Siapakah dia bagiku ?

3.9K 545 80
                                    

Jam menunjukan pukul 8 dan semua orang sudah mulai beraktivitas. Kunikida sudah mengetik laporan-laporan dibantu oleh Tanizaki, Ranpo bersantai sembari menyantap manisannya, Atsushi dan Kyouka mencari beberapa misi baru.

Dazai ? Kini dia tengah bingung karena semenjak tadi pagi dia tidak merasakan kehadiranmu. Dia memanggil Kunikida dengan malasnya, "Kunikida-kun~~~~."

"Kau berisik. Lakukan pekerjaan lain !" bentaknya. Dazai mengembungkan kedua pipinya lalu dia bertanya, "Kunikida-kun, dari tadi aku tidak melihat (First Name). Apa dia bolos kerja ?"

Semua orang menghentikan pekerjaannya dan langsung menatap Dazai heran. "Eh ? Ada apa ?"

"Dazai-san, apa kau benar-benar tidak tahu ?" tanya Atsushi bingung. Dazai menggeleng beberapa kali. Kunikida sedikit ragu, "Kau serius ?"

"Memangnya kenapa ?" tanya Dazai. Semua orang menghindari tatapan Dazai seketika-- membuat Dazai semakin tidak nyaman.

"(First Name), dia pergi kekota lain meninggalkan Yokohama. Sacchou bilang dia akan kembali dalam jangka 2 tahun. Kemarin dia juga sudah mengirim pesan kepada kami semua," jelas Kunikida.

Dazai merasa seperti ditekan oleh beban yang sangat berat. Dadanya sesak-- tak percaya dengan apa yang dikatakan partner kerjanya itu.

"Kau bercanda kan ? Dia tidak memberitahuku apapun ?!" tanya Dazai dengan sedikit meninggikan nadanya. Kunikida menggeleng kepalanya pelan. Sontak Dazai mengingat mengapa kamu bertindak aneh kemarin. Dazai mendecihkan lidahnya, "Kenapa kau tidak memberitahuku ?" gumamnya.

Dazai merogoh sakunya dan memegang liontin violet itu. 'Aku belum sempat memberikannya,' batin Dazai. Dengan perasaan yang sangat kecewa, Dazai berjalan keluar agensi. Tidak ada yang menghentikannya karena semua menyadari bahwa Dazai butuh waktu sendiri. Bahkan Dazai sendiri tidak mengerti mengapa dia begitu kecewa dan sesak seperti ini.

Dazai berjalan tanpa tujuan. Sudah sekitar 1 jam dia berkeliling dan kini dia berada didepan makam sahabat karibnya itu, Odasaku. Dia duduk didepan batu nisan dan menundukkan kepalanya sesaat.

"Apa yang terjadi padaku, Odasaku ? Kenapa kau menyuruhnya untuk menjadi temanku dan selalu menemaniku menggantikanmu ? Apa yang kau harapkan darinya ? Dan sekarang lihat, aku menjadi seperti ini karenanya. Aku membencinya tapi kenapa harus seperti ini ?"

Suara rintikan hujan mulai terdengar perlahan. Air hujan mengguyuri seluruh tempat itu bersama dengan mendungnya hati Dazai saat ini. Ingin rasanya dia menangis-- entah mengapa.

Dia menutup matanya, mengistirahatkan badannya didekat pohon rindang. Dalam hitungan detik diapun terlelap.

~~~~~~~~~~~~~~~

Kamu berjalan menyusuri koridor digedung berlantai 30 itu. Setelah mengetuk pintu, kamu memasuki ruangan tersebut.

"Aku tak menyangka kau akan memanggilku kesini, Mori-san," ucapmu ramah. Koper perlengkapanmu yang kamu bawa diletakkan disampingmu. Laki-laki itu tertawa kecil, "Setidaknya aku ingin melihatmu untuk terakhir kalinya. Aku tahu kau akan pergi dari kota ini selama 2 tahun bukan ?"

"Kau mengetahui segalanya, aku benci itu," ucapmu disertai seringai diwajahmu.

"Kau berubah. Kau yang dulu tidak berperasaan bagai es sekarang berubah menjadi bunga yang baru saja mekar. Apa ini semua karena Dazai-kun ?"

"Mungkin dan langsung saja ke topiknya.
Apa yang kau mau ?"

Mori Ougai, pemimpin Port Mafia itu menutup segala celah hingga tempat ini diselimuti kegelapan. Sebuah proyektor menyala dan menampilkan gambar pesawat jet berkodekan 1016.

My Name (Dazai X Reader )Where stories live. Discover now