Medan Perang

3.7K 445 193
                                    

"(First Name) !!!!!" suara keras terdengar dari luar jendela agensi. Kamu yang penasaran langsung saja membuka jendela itu. Tiba-tiba seorang laki-laki langsung berjongkok dibatasan jendela dengan nafas yang masih terengah-engah.

"H-Helios ?! Ada apa ?! Kenapa kau penuh luka seperti ini ?!" kamu menjadi panik saat melihat darah segar yang mengalir dari seluruh badannya.

"Ga...watt.....," Heliospun tumbang dan tak sadarkan diri. Helios terjatuh tepat didadamu dan kamu segera menangkapnya. Kamu menjadi semakin panik dan untung saja ada Dazai diagensi sehingga dia bisa membantumu membawa Helios ke ruang kesehatan.

"Jangan sampai ada orang lain yang menyentuhmu lagi, (First Name). Terumata Si Bocil ini !" gerutu Dazai. Kamu tertawa pelan menanggapi ocehannya. Mungkin saja Dazai cemburu karena tadi melihat Helios yang jatuh didadamu dan kau bahkan sempat memeluknya sesaat.

"Dazai, (First Name), aku sudah mengobati lukanya. Kita hanya perlu tunggu sampai dia sadarkan diri saja. Kurasa sekitar 2 sampai 3 jam lagi dia sudah siuman," ujar Yosano.

Entah kenapa ada sesuatu yang janggal karena kalian tidak mendengar suara-suara aneh berasal dari ruang kesehatan. Apa Yosano sudah tobat ?

"Um, Yosano-sensei, kenapa tadi sepertinya sangat hening didalam ?" tanya Dazai polos. Kamu sudah berkeringat dingin dan berjalan mundur perlahan kebelakang Dazai.

"Jadi sebenarnya barang-barangku sudah cukup tumpul sehingga aku harus membeli yang baru," jawab Yosano dengan nada yang kesal. Kamu dan Dazai hanya saling berbalas senyum, bagai terdapat makna yang tersirat.

Tanpa basa-basi lagi, Dazai menarik tanganmu dan pergi meninggalkan agensi. "Jadi kita mau kemana sekarang ?" tanya Dazai. Kamu berpikir sejenak sembari memainkan tanganmu, "Aku harusnya mencari informasi lebih dari orang-orang mengenai gedung itu dan markas---," Dazai membekap mulutmu dengan tangannya. Dia menggelengkan kepalanya dan melihatmu pasrah.

"Kau selalu memikirkan pekerjaan ! Jangan seperti Kunikida-kun yang gila kerja itu ! Sesekali kita habiskan waktu 2 jam ini bersama, ya~~," Dazai langsung saja berlari dan menarikmu untuk mengikutinya.

"Kita jalan-jalan dulu ya~~~," Dazai memberikan wink kepadamu. Mukamu menjadi merah padam dan hanya dapat mengikutinya.

Kalian makan siang di restoran yang tidak terlalu mewah, tetapi makanannya lumayan enak. Dazai beberapa kali melihatmu memakan makananmu-- membuatmu merasa tidak enak. Kamu menyendokkan makananmu lalu melihat Dazai. "Dazai-san m-mau ?" tanyamu gugup.

Senyuman khas-nya keluar dan dia mendekatkan wajahnya kedekatmu lalu membuka mulutnya. Kamu perlahan menyuapinya dan dia langsung melahapnya.

"Bagaimana ?" tanyamu. "Enak ! Apa ini ?" dia bertanya kembali.

"Ini (Fav Food). Mau lagi ?"

"He~~~~ ini indirect kiss kan kalau dilihat-lihat lagi," godanya. Mukamu memerah dan langsung memasukan makananmu sesuap kemulutnya. 'Wah, gak kuat kalau gini terus,' batinmu.

Setelah makan kamu langsung kembali ke agensi karena Yosano baru saja menelfonmu dan mengatakan bahwa Helios sudah siuman. Kamu mendobrak pintu dengan kencang dan memanggil nama orang itu.

Kini orang itu tengah menikmati ocha sambil berbincang dengan Yosano. "(First Name) ? Pintunya nanti kebelah dua lho. Jangan kencang-kencang," ledek Helios. Kamu bingung sekali. Bagaimana seseorang yang berada diambang kematiannya bisa sesantai ini.

"Helios, apa yang terjadi ? Tadi sebelum kau benar-benar tak sadarkan diri kau bilang ada yang gawat," kamu mengambil kursi untuk duduk disebelahnya.

"(First Name), maafkan aku tapi sepertinya pertempuran ini akan berlangsung lebih cepat dari yang kita pikirkan."

My Name (Dazai X Reader )Where stories live. Discover now