Kehilangan

3.9K 516 126
                                    

Dazai berjalan kembali ke agensi dengan raut wajah kusut bagaikan benang sulam. Dia tidak bersinergi hingga membuat partnernya, Kunikida, merasa khawatir. Tetapi lelaki itu sudah mengetahui penyebab dari hal tersebut. Dazai merasa kehilangan. Dia sadar bahwa Dazai sebenarnya tidak menginginkan kepergianmu.

Jujur, Kunikida ingin menyemangatinya, tetapi dia memilih untuk diam ketimbang memperburuk keadaan. Dazai duduk ditempatnya dan mengambil headphone miliknya.

"Kunikida-kun," Dazai akhirnya mulai bicara

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kunikida-kun," Dazai akhirnya mulai bicara. "Ada apa ?" balas Kunikida. Dazai melihat Kunikida sejenak dan menghela nafas pendek. Kunikida menaikan sebelah alisnya-- bingung. "(First Name) akan kembali berapa tahun lagi ?"

Kunikida membuka buku favoritenya yang bertuliskan "Idealisme" dicover bukunya. "2 tahun lebih mungkin," ucap Kunikida. Dazai hanya menghela nafas panjang kali ini lalu dia keluar dari agensi.

"Dazai-san, kau mau ke----," Atsushi hendak bertanya kemana ia akan pergi, tetapi dihentikan oleh Kunikida. "Berikan dia waktu. Dia membutuhkan waktu untuk menyadari bahwa dia merasa kehilangan," jelas Kunikida. Dengan raut wajah yang cukup kecewa Atsushi kembali ke meja kerjanya.

Dazai kini menyusuri jalan raya yang tengah ramai. Dia berjalan tanpa tujuan dan sudah beberapa kali menabrak orang-orang. Dia akhirnya tersadar kalau dia berada dipinggir sungai. Dia duduk sembari memandangi tenggelamnya matahari di ufuk barat. Dia melempar batu kesungai beberapa kali.

"Kenapa rasanya aneh ya ? Padahal aku yang bilang akan bahagia jika dia tidak ada, tapi kenapa rasanya sakit ?" gumam Dazai yang sedari tadi masih melempar batu. Tiba-tiba saja dia merasa ada yang mengalir di wajahnya. Dia memegang pipinya dan dia terdiam.

"Air mata ? Aku menangis hanya karena seorang perempuan ? Memalukan !" Dazai menggerutu selagi menghapus air matanya yang tak henti-hentinya mengalir. Dia kesal, marah, sedih. Semua emosi itu bercampur sampai dia tidak dapat menjelaskannya.

Ketika matahari bersembunyi dan kehilangan sinarnya, Dazai berjalan kembali ke apartemennya. Dia bukannya kembali ke kamarnya melainkan dia datang ke kamar milikmu. Dia membukanya dengan kawat kecil disakunya.

Lampu dinyalakan dan terlihat warna cat pastel kamar yang lembut. Dazai melepaskan sepatunya dan menelusuri ruangan satu per satu. Matanya terpaku pada meja kerja milikmu. Di atas meja tersebut terdapat sebuah surat kecil. Tertera nama Dazai disurat itu, tanpa melakukan hal aneh lagi Dazai duduk disamping meja dan membaca surat tersebut.


Untuk : Dazai-san.

Aku yakin kau akan memasuki ruanganku tanpa izin saat aku menghilang. Tapi aku tidak masalah dengan hal itu. Maaf, aku bukannya bermaksud untuk meningalkanmu tanla kabar tapi aku tidak bisa membebanimu lagi. Aku tidak ingin membuatmu dalam bahaya hanya karena beberapa organisasi yang mengincar nyawaku.

Dazai-san, 2 tahun lagi. Aku akan kembali padamu 2 tahun kedepan dan kuharap saat aku kembali, aku dapat melihatmu menemukan kebahagiaanmu dengan orang yang kau cintai. Aku tahu bahwa aku tidak layak disisimu tapi aku selalu mengharapkan yang terbaik untukmu.

Salam hangat, (Full Name).


Dazai yang membaca surat itu-- tak bergeming beberapa menit. Dia menyadari bahwa sudah banyak kertas berserakan disekitar mejamu yang isinya adalah surat yang gagal. Dazai benar-benar tak tahu harus berbuat apa lagi. Dia sadar bahwa surat yang tadi dia baca sedikit kasar dan dia yakin itu adalah bekas air mata karena berpola bercak.

Dazai memasukan surat itu kedalam sakunya dan dia mengistirahatkan badannya dikasurmu. Matanya dikedipkan beberapa kali dan dia menghela nafas agak panjang. Entah sudah berapa ribu kali dia menghela nafasnya hari ini.

Dia memandang langit-langit kamarmu, "Mencari kebahagiaanku ? Bagaimana aku bisa menemukannya kalau aku baru saja menyadari kebahagiaanku selama ini pergi meninggalkanku ? Cepatlah kembali padaku, (First Name). Aku janji tidak akan melakukan hal bodoh kepadamu, maafkan aku," gumamnya. Kini beberapa air mata mulai kembali mengalir dari mata hazelnya itu.

Dia menahan isakannya karena tidak ingin didengar oleh anggota lain yang mungkin saja sudah kembali ke kamarnya.

Dia akhirnya tertidur dikasurmu hingga menjelang pagi.

~~~~~~~~~~~~~~~~~

'Aku tertidur ?' batin Dazai. Kini seluruh ruangan telah disinari oleh mentari pagi melalui sela-sela ruangan. Dazai bangun dan merapikan kasurmu. Dia berjalan keluar. Di ambang pintu langkahnya terhenti, dia melihat ruanganmu sekali lagi. "Ittekimasu, (First Name)," ucap Dazai.

Setelahnya dia mengunci pintumu dan berjalan ke agensi. Dazai menghela nafas panjang sebelum membuka pintu itu. Dia meyakinkan dirinya untuk berjalan walau tak ada dirimu sekarang.

"Ohayou, minna-san~~~~," ucapnya dengan nada khasnya. Semua orang yang menyadari bahwa keadaan Dazai membaik hanya bisa tersenyum sembari membalas sapaannya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~

Kini 5 bulan telah berlalu. Kegiatan di agensi dan Port Mafia berlangsung seperti biasanya.

(Cepet banget yak. Padahal baru pergi eh- 5 bukan dah lewat. Efek UN jadi sedeng nih 😂. #slap)

Ditempat lain, kini kamu bersama Helios baru saja sampai di Miyagi. Kalian berjalan menyusuri kota dan sesekali menanyakan tentang organisasi Apollo.
I

nformasi yang kalian dapatkan sangatlah sedikit. Mengapa ? Karena ada beberapa orang yang terlihat ketakutan saat mendengar kata Apollo.

Kamu sekarang berada dipergudangan district 15. Tempat ini tak berpenghuni. Ada informan yang mengatakan bahwa dulu Apollo pernah membuat pergudangan ini sebagai markasnya.

"Tempat ini kotor !" sedari tadi Helios tak henti-hentinya menggerutu. Kamu hanya dapat tertawa pasrah mendengar ocehannya. Hingga tiba tiba Helios tak sengaja memecahkan botol kecil. Cairan merah keluar dari botol itu. Kamu berjongkok untuk melihat cairan apa itu, perasaanmu memburuk.

Kamu menaruh batu diatas cairan itu dan batu itu hangus. "Cairan apa itu ?" tanya Helios yang sekarang berada disampingmu. Kamu menggelengkan kepala pelan.

"Helios, coba minum cairan ini !" godamu.

"HAH ?! KAU MAU MEMBUNUHKU ATAU APA ?! LIHAT SAJA BATU ITU SAMPAI HANGUS !"

"Hahahaha, aku hanya bercanda. Mana mungkin aku akan membunuhmu. Tapi kalau melihatmu tersiksa mungkin akan membuatku senang," ledekmu. Helios yang geram langsung saja mencubit kedua pipimu agak kencang.

"Helios, aku ingin kembali ke Yokohama."

"Hah ? Baru saja kau meninggalkan tempat itu selama 5 bulan. Apa kau merindukan Dazai Osamu ?"

"Sedikit. Tapi bukan itu !" mukamu sedikit memerah. "Aku ingin menjumpai teman lamaku disana. Aku sudah lama tidak melihatnya."

"Ya sudah. Tapi kita disana hanya untuk sehari. Aku sudah mulai mengetahui informasinya sedikit."

Kamu mengangguk dan mengambil cairan itu kedalam botol kecil. Anehnya botol itu tidak rusak dan kamu berpikir bahwa kemungkinan besar cairan itu berupa racun.

Guyss !! Fanfic ini sesuai dengan yang Len bilang masih agak panjang jadi nanti kalau udh selesai Len yakin kalian bakal statisfied kok !!!

Dan coba kalian tebak siapa teman lama reader disini !!!!!!!! Jawab dicomment ya !!!

Don't forget to vote comment and follow yaa !!!!

My Name (Dazai X Reader )Where stories live. Discover now