Mengawasimu

6.5K 889 241
                                    

Kamu keluar dari ruangan itu dan kembali ketempat semua orang berkumpul. Kamu melihat Atsushi yang sudah kembali dari perawatan Yosano. Tiba-tiba saja Sacchou memasuki ruangan-- memanggil Ranpo, Kunikida, dan Dazai keruangannya.

"Kunikida, Ranpo, Dazai, kalian bertiga ikut aku," mereka yang merasa terpanggil segera mengikuti Sacchou dari belakang. "Ada apa ya?" tanya Kenji. Kyouka melihat kearah Atsushi dan dia mengangkat kedua bahunya menandakan ketidak tahuannya.

"Oh iya, (Last Name)-san, saat itu aku melihat kekuatanmu tetapi tidak terlalu jelas. Bisakah kau menceritakan sedikit tentang kekuatanmu?" Atsushi bertanya kepadamu dengan penuh semangat. Kamu menggaruk pipimu yang sebenarnya tidak gatal lalu tersenyum tipis.

"Kekuatanku tidak hebat kok. Lagipula aku agak tidak menyukai kekuatan ini, kekuatan ini sebenarnya tidak pernah kugunakan untuk menyelamatkan nyawa seseorang dan kadang aku bisa lepas kendali. Kekuatanku sangat berbahaya," jelasmu kepada mereka-- membuat keheningan mengisi ruangan itu.

"Heh, aku tidak menyangka hal itu," ujar Yosano yang mendengarnya. Atsushi sedikit kaget mendengar itu lalu dia bertanya kembali, "Kekuatan (Last Name)-san dibilang apa?" dia menelan ludah paksa.

"Kekuatanku adalah 'The Killing Words.' Kekuatan ini membuatku dapat menyerang orang yang kusentuh hanya dengan mengucapkan kata-kata tertentu," ada sedikit jeda saat kamu menjelaskan tentang kekuatanmu disaat itu juga semua orang tidak berani berkata apapun. Kamu merasa bahwa ini salahmu sehingga atmosfir diruangan itu memburuk.

"Aku juga tidak menyukai kekuatanku tapi sekarang aku berubah. Jadi kita sama-sama berjuang ya," Kyouka berusaha menyemangatimu dengan ucapannya, kamu mengelus kepalanya pelan lalu menjawab, "Arigatou, Kyouka-chan."

"(First Name)-san! Berapa umurmu?" Kenji tiba-tiba melontarkan pertanyaan tersebut. Kamu menjawabnya langsung, "Aku berumur 19 tahun." Anggota agensi ber-oh ria mendengar jawabanmu. Saat kalian sedang berbincang-bincang, terdengar suara decitan pintu. Ya, ketiga orang itu kembali setelah panggilan dari ketua mereka. "Semuanya, kalian boleh pulang setelah ini. Perintah dari Sacchou," ujar Kunikida.

Yosano merenggangkan badannya lalu langsung keluar dari ruangan. Satu per satu orang mulai keluar dan kembali, sedangkan kamu masih berdiri didepan pintu agensi. Kamu terkejut ketika seseorang menepuk pundakmu, kamu menoleh dan ternyata Dazai berada dibelakangmu. "Kau berhutang padaku tadi. Menggendong Atsushi-kun itu berat jadi kau harus membalas budiku. Belikan aku perban sekarang," perintahnya.

Kamu memiringkan kepalamu bingung lalu mengangguk, "Baiklah, apa aku harus mengantarnya ke kamarmu?" tawarmu. Dazai menghela lalu menyentil dahimu. "Aku kan juga ikut. Aku hanya minta kau membelikannya sambil mengawasimu." Kamu terkekeh kecil, "Baiklah, ayo kalau begitu."

Dazai berjalan mendahuluimu selama perjalanan. Rasanya seperti Dazai adalah tuanmu dan kamu adalah bodyguardnya. Kalian sampai ditempat belanja dan kamu terhenti disatu toko yang menjual banyak topi. Kamu berhenti disana lalu memandangi toko itu sesaat. Dazai yang menyadari bahwa kamu tidak mengikutinya langsung menoleh kebelakang. "Hey, apa yang kau lakukan?" kamu masih saja terdiam disana hingga Dazai harus menghampirimu.

"Apa yang kau lihat sih?" nadanya berubah menjadi sedikit kesal. Kamu sontak kaget mendengarnya, "Ah, maaf. Jika aku melihat topi fancy ini membuatku mengingat seseorang," ucapmu.

