Your Weakness

5K 686 172
                                    

Kamu berencana untuk kembali ke agensi akan tetapi kamu tiba-tiba saja mengingat ancaman yang dikatakan Chuuya, "Apa aku harus pergi dari Yokohama lagi ?"

"Untuk apa ?"

Suara familiar terdengar dari belakangmu. Kamu tidak menoleh kearahnya-- terpatung ditempatmu. 'Sial, kenapa dia bisa tiba-tiba ada disini ??!' kutukmu. Dia berjalan mendekatimu lalu duduk disebelahmu, "Kau tega sekali meninggalkanku di agensi dan membiarkan Kunikida-kun menyiksaku." Kamu terkekeh, "Maaf, maaf. Tapi melihatmu yang seperti ini sangat berbeda dari dirimu yang dulu. Aku menyukainya." Dazai terdiam lalu memalingkan wajahnya.

"Apa maksudnya dari perkataanmu tadi ?" Dazai mulai mempertanyakannya padahal kamu sudah berusaha mengalihkan pertanyaan seperti ini. "Tidak. Hanya bergumam saja," jawabmu sembari tertawa paksa. Setelah itu keheningan menyelimuti kalian berdua. Dari kedua pihak tidak ada yang mau memulai pembicaraan sehingga atmosfir kalian menjadi hening seribu bahasa.

"Tadi kau bertemu Chuuya ?" akhirnya Dazai memulai percakapan jika tidak kamu pasti sudah kewalahan mencari topik. "Ya. Dia mengajakku berbincang sendikit," jawabmu pelan. "Oh, ku kira hubungan kalian tidak baik," Dazai melempar batu ke laut. "Dia hanya bercanda saja waktu itu," kamu ikut melempar batu kelaut.

"Aku mulai mengingatmu sedikit."

"Apa maksudnya, Dazai-san ?"

"Dulu saat aku sedang bersama Odasaku dia pernah menceritakan bahwa dia memliki teman wanita di Port Mafia, tetapi dia tidak menyebutkan namamu."

Kamu terkekeh kecil, "Itu benar-benar sifatnya Odasaku."

Saat kalian sedang berbicara berdua saja, tiba-tiba kamu merasakan kehadiran orang lain diujung gudang pelabuhan. Dan tepat sekali, ada orang yang sedang membidik pistol kearah kalian dan siap menembaknya kapan saja. Kamu langsung berdiri dan mendorong Dazai menjauh. Sayangnya peluru itu melukai pipi Dazai sedikit-- lukanya tidak terlalu dalam, tetapi darahnya mulai mengalir.

Saat kamu berdiri kamu tidak sadar bahwa kamu berdiri dipinggiran pembatas laut. Kamu kehilangan keseimbanganmu dan kamu terjatuh. Rasanya dingin dan gelap. Kamu benci hal ini atau bisa dibilang kelemahanmu. Kamu hanya bisa pasrah dan menutup matamu.

Dazai POV

"(First Name) !!" aku langsung memperhatikan sekitar dan orang itu telah menghilang. 'Sial,' umpatku. Aku memperhatikan tempat (First Name) terjatuh, tetapi anehnya dia tidak terlihat.

"Hey, (First Name), sampai kapan kau akan berada didalam laut ? Cepat keluarlah !" ucapku dengan sedikit kencang, tetapi tidak mendapat jawaba sama sekali. "Oi, jangan-jangan ?!" aku langsung melepas coat hazelku dan langsung meloncat kedalam laut.

Syukurlah dia tidak terlalu jauh, aku menariknya dan membawanya ke permukaan. "Hey, sadarlah !" ucapku beberapa kali, tetapi tidak direspon. Aku mulai berenang ke tepian dan membaringkannya ditempat yang sebelumnya kami tempati.

"Hey ! Bangunlah !" aku mengguncang badannya berulang kali berusaha untuk membangunkannya.

Karena panik aku tidak dapat memikirkan cara lain selain 'itu.' Aku mempertemukan bibirku dan miliknya-- memberikan nafas buatan serta menekan dadanya beberapa kali. Tak lama kemudian (First Name) mulai menggerakan tangannya-- terbatuk beberapa kali dan langsung bangun dari posisi tidurnya.

~~~~~~~~~~~~

Reader POV

Kamu merasa bahwa kamu sudah dapat bernafas kembali. Kamu terbatuk beberapa kali dan bangun dari posisi tidurmu- panik. Wajahmu menabrak sesuatu yang empuk dihadapanmu, wangi khasnya menenangkanmu. Kamu memegang pakaian orang itu sembari mengatur nafasmu.

My Name (Dazai X Reader )Where stories live. Discover now