Chapter 41

749 45 1
                                    

Happy reading (⁠ノ⁠◕⁠ヮ⁠◕⁠)⁠ノ⁠*⁠.⁠✧







Levi menepuk-nepuk pipinya berulangkali sebelum mengatur raut wajahnya sedatar mungkin. Setelah itu, ia menunggu aba-aba dari staff untuk memulai aktingnya. Semua aktor telah berada di posisi masing-masing, termasuk Eren dengan style-nya yang dibilang seperti gembel tengah bersiap-siap menaiki kapal terbang melalui bantuan Armin.

" Action!"

Begitu aba-aba keluar para aktor segera menjalankan adegannya. Eren membalas uluran tangan sahabat pirangnya menuju ke dalam kapal terbang. Oke, sekarang waktunya Levi terlihat di kamera. Si raven berjalan dengan santai menghadap ke arah Eren, mereka berdua saling menatap dalam. Tapi tiba-tiba—

" Bwahahaha!" Eren tertawa terbahak-bahak di tempat, membuat syuting adegan tersebut gagal dan harus diulang.

Levi merotasikan matanya, " Kenapa kau tertawa Eren, aku tidak mau terus mengulangi adegan ini."

" Hahaha maafkan aku istriku...hahaha wajahmu sangat imut dan lucu." ucapnya seraya tertawa, staff di sekitarnya hanya bisa menghela nafas melihatnya.

Armin menepuk-nepuk bahu Levi supaya tidak tersulut emosi. Si raven menarik nafasnya dalam-dalam sebelum mengubah posisinya di awal seraya melihat sang suami yang tengah mengelap air matanya akibat tertawa lebar.

" Eren, apa kau sudah cukup tenang?" tanya sang sutradara di kursinya.

Eren mengangguk kecil, " Ya ya ya kurasa sudah cukup tenang. Lanjutkan saja... lanjutkan."

" Jangan tertawa lagi." tegur Levi saat menyadari gerak-geriknya. Pria brunette itu mengedipkan matanya kearahnya membuat Levi mendengus geli.

" Baiklah, satu...dua...tiga, action!"

Dan pada akhirnya mereka mulai melakukan syuting dengan lebih serius lagi meskipun terkadang ada adegan yang harus diulang cukup banyak seperti ketika Sasha yang tertembak dan pura-pura mati tapi ditengah syuting dia tiba-tiba terbangun lalu tertawa karena melihat wajah Connie dan Jean yang jelek saat berakting menangis. Banyak adegan yang harus diulang di hari itu sehingga waktu kerja mereka bertambah hingga selesai tepat pukul dua belas malam.

Eren menggendong Levi yang tertidur ala bridal style kemudian membawanya masuk ke dalam mobilnya. Ia melambaikan tangannya pada Armin yang pulang bersama kekasihnya.

" Hati-hati di jalan, Eren!" teriak Armin sebelum memasuki mobilnya bersama Erwin yang juga tersenyum ramah kearahnya.

" Ya! Kalian berdua juga hati-hati, jangan lengah di jalan."

" Oke."

Pandangan Eren beralih ke sang istri, membenarkan sejenak posisi tidurnya agar nyaman lalu mengecup keningnya lama. Tangan kanannya mengelus poni Levi dengan penuh kasih sayang.

" Istriku sangat cantik."

Setelah puas menyaksikan kesempurnaan milik Levi ia segera fokus menyalakan mobil dan mengendarainya dengan kecepatan sedang. Perasaannya gelisah karena seharian penuh dirinya dan Levi bekerja, menyebabkan mereka terpaksa harus meninggalkan Arthur bersama Hitch. Eren cemas jika Arthur merindukan sang ibu.

Setengah jam kemudian akhirnya sampai di rumah. Mobil mewah terparkir rapi di garasi, sang pemilik membuka pintunya lalu berlari ke pintu sebelah untuk menggendong Levi kembali. Eren tidak ingin si raven terbangun dari tidurnya, jadi ia melakukan semuanya secara lembut. Sesampainya depan pintu Hitch terlebih dahulu membuka pintu, membuat Eren terkejut.

" Kau belum tidur?"

" Maaf Eren-sama saya tidak bisa tidur karena Arthur sedaritadi menangis."

" Sekarang dimana dia?" tanya Eren sembari melangkah masuk.

Need You Badly [EreRi]Where stories live. Discover now