Dia

5.1K 743 68
                                    

"(First Name)-san !!!!"

Kamu menutup matamu-- siap merasakan hal buruk yang akan terjadi, tetapi kamu merasa seseorang menarikmu dan kamu merasa...... hangat.

"Tch, kamu benar-benar merepotkan sebagai seorang perempuan," ucap orang itu yang masih membiarkanmu berada didalam dekapannya. "Dazai-san ?" matamu terbelalak saat menyadari bahwa orang yang tak kamu sangka datang menolongmu.

"Dazai-san ? Bagaimana kau bisa ada disini ?" sela Atsushi yang juga terkejut karena kehadiran Dazai yang tiba-tiba. Dazai membiarkanmu berdiri dengan benar lalu mengeluarkan sesuatu dari kantungnya. "Itu ? Walkie Talkie ? Tapi kita kan tidak ada yang mempunyai--," kalimat Atsushi terpotong saat aku meraba bagian leher belakangku.

Dan benar. Aku menemukan sebuah walkie talkie kecil yang tersangkut dileher bajuku. "Jadi saat itu kau sengaja ya, Dazai-san ?" ujar Atsushi. "Ya, begitulah," jawabnya malas.

"Oh, iya. Hirotsu-san, melihatmu menyuruh anak buahmu untuk menyerang seorang perempuan tanpa aba-aba bukan seperti dirimu, ya ?" lanjutnya dengan nada mengejek. Hirotsu mengehela nafas panjang, "Maaf, tapi kami disini bukan untuk berbincang-bincang melainkan untuk mengembalikan (First Name) ke Port Mafia." Kamu merasa jengkel.

Mereka mulai menyerang kalian secara sekaligus dan kamu berusaha menghindar-- sesekali menyerang. Dazai yang terlihat santai dengan mudahnya menjatuhkan musuh hanya dengan gerakan lincahnya dan Atsushi menggunakan kekuatannya sehingga mereka mulai kehabisan tenaga. Selama kalian menghadapi orang-orang dari Port Mafia itu ternyata Hirotsu telah memanggil bantuan.

Situasi kalian sekarang sangatlah buruk, kalian terkepung. "Bagaimana ini, Dazai-san ?" tanyaku. Dazai mulai terlihat serius dan berkata, "Kita kalah jumlah dan pilihan terbaik adalah untuk kabur." Kamu sudah meng-iyakannya, tetapi Atsushi masih saja melawan orang-orang itu. Kamu hendak memanggilnya dan saat itu juga Tachihara telah menusuk dan menghantam Atsushi dengan keras hingga dia tak sadarkan diri.

Tiba-tiba kamu merasakan bahwa darah yang mengalir ditubuhmu memanas, tanganmu bergetar dan ada seseorang yang berkata dibenakmu, "Biarkan aku yang mengurusnya." Seketika semuanya gelap, kamu tidak dapat merasakan apapun.

Dazai POV

Aku merasakan hal yang aneh. Entah kenapa (First Name) tak berkutik, tetapi tangannya bergetar sangat hebat. "Oi--," sebelum aku sempat memanggil namanya tiba-tiba saja dia sudah menghilang. Aku sontak kaget dan melihat bahwa dia sudah berada ditengah-tengah perusuh itu.

Dia tertawa sangat kencang dan rasanya aku bukan melihat dirinya yang sesungguhnya.

"Slaughter," ucapnya. Seketika disekelilingnya menjadi lautan darah. Orang-orang yang berada disekitarnya terluka parah entah serangan dari mana. Tubuh mereka dipenuhi dengan goresan panjang dan dalam. Tempat itu berubah menjadi lokasi pembantaian.

Dia melihat kearahku lalu tersenyum puas.

Aku tak bisa berpikir lebih dari ini. Dia memang terlihat tersenyum, tetapi kenapa matanya menunjukan penderitaan dan kesakitan yang mendalam. Rasanya badanku tak bisa digerakan. Selama hidupku, tidak, saat aku berada di Port Mafia saja aku baru kali ini melihat seseorang yang seperti ini.

Dia tiba-tiba saja menghilang entah kemana. Saat itu aku mendengar suara ringisan dari tempat Atsushi berada dan tepat sesuai dugaanku. Dia berada disana. (First Name) mengangkat Tachihara dengan kedua tangannya, Tachihara bahkan tidak bisa berkutik melawannya. Dia sudah siap menyebutkan kata-kata yang dapat membunuh Tachihara dan dengan secepat mungkin aku menutup matanya dan menariknya kencang.

"Cukup ! Noryoku : Ningen Shikaku ! (人間失格)," aku menggunakan kekuatanku untuk menghentikannya dan cara itu berhasil. Dia langsung kehilangan kesadaran dan Tachihara terjatuh ketanah. Dia terbatuk dan berusaha mengatur nafasnya, "Nee-san, kekuatanmu itu terlalu berbahaya," gumam laki-laki itu. Aku hanya terdiam melihatnya lalu melihat bahwa beberapa luka goresan ditubuh (First Name) telah sembuh secara sempurna.

~~~~~~~~~

Akhirnya para orang-orang dari Port Mafia itu memilih untuk mundur. Mereka mengaku akan kekalahan mereka dan kembali ke markas mereka. Untung saja Atsushi telah sadar dan dia bisa langsung membawamu kembali ke agensi. Atsushi berjalan berdampingan dengan Dazai. Dazai menolak untuk menggendongmu karena dia bilang kalau Dazai tidak menyukaimu.

Sesampainya diagensi Atsushi menidurkanmu diruang kesehatan dan kembali bertemu dengan Dazai.

"Dazai-san, apa yang sebenarnya terjadi saat aku tidak sadar ? Dan kenapa meerka bilang kalau mereka mau mengembalikan (First Name)-san ke Port Mafia ?"

"Yang pertama, itulah wujud asli kekuatan (First Name). Kekuatan yang tidak bisa dikendalikan oleh dirinya sendiri dan jika dia menggunakan kekuatan itu maka dia akan menggunakannya terus hingga dia mati dan untuk jawaban yang kedua aku tidak bisa menjawabnya. Harus dia yang menjawabnya langsung kepadamu," jawab Dazai sambil memakai earphone ditelinganya.

Atsuhi kecewa. Dia meninggalkan ruangan dan menghampiri Kyouka yang tengah menunggunya diluar. Menyadari bahwa Atsushi telah pergi, Dazai segera bangkit dan berjalan menuju kantor Sacchou. Dia mengetuk pintu tiga kali dan dipersilahkan masuk.

"Ada apa, Dazai ?"

"Sacchou, aku punya pertanyaan."

"Hm."

"Hari ini aku kembali mengawasi (First Name) dan ada yang janggal. Ini tentang kekuatannya. Kenapa dia masih bisa saja lepas kembali padahal dia sudah menjadi anggota kita ?"

"Dazai, kekuatanku adalah untuk mengontrol kekuatan anggota di agensi ini, tetapi sayangnya anak itu masih belum bisa menerima kekuatannya sepenuhnya. Penolakan yang kuat akan kekuatannya membuatku tidak dapat berbuat lebih dari ini Harus anak itulah yang menyelesaikan masalah dengan dirinya sendiri."

Dazai terdiam mendegar penjelasan dari Sacchou. Akhirnya dia meminta izin pergi-- dia hendak pulang, tetapi dia berubah pikiran. Dia pergi keruang kesehatan dan duduk disebelahmu.

"Aku bisa saja membunuhmu, tetapi entah kenapa aku tidak sanggup melakukannya," gumamnya yang mengelus rambutmu pelan. Dia memindahkan tangannya dari rambutmu menuju tanganmu. Dia menutup matanya lalu menghela nafas. Akhirnya dia memutuskan akan kembali.

"Uh--," mendengar gumamanmu membuat Dazai segera menoleh dan ternyata kamu hanya menginggau, tetapi kamu sekarang memegang tangannya dengan erat.

"Kau benar-benar gadis yang merepotkan. Padahal aku membencimu tapi kenapa aku selalu mengkhawatirkanmu. Aku benar-benar aneh akhir-akhir ini. Ini bukan sikapku, harusnya aku menanggapi seorang perempuan dengan lembut, tetapi kenapa hanya kau ? Kenapa aku tidak bisa memperlakukanmu dengan biasa saja ? Kau membuatku gila," ucap Dazai.

Dia menghela nafas panjang, "Cepatlah bangun, (First Name)."

My Name (Dazai X Reader )Where stories live. Discover now