjawab pertanyaan yang sempat ia lontarkan. 

"Pilihanmu tidak salah. Akihito punya jalannya sendiri. Lagipula dia juga bukan anak yang bisa diikat terus dirumah kan? Sama seperti ayahnya yang selalu punya rencananya sendiri," jawabmu dengan diakhiri kekehan kecil.

"Tapi aku tidak mau dia jatuh lebih dalam seperti aku saat itu. Apalagi jika sesuatu terjadi padanya...., aku tidak mau kehilangan siapa-siapa lagi," Dazai mengeratkan pelukannya di pinggangmu.

"Osamu, kalau terjadi apa-apa dengan Akihito, aku yakin kau akan menjadi orang pertama yang menyelamatkannya. Seperti saat kau menolongku dulu, iyakan?" kamu membalikkan badannya lalu memegang kedua pipinya dengan tanganmu.

"Dia bukan anak lemah yang bisa dikalahkan begitu saja, bahkan Mori-san saja mengakui kekuatannya. Terlebih lagii.. dia anak Dazai Osamu, kan?" jelasmu. Kamu mengecup bibirnya lalu memberikan senyum hangat. Memberikannya isyarat untuk percaya pada dirinya, keputusannya dan anaknya sendiri.

"Dan dia juga anak dari (Full Name)~ Istriku yang paling manis, kuat, dan no.1!!" dia menerjangmu ke kasur dan memelukmu dengan erat. Akhirnya malam ini kalian habiskan dengan bernostalgia saat kalian bertemu, bertengkar, dan saat kalian mulai jatuh hati pada satu sama lain.

HIYAAA ini chapter isinya flashback semuaaaa!!!! next chapter baru kita bahas hidupnya akihito di mafia, Dazai yang suka ikut campur, Chuuya yang repot sama keponakannya, sama atsuko yang udah kerja ngebantu ranpo!!

Tumben kan apdet cepet hahahaha ini lagi libur kuliah aja makanya ada waktu ehe~

Tunggu next chapternya lagi yessss!!!

My Name (Dazai X Reader )Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