"Cih, melihat topi ini membuatku mengingat seseorang yang menyebalkan. Lagipula siapa yang kau ingat?"

"Kakak laki-lakiku," jawabmu sambil menundukan kepalamu.

"Ada apa? Apa kau memiliki masalah dengannya?"

"Tidak. Hanya saja aku menjauhinya sejak 4 tahun lalu karena aku tidak mau membebaninya. Dan entah kenapa aku rindu dengannya, hanya dia keluarga yang kupunya," katamu dengan ekspresi yang sedikit murung.

Kamu sadar bahwa Dazai terdiam dan kamu langsung merubah ekspresimu menjadi normal walau terpaksa. "Dazai-san, ayo kita beli perbanmu nanti keburu malam lho!" ajakmu dengan semangatnya. Dazai menghela nafas, "Kau tak bisa kutebak, tetapi terserahlah. Toh, aku juga tidak peduli dengan hubungan keluarganya," gumamnya.

Kalian sampai didepan toko yang menjual alat-alat pengobatan. Kalian masuk dan membeli beberapa gulung perban dan obat lainnya. Tentu saja kamu yang harus membayarnya, uangmu sudah terkuras karena kamu tak menyangka bahwa perban tersebut bisa dibilang agak mahal.

'Wah, aku bisa tidak makan 2 hari kalau begini,' batinmu.

Akhirnya, kalian memilih untuk kembali tetapi Dazai malah memasuki sebuah cafe. Pelayan disana menghampiri kalian, "Anda mau pesan apa, tuan?"

"Ekspresso satu," pesannya. Pelayan itu bertanya kembali kepadamu tetapi kamu menolaknya hingga Dazai memaksamu, "Pesan saja, aku yang bayar." Dengan tatapan tajam yang diberikan Dazai hanya dapat membuatmu terpaksa memilih sesuatu. "Kalau begitu aku pesan Coffe Latte saja," pesanmu pasrah. Pelayan itu tersenyum lalu meninggalkan kalian berdua.

Hening. Satu kata yang mendeskripsikan keadaan kalian saat ini. Dazai melihat keluar jendela dan menghiraukanmu. Pelayan itu kembali membawa pesanan kalian dan tetap saja kalian berdua tidak berkata apa-apa.

"Saat itu kau tidak bisa mengendalikan kekuatanmu. Kau merepotkan."

"Hehe, maafkan aku."

"Lagipula aku masih tidak mengerti bagaimana kau bisa mengenalku," dia sekarang melihatmu sambil bertopang dagu.

"Jangan bilang kau lupa, Dazai-san. Aku adalah salah satu anak buahmu yang bekerja sebagai asassin. Walau kau jarang bertemu denganku. Kita hanya bertemu sekali sih dulu."

"Memang iya ya?" tanyanya malas. Kamu mengangguk pelan. Saat kamu memalingkan wajahmu tiba-tiba saja Dazai sudah menggoda pelayan dicafe itu.

"Wahai gadis manis, maukah kau melakukan bunuh diri ganda bersamaku?" tanyanya menggoda. Tetapi jujur, Dazai cukup memiliki tampang yang lumayan sehinga dapat membuat semua wanita jatuh kepadanya. Pelayan itu sepertinya terkagum dengan parasnya. Agar tidak terjadi kejadian yang memalukan agensi kamu langsung mengambil tindakan.

Kamu menarik Dazai lalu keluar dari cafe itu, "Dazai-san, kau bilang kau membenciku kan ? Tetapi kenapa kau mau menghabiskan malam ini bersamaku?"

Dazai merapikan bajunya setelah kau tarik, "Aku ingin memastikanmu. Mungkin saja kau akan mencelakai agensi suatu saat." 

Kamu tertawa lalu berkata, "Hahahaha, tentu saja tidak. Kau benar-benar tidak mempercayaiku ya?"

"Salah. Aku hanya melihat kesamaan dari dirimu dengan Atsushi-kun jadi untuk memenuhi janjiku dengan Odasaku maka aku akan mengawasimu."

Kamu berjalan kearahnya lalu tersenyum manis, "Kalau begitu aku dalam bimbinganmu ya."

Seketika wajah Dazai memerah, dia menutup mulutnya lalu memalingkan wajahnya, 'Sial. Perasaan apa ini ?' pikirnya yang sambil berusaha menyembunyikan rona merahnya.

Yey update karena baru selesai UAS !! Len besok update lagi jadi stay tune dan jangan lupa voment ya !

My Name (Dazai X Reader )Where stories live. Discover now