Chapter 9

1.8K 138 19
                                    

Happy reading (⁠ʘ⁠ᴗ⁠ʘ⁠✿⁠)







Hari ujian kelulusan telah tiba. Semua murid kelas 12 telah mengerjakan beberapa soal yang akan menentukan lulus atau tidaknya para murid. Beruntung, Eren telah dibantu Levi mengerjakan latihan soal jadi ia tidak kesulitan saat mengerjakannya. Begitupun dengan Levi, si raven itu sama sekali tidak terlihat kesulitan.

Dua jam telah berlalu, ujian berakhir. Para murid berbondong-bondong keluar dari kelas yang semakin lama terasa sesak.

Levi celingak-celinguk mencari Eren. Setelah ketemu, ia segera menghampirinya namun saat ingin melangkah. Seseorang menahan lengannya.

" Zack? " sedetik Levi menyadari jika ia bersentuhan dengannya. Ia segera menarik tangannya atau Eren akan marah padanya lagi.

" Hehehe Levi, jangan pergi dulu. Bagaimana dengan ujian tadi, kau bisa mengerjakannya? " tanya Zack

" Umn, aku bisa mengerjakan semuanya. Kau sendiri? "

Zack berjalan beriringan dengannya menuju tempat dimana Eren berada.

" Woah itu sangat keren! Kalau aku semua jawaban kupasrahkan pada Kami-sama hehe."

Mereka berdua sampai di lobby sekolah. Di sana pria berambut brunette sedang menunggu seorang, bersandar di tembok sembari melihat orang-orang yang berlalu lalang di depannya. Levi segera mendekatinya tak mempedulikan Zack lagi.

" Kenapa tidak menungguku? " tanya Levi

" Maaf, barusan Nifa-san meneleponku." ucap Eren pelan, sejenak ia melirik Zack yang berjalan kemari.

" Kau kemari bersamanya?" lanjutnya

Levi tidak bisa berbohong, jadi ia mengangguk menyetujui. Eren reflek merotasikan matanya setelah mendengarnya.

" Oi Eren tiba-tiba pergi saja, seharusnya kabari dulu Levi kasihan dia sedaritadi mencarimu. " ucap Zack kesal

" Bukan urusanmu, rambut duri."

" Hah?! A-apa kau menyebutku apa! "

" Cih dasar tuli, aku memanggilmu rambut duri."

" Kurang ajar-" aliran listrik seketika muncul di kedua mata lelaki tersebut.

" Kalian berdua cukup. Jangan bertengkar di lobby, lihat satpam sedang mengawasi kita." Levi segera menengahinya atau situasi akan memburuk.

Tiba-tiba ponsel Eren berdering, sang empu segera mengambil ponselnya. Kontak bernama Nifa terpampang di layarnya, ia segera mengangkatnya.

" Moshi-moshi Nifa-san kenapa meneleponku lagi? "

" Eren-kun ada kabar baik untukmu! "

" Apa itu Nifa-san? " Eren beranjak dari bangkunya dan sedikit menjauh.

" Mei-san barusan mengabariku kalau ada yang menawarimu bermain di film romance. "

DEG

" Ber-bermain film..." gumam Eren tak percaya.

Katakan jika Eren tak salah dengar. Dirinya akan bermain film?! Yang artinya satu langkah untuk menjadi aktor terkenal mungkin akan tercapai. Jantung Eren berdebar sangat kencang, ia tak bisa menahan rasa bahagianya.

" Eren-kun, bagaimana kau mau menerima tawarannya apa tidak? "

" Tunggu dulu. Peran apa yang akan kumainkan nanti."

" Bukan peran utama, karena ini kali pertama kau syuting. Jadi kau akan memerankan peran pembantu, apakah itu tak masalah? "

Senyuman lebar terbit di bibirnya, " Tidak masalah Nifa-san. Peran apapun akan aku terima! "

Need You Badly [EreRi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang