Masa Akhir

4.1K 553 148
                                    

Kamu sampai di district pertokoan. Tempat itu masih dipenuhi oleh pengunjung dan sangat ramai. Kamu tidak bisa membuat mereka panik dengan mengatakan bahwa nyawa mereka dalam bahaya jadi kamu lebih memilih berkeliling selagi mencari petunjuk tentang keberadaan Apollo.

Tiba-tiba saat kamu berada dipusat tempat itu, terdengar suara nyaring. Kamu mengenal suara ini, bom waktu. Kamu semakin terdesak dan takut jika kamu akan terlambat. Selagi memperhatikan sekitar, kamu memejamkan matamu dan mempertajam pendengaranmu. Instict mu mengatakan bahwa bom itu tidak terletak jauh dari sini.

Kamu berjalan kedepan beberapa langkah hingga kamu melihat sebuah pohon yang tidak terlalu tinggi. Berpedoman pada instictmu, kamu menggali tanah disekitar pohon tersebut. Suara nyaring itu semakin jelas, kamu menggalinya dengan perlahan dan berhati-hati. Tak lama, wujud bom itu mulai terlihat. Bom itu menghitung mundur, 5.30 dan terus berkurang. Untung saja disekitarmu tidak ramai sehingga tidak akan menimbulkan kerusuhan.

Kamu berusaha mencari kabel merah untuk memutuskan bom itu, tetapi sepertinya bom waktu ini diatur oleh seseorang dari kejauhan. Jika ingin mematikan bom ini, kamu harus mencari pelakunya.

Kamu sudah tak memiliki pilihan selain berlari membawa bom itu menjauh dari keramaian. Kamu membawa bom itu dan berlari sekencang mungkin. Tempat itu terlalu sesak dan penuh sehingga kamu sulit untuk menjauh.

"Semuanya minggir !" teriakmu, tetapi tidak dihiraukan. Kamu hampir putus asa menyadari keadaanmu hingga saat kamu menengok kearah bom yang kamu bawa.

2.00, sisa waktu sebelum bom itu akan meledak. Kamu tidak ada cara lain, kamu menyelip dan bahkan berlari tergesa-gesa. Semua berakhir dengan tidak baik, beberapa orang menjegatmu dari depan. Kamu tidak mungkin merubah district ini menjadi lautan darah karena kekuatanmu.

Mereka menghalangi jalanmu, sedangkan waktumu tersisa 30 detik. Kamu menggunakan kekuatanmu untuk menyingkirkan mereka semua. Saat kamu berlari kamu malah tertabrak oleh Dazai.

5 detik.

Kamu mendorong Dazai menjauhimu. Dazai memanggil namamu.

'Kumohon biarkan aku menyelamatkan semua orang,' umpatmu sembari memeluk bom itu.

Dazai POV

Aku tak bisa menyelamatkannya. Dia akan mati. Aku berlari kearahnya selagi berharap, 'Kumohon jangan biarkan dia mati didepanku saat ini,' batinku.

















(Back To Normal POV)

Beberapa detik berlalu dan tidak ada yang terjadi. Semuanya bagaikan mimpi. Kamu membuka matamu dan melihat waktu pada bom itu berhenti dengan sendirinya. Dazai mendekatimu lalu dia duduk disebelahmu, "Apa yang terjadi ?"

Kamu menggeleng pelan. Perhatianmu sekarang menuju pada cahaya violet yang ada pada kantung Dazai. Dia merogoh sakunya dan liontin itu bercahaya. Kalian berdua saling membalas tatap.

"Apa jangan-jangan karena liontin ini ?" ucap Dazai.

"Dazai-san, tadi aku berharap agar aku dapat menyelamatkan semua orang disini. Apa jangan-jangan kau mengharapkan hal yang sama ?"

"Aku berharap agar kau---, um, ya, aku juga."

"Jadi ini hadiah yang Gaby berikan, ketika kita membuat permohonan yang sangat kita inginkan maka liontin ini akan bereaksi," kamu sudah mulai mengerti mengapa Gaby bilang hadiah miliknya sangatlah unik.

Dazai memelukmu erat dan memarahimu karena tiba-tiba saja berlari keluar dan melakukan hal ceroboh.

"Aku kira akan terjadi hal buruk padamu," ucapnya selagi melihat tepat dimanik (e/c) dengan penuh perhatian. Dia mengistirahatkan kepalanya dibahumu.
Kamu terkekeh pelan. Kunikida dan Atsushi baru saja menemukan kalian, mereka menanyakan apa yang terjadi dan kamu menjelaskan semuanya. Tiba-tiba kamu kembali merasakan presence yang cukup mencengkam, kamu memperhatikan sekitar dan seseorang berdiri diujung district.

My Name (Dazai X Reader )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang